Chapter 1

619 28 1
                                    

Alunan musik jawa klasik menganyun indah di udara memasuki gendang telinga pendengar. Seseorang di dekatnya sesekali bersenandung riang mengikuti iramanya. Mata dan tangannya fokus pada olahan makanan yang ada di hadapannya. Sebenarnya, hal seperti ini sudah jarang dia lakukan semenjak 4 bulan lalu.

Deg!

Senyumnya sedikit menyeringai, dia tahu ada sosok lain yang sedang memperhatikannya diam-diam. Seolah sedang fokus, sang objek hanya pura-pura sibuk menunggu waktu yang tepat untuk—

"Napasmu sangat terdengar dari sini, sayang!" kekehnya membuat kerutan di sekitar mata terlihat.

"Ayah!! Apa napasku begitu terdengar sangat keras."

"Ha ha ha... Kenyataannya seperti itu, kamu mau kemana hah? Mencoba kabur lagi!" ayahnya mencubit sang putri yang sedang berjalan ke arah kulkas.

"Ck!" anak yang di cubit hanya mendengus melihat perlakuan ayah yang membesarkannya hingga saat ini.

"Alet duduklah, ayah sedang membuat pancake ala Amerika."

Yang di suruhpun berjalan dengan malas ke meja makan dengan sebotol susu yang ada di tangannya. "Ayah, apa ayah masih ingin aku untuk pindah kuliah? Aku udah begitu kerasan di kampus ini."

"Umm ... Masa depanmu akan lebih bagus jika pindah ke kampus pilihan ayah."

"Ayah! UGM loh ini ayah, Kampus terbaik di kota kita terlebih 5 terbaik di negara ini. FIB di UGM termasuk salah satu yang favorit." Alet gadis berambut sebahu menjelaskan dengan sangat bangga.

Pasalnya, Alet sebelumnya tidak keterima di universitas pilihan ayahnya itu. Tak lama setelah ia menjalankan kuliah semester 1 di Fakultas Ilmu Budaya UGM, ia mendapatkan surat untuk menjadi mahasiwa transfer di semester 3.

"Ayah!!" panggil Alet kembali karena tak mendapat balasan.

"Hm?"

"Nggak usah pindah yah," rengek Alet yang entah sudah berapa kali.

"Kampus kamu sekarang kurang bagus."

"GILA!!!" pekik Alet mendengar pernyataan sang ayah.

"Reaksimu berlebihan."

"Cuman ayah yang bilang UGM kurang bagus." Mata alet menatap punggung kokoh sang ayah dengan heran. "Dan cuman kamu yang bilang ayahnya gila!" sambung si ayah dengan sebuah kerlingan.

Alet menenggelamkan wajahnya di meja, ia benar-benar frustasi dengan ayahnya yang sayangnya sangat tampan bagi usianya itu. "Ayah ... udah aku cari nggak ada tuh namanya negara 17 ribu pulau kecuali Indonesia," ucap Alet dengan wajah terbenam.

"Tapi kota Valeo adakan?" sahut ayahnya yang masih sibuk dengan wajan di atas kompor.

"Emm ... tapi nggak ada yang bisa masuk."

"Karena hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk! Termasuk kamu," sahutnya dengan cepat.

Sang gadis menggulum bibir bawahnya seperti memang benar mungkin yang dikatakan sang ayah. Ia hanya membuang napasnya berkali-kali hingga sebuah piring tepat di hadapannya.

Ayahnya mengelus surai rambut sang anak dengan lembut dan berkata. "Percayalah, pilihan dari orangtuanya tak pernah salah."

- 0 -

Akhirnya Alet mengalah pada pilihan ayahnya, dua minggu sebelum ajaran semester baru ia harus telah tiba pada kampus barunya. Zeus University berada di kota Valeo, negara yang di sebut memiliki 17 ribu pulau dan terletak di antara samudra Hindia dan Pasifik.

ZEUS CASTLE: Vena Alga Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang