13 - The Night (02)

402 30 4
                                    

Si pendek yang terus marah-marah karena kecerobohan si bodoh,
Bagaimana bisa sudah jauh sampai sini, eh mereka berdua tidak bisa menikmati jalan-jalan di malam hari seperti yang lain.

Mark menaruh cangkir berisi coklat panas untuk kesayangannya dan duduk sedikit jauh dari tempat si pendek.
"Masih marah?" tanya Mark perlahan.
"Yah jelas." ucap Perth dengan nada jengkel dan kesal sekali.

"Kapan sih kamu bener itu? Selalu ajah salah dan bikin sebel." si cerewet yang kalau sudah marah susah untuk berhenti dan bakal bikin seorang yang dimarahi nyalinya ciut.

Pasangan yang bucin namun sekali bertengkar lebih heboh dari pasangan menikah.

Mark berjongkok di depan si bocah yang kesal.

"Jangan marah lagi dong, nanti cantiknya ilang loh." ucap Mark yang kini menatap Perth dengan mata rusanya yang menyebalkan, oh ayolah tidak ada yang namanya Mark Siwat itu imut, wajahnya hanya terlihat lembut dari luar, tapi sebenarnya dia tetap si tampan dengan tatap mata dingin yang menakutkan.
"Meski saat marah pun kau tetap terlihat cantik." oh dan salahkan mulut sialnya itu.

"Kenapa kamu bodoh sih phi?" tanya Perth sambil menghela nafas kesal.
Inilah Perth dan hatinya yang mudah luluh, semudah itu memaafkan setelah mengomel panjang kali lebar.

"Iyah maaf yah gara-gara aku semuanya jadi kacau, kamu yang kakinya sakit, kamu yang nggak bisa pergi jalan keluar, kamu yang nggak bisa nikmatin lihat bintang-bintang, dan kamu yang ... " ucapan Mark terhenti kala Perth menarik wajahnya untuk dicium.
Dan inilah yang paling ampuh meredakan emosi, saling mencumbu.

"Aku cuma butuh pelampiasan karena kesal, tidak bermaksud memarahimu habis-habisan." oh inilah yang bagi Mark akan selalu lucu, si harimau yang menciut jadi kucing.
Sudah selalu Mark katakan bahwa Perth si makhluk cantik dan menggemaskan.
Betapa ia beruntung mendapatkan Perth jadi miliknya.

"Maaf yah karena kamu punyanya pacar bodoh kaya aku." ucap Mark yang selalu bisa menyindir Perth secara langsung membuat anak itu menunduk.

Mark duduk disebelahnya lalu mengangkat tubuh si kecil untuk ia dudukkan di pangkuannya.

Perth hanya menunduk tidak mau menatap si pacar bodohnya.
"Kamu tahu nggak seberapa banyak rasa yang kutakutkan jika kamu pergi? Jika kamu nyerah, jika kamu lelah atau jika kamu bosan? Aku pikir memang kadang Tuhan terlalu baik bikin orang yang sesempurna kamu malah jatuh cinta sama yang bodoh kaya aku." Mark mulai membuka perasaannya, oh sangat jarang sepupu Off Jumpol ini mengutarakan isi hatinya.

Dan sekarang si Mark ingin kekasih cantiknya tahu betapa ia insecure.

"Phi kok ngomongnya gitu?" tanya Perth kini baru mendongak menatap pacarnya.
"Hanya mengatakan tentang perasaanku yang selalu aku tutupi, aku selalu bahagia dengan fakta kamu jadi milikku, tapi, aku takut jika kamu nanti pergi dariku." ucap Mark sambil tertawa kecil, menghilangkan rasa gugupnya sendiri.

Perth menggeleng.

"Kalau Phi Mark itu benar-benar bodoh, maka aku si bodoh lain yang jatuh cinta sama Phi. Justru aku yang takut jika nanti Phi bosan sama aku yang tukang marah dan aku yang menyebalkan." see, semua orang punya rasa Percaya diri yang sama.

Banyak ketakutan yang menjelma jadi rasa insecure dalam hati.
Mereka sama saja.
Sama takut ditinggalkan, sama takut jika suatu saat tidak lagi dicinta, sama takut jika suatu saat perasaan mereka tidak lagi sama penting.

Namun, cinta tetaplah cinta.
Dan mereka ingin selamanya saling mencinta.

Lagipula inilah mereka yang apa adanya, jika satunya bodoh, yang lain juga sama bodohnya karena saling mencintai.

"Aku nggak akan ninggalin kamu bayi." ucap Mark kemudian menarik wajah yang lebih muda untuk mendekat sampai bibir mereka saling mencumbu lagi, lebih mesra dan lebih mengikat.

..

"Oh mataku." ucap Gun yang berdiri tidak jauh dari tempat kedua insan bodoh yang saling mencumbu.
Lagipula ngapain ciuman di Teras?

Off menutup wajah kecil yang kini sudah memerah.
"Mark Mesum Siwat memang tidak tahu malu." ucap Off mengumpati adik sepupunya.
Gun menoleh dan menatap Off dengan sinis.
"Memangnya kamu berbeda?" tanya Gun kini berkacak pinggang mendongak ke arah yang lebih tinggi.
"Apa?" tanya Off pura-pura tidak mengerti atau memang dia yang lost connect?
"Off Mesum Jumpol, jangan-jangan yang ngajarin Siwat mesum itu kamu lagi?" tuduh si kecil sambil menunjuk wajah Off, dan Off hanya tertawa sambil mengenggam jari telunjuk Gun lalu membawanya mendekat untuk mau dia gigit karna gemas.

"Yah, ini jari bukan permen." teriak nyaring Gun yang membuat si empu langsung menutup mulut.

Hingga suara keras menyadarkan keduanya.

Mark yang refleks menjatuhkan Perth karena rasa terkejutnya.

"Yah bodoh, sialan Mark Siwatttt." rengek Perth yang kini mengeluh pantatnya sakit, hari ini bukan hanya kaki yang disakiti Mark.

"Aihhh maaf sayangku." ucap Mark berusaha membantu Perth.
"Jangan bergerak, diam." ucap Perth dengan galak.

Gun dan Off juga menghampiri Perth yang masih menangis namun menolak diangkat Mark.
"Sini Phi bantu." ucap Gun menawarkan bantuan.
"Kalian berdua juga diam." dalam keadaan menangis pun ia masih tetap galak.

"Eh ada apa ini?" tanya Mean yang baru datang bersama Plan, ada Krist dan Bai juga.
"Gendong bawa kekamar, mereka jahat." anak itu mengadu pada kakak sepupunya.
Dan Mean pun segera menggendong si kecil yang merengek.

"Pasti sakit." ucap Gun mengelus dada melihat Mark yang kini wajahnya memelas.

"Yang sakit tapi masih tetap marah-marah." ucap Off yang mengaku bahwa marahnya Perth itu serem.
"Lucu sekali rengekannya kaya bocah." ucap Krist yang malah menertawai tingkah menggemaskan Perth.
Dan Bai hanya memperhatikan ucapan Krist.

..

"Malam ini Phi Plan tidur sama aku ajah." ucap Perth saat mengompres kaki Perth yang membengkak, efek keseleo serta terjatuh barusan.
"Oke aku nggak keberatan." ucap Plan.
"Terus aku tidur mana sayang?" tanya Mark yang memelas karena diusir pacarnya.

"Masabodoh." ucap Perth masib kesal.
Memang si kecil kalau merajuk susah dibujuk.

...

"Mereka kekanakan sekali." komentar Off yang masih asyik ngegibah.
"Namanya masih bocah." ucap Gun mengomentari, ia bersandar di dada yang lebih tua.
"Yang satu suka merajuk, yang satu tak pandai membujuk." komentar Off tentang pasangan bocah yang ia sayangi.

"Emang kamu nggak pernah ngambek?" tanya Gun bingung.
"Hemb nggak pernah kok." ucap Off sambil memainkan rambut halus milik pacarnya.
"Misal aku main ama temen cowok terus tanpa ijin kamu, kamu ngambek nggak?" tanya Gun mencoba menggoda.

"Kamu niat selingkuh?" tanya Off bingung.
"Yah enggak ih sayang, maksudku kan seandainya gitu." ucap Gun gemas karena baginya Off yang suka ngatain orang kekanakan itu lebih bocah sebenarnya.

"Yah tapi pertanyaannya bikin kesel." ucap Off cemberut.
Nah kan, yang katanya nggak kekanakan?
"Haha tuh kan kamunya lebih bocah daripada yang kamu bilang bocah." ledek Gun gemas sama pacarnya.

"Bocah gini bikin kamu cinta kan." ucap Off dengan nada manisnya membuat Gun tersenyum makin gemas.
"Ih pacarnya Gun gemesin bener." ucap si kecil sambil mencubit pipi Off membuat empunya sebal.

Maka biarkan pasangan ini saling meledek dengan dalih saling modus pada akhirnya.

...

Tbc

The One ( Remake Offgun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang