Chapter 23

33 5 4
                                    

Noted : aku buat chapter ini dapat inspirasi dan feels dari instrumen ini, boleh dicoba siapa tahu masuk di kalian juga.

Vena Alga Competition.

Pandangan orang beralulalang terlihat di lingkungan universitas, bersalaman, saling memeluk dan bercengkrama satu sama lain.

Hal yang akan sering di lihat pagi ini adalah pakaian casual yang lebih mendominasi daripada pakaian formal, karena beberapa pekerja baru saja memboloskan diri untuk acara bergengsi turun menurun ini.

Seseorang tak jauh dari pandangannya. Beberapa kali dia memerhatikan dirinya, ketika tak sengaja bertemu mata yang di tatap ia hanya membalas senyuman sopannya.

Apakah ada yang salah dengan dirinya saat ini?

Acara akan berlangsung kurang lebih 30 menit lagi, peserta menggunakan pakaian khusus serba hitam yang begitu ketat di setiap bagian tubuh tapi tidak membuat yang memakai merasa tidak nyaman.

Terlihat Krystal sedang saling bertukar tawa dengan kedua saudaranya yaitu Jessica juga Jihan, semenjak kejadian sebelumnya tidak ada obrolan mengenai Jihan dan kedua teman Alet.

Tidak jauh dari Krystal ada seseorang yang mungkin sekarang bisa Alet sebut sebagai teman baiknya yaitu Lugas, dia sedang di marahi oleh kedua orangtuanya.

Sepertinya hal pertama mereka jika bertemu bukan saling lempar kerinduan tapi saling menggoda satu sama lain yang berakhir Lugas di marahi.

Sisi kanannya ada Alfred-nya kak Minho sedang menangis dengan keluarganya, Alet yang melihatnya sempat penasaran apa yang terjadi tapi demi Tuhan entah kenapa kak Minho hari ini sangat tampan!

Gadis mungil tersebut tidak mengharapkan ayah angkatnya tiba tepat waktu, mengingat jarak rumahnya dan kampus ada di tempat berbeda yang harus memakan waktu sekiranya 8 jam.

Sebenarnya, ayah bisa naik pesawat dengan durasi kepergian lebih singkat hanya 1 jam. Tapi ayah Alet adalah orang yang tidak ingin menghabiskan uang untuk hal yang tidak perlu.

Ia hanya sedang menunggu sosok jangkung berbadan atletis dengan dimple di pipinya yang terlihat ketika tersenyum. "Apa yang sedang kau cari adik kecil?" suara yang di tunggu muncul kemudian.

"Chani," ucap Alet terkejut karena tiba-tiba hadir dari arah belakangnya.

"Sedang menunggu ayahmu, hm?"

"Tidak, ayah pasti akan telat datang."

"Menungguku?" ucap Chani sambil menaikan satu alisnya.

Tidak ada jawaban dari Alet selaku orang yang di tanya, hanya pipi yang mulai memerah saat ini yang ia tunjukan dengan jelas. Kenapa begitu menggemaskan pikir Chani.

Chani menggengam tangan lawan bicaranya yang ia rasa sangat pas saat dia pegang dan mulai berjalan menariknya, orang yang di tarik tersebut bingung dan merasa takut. Orang-orang di sekitarnya melihat gemas dengan perlakuan pria tinggi yang ada disisinya tersebut.

Chani hanya memancarkan dari sorot matanya untuk menatap gadis mungilnya 'percaya padaku', mereka berdua saat ini berjalan menuju ke salah satu ruangan yang sebelumnya banyak orang memasukinya.

"Kenapa kau bawa aku kesini?" tanya sang gadis.

Chani menunjukan keadaan di depannya menggunakan dagunya. "Lihatlah ...."

Sang gadis melihat sekeliling dan perlahan garis bibirnya terbuka karena mengangumi ruangan tersebut, ruangan yang cukup besar dan mungkin bisa di bilang museum kampus.

Pantas saja banyak yang memasukinya tadi!

Di setiap dinding terdapat tahun dan tanggal berlangsungnya Vena Alga Competition diikuti pada bagian bawah terdapat foto-foto para peserta kompetisi bergengsi ini, Alet mulai berjalan mengelilingi dan pria tingginya mengekorinya.

ZEUS CASTLE: Vena Alga Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang