66. 🥐 Nyaman Niko

5.7K 486 0
                                    

_____

Niko begitu tenang. Perasaannya sangat nyaman. Sempat sebelumnya dia merasa ingin menyudahi hubungannya. Karena status diri Sabine yang belum jelas. Tapi karena cintanya kepada Sabine sudah sangat dalam, begitu pula cinta Sabine terhadap dirinya, malah membuatnya kembali menginginkan hidup bersama Sabine selamanya.

Niko merasa pernikahannya yang 'ketiga' kali ini adalah pernikahan yang sangat indah. Karena dia merasa lebih yakin bisa membawa Sabine ke kampung halamannya. Tak peduli jika keluarganya akan bingung dengan kisah Sabine. Yang terpenting baginya Sabine adalah anak kandung Akhyar Sirojuddin, dan dokumen-dokumen pendukung sudah sangat jelas menyatakannya.

Mata Sabine mulai mengecil, mulutnya pun menganga lebar, ketika merasakan hentakan cepat Niko. Lalu dia menjerit tertahan kala dirasanya tegang dan getar di area selangkangannya. Tungkai kakinya pun tak mampu lagi dia angkat. Namun Niko cepat menyambarnya dan memeluk dua kaki Sabine ke tubuhnya yang terus bergerak.

"Ooom..., terus. Enaaak," racau Sabine yang lemah. Dia merasa miliknya sudah penuh dengan cairan. Niko menggoyangkan pinggangnya memutar. Sabine tak ayal berteriak karena gerakan Niko kali ini lebih dahsyat dirasakannya. Diraihnya bantal yang menopang kepalanya, dan menutup wajahnya dengan bantal. Lalu berteriak sekencang-kencangnya dari balik bantal.

Sabine tidak meracau lagi. Dia biarkan Niko bergerak sebebas mungkin di atas tubuhnya. Dia tersenyum mendengar suara decakan-decakan dari gabungan tubuh Niko dan tubuhnya. Suara yang membuatnya bergairah kembali, untuk kesekian kali.

"Balik!" perintah Niko. Dia cabut miliknya dengan agak kasar. Sedikit menepis bokong Sabine dari bawah.

Sabine menurut. Ini memang yang dia mau.

Niko menyingkap kembali gaun pengantin yang menutupi bokong Sabine.

"Udah aku bilang, Om. lebih baik buka aja," usul Sabine yang sudah menungging. Dia tersenyum menggeleng saat menoleh ke Niko yang sibuk mengatur gaun pengantinnya yang cukup panjang menutup bagian belakang tubuhnya itu.

Niko diam saja. Dia fokus dengan apa yang dia lakukan. Meraih kesenangan dan kenikmatan dari tubuh istrinya tercinta.

"Oom..., aduuh, Ya Tuhaaan," ucap Sabine kala merasa bibir Niko mengecup-ngecup lubang an....s dan va...nanya bersamaan, dari arah belakang.

Dada Sabine kembali sesak. Sepertinya Niko ingin dia mencapai kepuasan untuk kedua kali. Karena Niko melakukannya cukup lama. Kini tidak saja bibir dan lidahnya yang menari-nari di area selangkangan Sabine. Tapi juga jari jemarinya ikut andil bergerak memuaskannya.

Sabine pun merengek. Sambil menangis nikmat dia memohon agar Niko terus bergerak.

"Jangan pindaaah..., begini saja dulu, Om," mohonnya sambil merengek-rengek.

Sabine pun menangis haru, karena merasa Niko benar-benar ingin membahagiakannya. Lahir batin.

Niko terus mengecupnya.

Tak lama kemudian, Niko bisa merasakan tegang di ujung perasa lidahnya. Dia mundurkan wajahnya. Lalu, terdengar Sabine kembali meracau dan berteriak ketika jari-jari Niko menghujam cepat di lubang vag....anya.

Niko tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dia kembali menghujamkan senjatanya ke tubuh Sabine yang masih tegang. Dilihatnya dua tangan Sabine mencengkram seprai kuat-kuat, saat dia bergerak sangat kencang.

"Udaaah. Stop, Om. Ampuun,"

Niko tahu. Itu bukan kata-kata yang dia harus ikuti. Itu tanda bahwa Sabine sangat menikmati kegiatannya.

Niko memang amat lihai sekarang. Dia mampu membuat Sabine sama sekali tidak berkutik di siang menjelang sore itu di atas ranjang.

Lalu tak lama kemudian, Niko pun menghentikan gerakannya. Yang bergerak hanya ujung pen...snya saja yang masih menghujam di tubuh Sabine. Dibiarkannya terus bergerak saat mengeluarkan cairan di dalam tubuh Sabine, hingga dia lemas mengkerut dengan sendirinya. Barulah Niko memundurkan tubuhnya sambil memperbaiki celananya.

Sabine (The Unforgettable Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang