Chapter 8

92 13 5
                                    

"Apa kau sudah mulai permainannya?" ujar seseorang di seberang sana

"Permainan? Bagaimana aku bisa bermain, mendekati orang tersebut saja hal yang mustahil."

"Apa kau lupa tujuanmu?"

Dia memegang erat ponsel di tangannya. "Tentu saja tidak, hanya tunggu aku. Aku butuh banyak waktu agar tidak diketahui orang-orang!"

"Aku paham, jangan kecewakanku!"

"Aku mengerti." Menutup sambungan telepon dari seberang sana.

- 0 -

Anak tahun pertama sudah selesai memasang tenda masing-masing. Langit pun sudah gelap, mereka sudah berada di tendanya untuk beristirahat.

Aru berdiri memperhatikan sesuatu membuat Rose berjalan menghampirinya. "Aru apa yang kau lihat?"

"Aku hanya melihat tenda kak Alet, apa dia sudah makan?" Rose mengerutkan dahinya lalu mengikuti atensi sang teman.

"Kenapa kita tidak menghampirinya saja," ajak Rose pada akhirnya.

"Ingin begitu tapi—Sepertinya kak Alet sudah tidur, besok pagi saja." Aru menghela napas dengan melirik Rose.

"Oke, baiklah." Keduanya langsung bergegas masuk kedalam tenda karena cuaca saat ini menunjukan dibawah 0°c. Siapapun akan merasakan hawa dingin yang sangat menyengat masuk ke dalam epidermis.

"Erh! Kenapa udara begitu dingin." Pria tampan yang bertubuh tinggi bergumam sampai dia berhenti di salah tenda dan menyadari akan sesuatu.

"Alet?" Pria tersebut langsung menghampiri tenda tersebut karena mengkhawatirkan penghuninya.

Benar saja!

Seorang gadis mungil sedang menahan hawa dingin dengan mata terpejam erat dan wajah begitu pucat. Pria tersebut langsung masuk kedalam tenda lalu menutup rapat tenda agar meminimalisir udara dingin masuk.

"Al ... Alet ... Alet ... Apa kau masih sadarkan diri?" ucap pria tampan tersebut memegang dahinya. 

"Erh, siapa kau?"

"Ah! Syukurlah kau masih sadar, aku Chani."

"Diii—ngin!"

"Astaga aku harus apa, tunggu sebentar Al." Ketika Chani akan beranjak dari tempat, tangannya di raih oleh tangan mungil dan mengarahkan pada wajahnya sendiri.

"Ahh! Hangat."

Chani masih memandang tingkah laku sosok kedinginnan ini sampai seketika dia menarik Alet—

SRETT!!

"Hangat!" racau Alet sekenanya. "Al, katakanlah aku brengsek tapi aku tidak tahu lagi harus melakukan apa pada tubuh mengigilmu!"

Chani membawa Alet ke dalam pelukannya, Dia ikut merebahkan tubuhnya di sisi Alet sambil memeluk erat tubuh mungil tersebut.

Bagaimana Alet?

Ia hanya mencari posisi nyaman pada dekapan pria yang menolongnya, karena yang ada di pikirannya saat ini hanya ingin kehangatan. "Al maafkan aku, setelah ini kau boleh membenciku!"

"Emm nyam nyam."

"Haha kenapa kau begitu lucu dan aroma tubuhmu sangatlah manis Al asal kau tahu," ucap Chani menghirup rambut Alet.

"Kau tahu?" hanya deru napas Alet yang didengar oleh Chani. "Kenapa jantungku berdetak sangat cepat, rasanya ingin lepas ckck."

"Erhnnghhh." Suara rengekan yang keluar dari bibir Alet merasa tidurnya sedikit terusik

ZEUS CASTLE: Vena Alga Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang