Wanita cantik yang selalu bersikap sopan terlihat sedang berlari, tidak mempedulikan rasa sakit di kakinya karena terjatuh saat sedang berusaha mencari pertolongan. Yang dia pikirkan, mencari sebuah bala bantuan untuk menolong teman satu kelompoknya.
"Whoaaa sepertinya kita orang pertama yang sampai pada perkemahan," seru seseorang yang baru saja sampai dengan keranjang makanan.
"Sepertinya begitu," sahut Jay.
"Umm ... Maaf, apa kau tidak merasa terganggu dengan pakaianmu?" imbuh Aru yang berada di belakangnya.
"Hah, terganggu untuk apa? Aku begitu nyaman dengan pakaianku karena memperlihatkan lekuk tubuh ku yang sangat indah," ujar gadis satu kelompok yang bersama Aru dan Jay.
"Kau dan teman-temanmu memang sama saja!" Aru melewati kedua teman kelompoknya dengan bermonolog.
PLAKKK!!!
"Ah!! Kenapa kau memukulku?" keluh Aru memegang bagian belakang kepalanya.
"Itu pantas untukmu sialan! Lagi pula aku baru tahu jika Oh Aru yang lugu menurutku itu, rupanya menyebalkan juga," Gadis itu mendelik tajam pada pria yang di maksud.
"Benar, akupun temannya baru menyadarinya," sahut Jay seakan menerima pendapat teman sekelompoknya.
"Ishhhh ...," desis Aru geram.
Mereka bertiga terus berdebat sampai pada akhirnya ada suara seorang wanita yang menyeruak masuk ke dalam perkemahan.
"KAKAK!! KAK ... SIAPAPUN TOLONG AKU, TOLONG AKU," teriak Arin begitu panik.
"A-ada apa? Tarik napas, tolong sedikit lebih tenang Arin," tanya Bisma.
"Kak tolong aku, aku mohon!" racau Arin semakin jadi. "Apa yang harus aku bantu?" sela Bisma.
"Kak Alet dan Rose mereka—"
"Mereka kenapa Arin?" kalimat tersebut membuat Bisma membeku.
Rasa cemas Bisma makin bertambah, orang-orang yang ada di sekitarpun ikut membulatkan mata, ketika nama yang di sebut adalah orang yang mereka kenali.
Semua orang penuh harap agar Arin melanjutkan kalimatnya, dia masih berusaha mengatur napasnya sebelum melanjutkan pembicaraannya. "Kak Alet dan Rose tertimpa batang pohon sangat besar dengan jumlah lebih dari satu," imbuh Arin.
"Dimana mereka sekarang? DIMANA?!" Jay kalap pada akhirnya, dia sudah tidak sabar menunggu perkataan Arin yang begitu bertele-tele.
"D-di dekat sungat kecil sebelah selatan mereka tertimpa batang pohon," jawabnya gugup.
"Baik, tolong tenanglah semuanya!" ungkap Bisma memerhatikan keadaan sekitar. "Vee tolong bawa perlengkapan obat-obatan, Kara dan Chani ikut saya membantu mencari mereka," lanjutnya sembari menutupi rasa cemas.
"Biar aku antar," sela Arin.
Bisma melirik sekilas Arin, matanya menemukan luka di lututnya dengan darah yang masih mengalir. "Kau disini saja terima kasih telah mencari pertolongan, seseorang bisa kau obati luka anak ini?" imbuh Bisma.
"Baik kak," balas Arin pasrah.
Dia dibawa oleh panitia ke tenda klinik yang panitia buat khusus untuk mahasiswa yang mengalami cidera atau sakit.
Bisma, Kara, Chani dan Vee sudah siap bergegas pergi untuk mencari keberadaan Alet dan Rose sebelum suara lain mengintrupsi.
"K-kak, aku ikut!" Jay mengepalkan tangannya saat mengucapkan kalimat tersebut.
"Kau disini saja." Kara menjawabnya dengan memandang Jay.
"MANA BISA AKU DIAM DISINI KETIKA TEMANKU SEDANG KESAKITAN," teriaknya membuat semua orang terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEUS CASTLE: Vena Alga Story [END]
Fantasy[Bagian 1 The Trilogy of Zeus Castle] - Highest rank 3 #sciencefantasy on March'4th 2023. Tidak diketahui dunia! Namun, namanya selalu dielu-elukan oleh semua orang. Bukan ilmu sihir ataupun supranatural. Hanya manusia pilihan yang terdapat di tempa...