Chapter 2

204 17 1
                                    

Di hamparan rumput hijau yang luas, seorang pria di buat gelisah dengan hal-hal bodoh yang seharusnya tidak dia pikirkan. Matanya terpejam tapi sesekali dia mengusap wajahnya dengan kasar. Lingkaran hitam di bawah kantung matanya begitu terlihat jelek di wajah sosok tersebut.

Setelah kejadian itu, Alet akhirnya tidur bersama dengannya. Aneh ... Kenapa hanya dirinya yang merasa gelisah dan tak bisa tidur.

Sedangkan gadis di sisinya tidur begitu pulas. Kedua, mengingat ini membuat Kara ingin kembali ke rumahnya. Dia sangat malas berurusan dengan Henry temannya berasal dari Cina dan Erick yang memiliki warga kenegaraan Amerika.

Keduanya terkenal sebagai pusat informasi terpercaya dan selalu menyebarkan rumor apapun dari mulutnya! Bagaimana jadinya jika mereka menyebarkan apa yang mereka lihat.

"Tuhan!!!" lirih Kara dengan pasrah. "Kenapa mereka harus masuk kamar sih," gumamnya lagi dengan helaan napas.

Dan saat Kara melamun karena memikirkan banyak hal, tiba-tiba Rino duduk di sisinya dan bertanya. "Hey aku denger sekarang kau punya temen sekamar?"

Kara hanya tetap memejamkan mata tanpa memedulikan suara temannya itu. "Benarkah? Kau sudah bisa berbagi kamar dengan orang lain." Itu Park Chani ikut masuk kedalam obrolan sambil mengelus-ngelus kepala Kara dengan gerakan mengejek.

"Entahlah. Aku malah menjadi gelisah akhir-akhir ini dan teman sekamar itu—" Kara belum menyelesaikan ucapannya namun sudah di potong oleh Rino.

"Dia buat onar kah?Atau bagaimana? Kasih tahu aku, apa perlu aku temuinya untuk berkelahi?" sontak Kara terkejut mendengar penuturan temannya ini.

"Bukan begitu!! Maksud aku dia baik, malah bisa dikategorikan baik sekali. Bahkan kalau kau bertemu denganya, kalimat untuk menghajar hanya akan tertahan di tenggorokan saja!" Kara menatap malas Rino yang terlihat kebingungan.

"Eii jangan-jangan kau— " goda Chani.

"Please don't negative thinking okay!" potong Kara.

"Maka dari itu kenalkan pada kami, biar aku sama Rino tahu dan usiamu sekarang bukan anak balita lagi!! Jadi tolong buang kebiasaan tidak berbagi kamar pada orang lain itu," geram Chani sambil menjitak kepala Kara.

"Iya nanti Aku kenalkan dia, akhir-akhir ini dia sedang sibuk mengurus perlengkapan kepindahan dan administrasi kampus."

Di kejauhan sosok yang baru saja keluar dari salah satu gedung—bangunan kastil tertua di dunia, melihat ketiga pria panas yang sedang menjadi topik hangat di lingkungan kampus mengobrol bersama di lapangan.

Zeus University pada umumnya sama memiliki beberapa fakultas dan program studi, hanya saja ada 4 fakultas sejak terlahirnya para alumni terbaik yang sukses menjadi pusat perhatian dunia.

Fakultas tersebut di ubah namanya tidak seperti universitas normal, empat fakultas dengan nama yang berbeda dan tentu empat fakultas favorit menjadi unggulan di Zeus University dimana hampir seluruh para pendaftar ingin masuk di kelas tersebut.

Hal ini yang membuat kenapa tiga orang yang di lihat sosok tersebut menjadi topik hangat di kampus. Ketiganya berasal dari fakultas unggulan pertama, sebelum salah satunya pindah pada fakultas lain karena sebuah alasan—

Park Chani—Dia adalah seorang bintang pada saat mahasiswa baru di tahun sebelumnya. Tubuhnya tinggi bak seorang model dimana dari balik pakaian yang di kenakan sangat terlihat jelas otot-otot padat dan kuat. Wajah Chani di akui menjadi standard ketampanan pada tahun ajaran angkatan dia. Suara berat miliknya membuat kesan seksi dan menambah imajinasi liar orang yang menganguminya.

Kara—Tidak jauh seperti Chani, dia memiliki tubuh tinggi dan atletis. Tatapannya begitu tajam namun di penuhi kesan menggoda. Wajah dinginnya sangat berbanding terbalik dengan sikap ramah dirinya pada semua orang. Jangan tanyakan gerakannya saat menari, aura yang di keluarkan begitu memikat para penonton. Dia partner terbaik bersama Rino.

ZEUS CASTLE: Vena Alga Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang