Chapter 15

29 6 0
                                    

"Apa kau baik-baik saja? Dari mana aja kamu?!" ungkap anak tahun kedua dengan wajah khawatir.

"Sepertinya efek kemarin malam makan pedas jadi seperti ini," balasnya dengan senyuman cerah.

Arin yang sebelumnya pamit ingin buang air besar, membuat Kara khawatir karena cuaca saat ini benar-benar seperti di salah satu adegan film horor.

Langit gelap karena awan bukan karna waktunya, suara raungan anjing di sekitar dan terlebih banyak jeritan-jeritan teman seangkatan dan juniornya.

Kara melihat Arin beberapa kali sambil berjalan memeganginya, benar-benar tidak ada rasa takut sama sekali. Tatapannya, sikapnya, senyum, matanya menandakan sebuah ketenangan, hal ini harusnya bisa membuat Kara lebih tenang, tidak khawatir tapi entah kenapa dirinya sedikit ngeri dengan ketenangan Arin.

Sekarang mereka berdua sedang berjalan menuju Pos 3 setelah berhasil melewati Pos 2 dimana mereka harus melewati tanaman yang memakan makhluk hidup (Karnivora) termasuk manusia, sempat Kara berpikir untuk mengambil jalan dengan putar balik, karena di sepanjang mata memandang, jika ingin tetap melanjutkan lewat jalan tersebut rintangannya adalah tanaman karnivora.

Arin yang menurutnya itu akan membuang waktu dan mengakibatkan semua yang kita lakuin sampai sekarang akan terbuang sia-sia, dirinya tetap akan melanjutkan jalan tersebut yang membuat Kara mengikutinya.

Juniornya tersebut berjalan sampai ujung dari tanaman karnivora tumbuh, jika memilih jalan tengah itu akan sulit karena banyak sekali tumbuhan karnivora yang dengan siap memangsa. Tak lama ia mengeluarkan sebungkus makanan anjing karena di sekitarnya terdapat beberapa anjing hutan, Kara berpikir begitu baiknya anak ini di dalam keadaan seperti ini masih bisa mengasihi.

Arin mengelus anjing-anjing tersebut sambil tersenyum melihatnya makan. Lalu apa kalian tahu apa yang terjadi?

Gadis itu melemparkan bungkusan makanan anjing tersebut ketengah tanaman karnivora itu berada, seketika anjing-anjing tersebut lari pada bungkusan tersebut dan tanaman karnivora yang tumbuh di sekitarnya berebut memangsa anjing-anjing di sekitarnya.

Ketika tanaman karnivora sibuk dengan anjing-anjing yang sedang dimakannya, Arin menarik tangan Kara berlari ke dalam kumpulan tanaman tersebut dan melewatinya.

Entah harus takjub atau takut tapi Arin sangatlah tenang sebagai seorang wanita.

****

Krystal dan Kai saat ini sedang duduk berisitirahat memandang lumpur yang aneh, jika pada umumnya lumpur berwarna hitam legam atau sedikit keabuan, tetapi lumpur ini berwarna 'Biru Muda', ditambah banyak teratai yang mengapung membuat kesan cantik tak terelakan.

"Apa kau mendengarnya?" tanya Kai yang di anggukan oleh sang gadis.

Terdengar suara bayi gorila seperti sedang memanggil-manggil induknya. Mereka berdua berjalan di sisi lumpur sambil mendengarkan dimana arah suara tersebut, tak lama Krystal yang melihat anak gorila sedang di tengah lumpur dan sepertinya tidak bisa berenang.

Dia memutuskan langsung masuk kedalam lumpur tersebut dan mengambil anak gorila kepelukannya. "KRYSTAL!!!" pekik sang-Alpred terkejut.

Krystal yang merasa aneh dengan tekstur lumpur yang dia rasakan di kulitnya seketika berpikir, ini lumpur yang tidak asing, dia pernah merasakannya, melihat Kai yang akan segera melompat kedalam lumpur Krystal langsung berteriak. "KAK KAIIII JANGAN MASUK!!!"

Kai terhenti di ujung lumpur, bertepatan seorang induk gorila datang di seberang Kai, yang membuat dirinya gugup.

Sang gadis yang melihat itu, langsung melempar anak gorila ke induknya dan berbalik kepada Kai.

ZEUS CASTLE: Vena Alga Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang