Waktu saat ini menunjukan pukul 3 pagi, seorang anak gadis merasa sedikit tidak nyaman dengan benda yang berada di lengan dan tenggorokannya sedikit kering sehingga sulit untuk membuka suara.
Tubuh tersebut mulai bergerak resah sehingga seseorang yang tidur di dekatnya sedikit terganggu dan mulai terbangun.
"Euggghhh. Eh Alet kau sudah sadar?" ucap Chani.
Alet hanya merespon dengan mengerjapkan mata berkali-kali karena tenggorakannya terasa kering.
"Tunggu sebentar aku ambilkan air." Chani membawakan segelas air dan membantu Alet untuk duduk di tepi ranjang.
Alet hanya meminum air tersebut karena ia benar-benar haus, Chani yang melihat itu sedikit tersenyum gemas oleh tingkah Alet. Kara masih sangat nyaman dengan tidurnya, Chani berinisiatif memindahkannya ke ranjang klinik di sebelah Alet, dia membenarkan posisi Kara dan memakaikannya selimut.
"Kau benar-benar kelelahan kawan," ujar Chani memerhatikan Kara.
"Permisi, kenapa aku bisa disini ya?" tanya Alet.
Chani langsung menghampiri ranjang Alet kembali ketika dia bertanya. "Kau tadi tidak sadarkan diri saat di kamar, makanya aku bawa kemari. Oh iya, aku Chani," ucapnya.
"Oh begitu terima kasih ya sudah membawakanku ke klinik, aku sudah tahu nama mu ckck tidak usah canggung begitu." Sang gadis menatapnya dengan lembut. "Kenapa kau masuk kamarku tadi? Apa kau mencari Kara," tambah Alet.
"Tadinya aku ingin meminjam laptop Kara tapi aku malah mendengar orang sedang kedinginan dan langsung tidak sadarkan diri, oh ya hanya info Kara sedang marah denganku bagaimana mungkin aku menemuinya ckckck," kekehnya.
"Maaf merepotkan hehe, kenapa ... Dia bisa marah dengan mu?" tanya Alet khawatir.
"Astaga! Anak ini, ha ha ha. Dia marah karena kau Alet."
"Aku?!"
"Hm, Saat kau di beri ultimatum untuk mengikuti serangkaian kegiatan Medusa, Kara mulai marah dan bukan padaku saja hampir ke seluruh penghuni Zeus asal kau tahu," kekeh Chani kembali dan Alet menatap Kara di ranjang sebelahnya yang begitu nyaman.
"Kenapa dia harus seperti itu dan bukannya kau menentang ide tersebut, kenapa kau dapat dampak kekesalan Kara?"
"Kara memang begitu sejak kecil, ketika dia kecewa atau emosi tidak akan ada orang yang akan dia ajak bicara bahkan menyentuh makanan saja tidak. Seperti sekarang, dia tadi sekitar jam 10 malam baru mengisi perutnya," jawab Chani sambil melirik Kara.
"Aku jadi tidak enaknya denganya." Alet menatap sendu pada Chani.
"Jangan bilang begitu, itu akan membuat Kara semakin kecewa. Dia memang sangat peduli dengan teman-temannya. Aku dan Kara sudah berbaikan kok."
"Syukurlah."
"Kalau kau membutuhkan sesuatu atau apapun itu jangan sungkan bertemu denganku atau menelponku. Kau sudah memiliki nomerku kan?"
"A-aku menambah teman kembali dan mereka semua baik hahaha, iya aku punya nomermu. Emm ... Boleh aku bertanya?" Chani hanya mengangguk.
"Anak tadi yang menyuruhku mengikuti Medusa siapa dia?"
"Oh dia Lugas, mahasiswa asal Beijing. Dia salah satu mahasiswa terbaik Arva, Lugas menjadi leader diberbagai cabang olahraga seperti sepak bola, futsal, basket. Setau aku dia anak yang baik walaupun sifat dia sedikit tempramen. Dia tidak ingin kalah dalam hal apapun!" ucap Chani.
"Lalu kenapa dia seperti menyerangku tadi pagi?" tanya Alet bingung.
"Entahlah, aku pun memikirkan itu seharian ini. Apa ada suatu hal yang membuat Lugas kalah darimu?" goda Chani sedikit menuntut jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEUS CASTLE: Vena Alga Story [END]
Fantasy[Bagian 1 The Trilogy of Zeus Castle] - Highest rank 3 #sciencefantasy on March'4th 2023. Tidak diketahui dunia! Namun, namanya selalu dielu-elukan oleh semua orang. Bukan ilmu sihir ataupun supranatural. Hanya manusia pilihan yang terdapat di tempa...