Rombongan Akhyar sangat menikmati hidangan di restauran sederhana itu. Apalagi Sabine, meski sudah makan di rumah Patty sebelumnya, dia yang duduk di samping papanya, tampak lahap menikmati Dapanji, menu utama di restauran itu. Akhyar tidak segan-segan menyuapinya. Akhyar memang sangat suka memanjakannya. Mereka makan satu piring besar berdua.
Sementara Patty dan Niko yang duduk di hadapan mereka sesekali saling pandang melihat tingkah ayah anak itu.
"Kamu bisa puas nanti menyuapi anakku, Niko," sindir Akhyar, sedikit risi diperhatikan Niko.
"Iya, Pak...," balas Niko pendek. Dia lalu fokus ke makanannya.
"Kode, Nik. Lu jangan macam-macam ama Sabine," sela Patty sambil menginjak kaki Niko.
"Iya, Pat...," balas Niko.
"Trus, besok jadi jalan-jalan ke Philip Island?" tanya Patty yang ingin mencairkan suasana yang cukup tegang itu.
"Yaa..., tergantung. Kalo pada telat bangun, nggak jadi pergi. Mesti pagi-pagi. Biar puas jalan-jalan ke sana," tanggap Akhyar sambil terus menyuapi Sabine.
Patty tentu saja memahami apa yang dimaksud Akhyar. Pria setengah baya itu tidak jenuh menyindir Niko.
"Dengerin, Nik. Lu tidur awal malam ni," colek Patty.
"Iya, Pat...," balas Niko. Dia asyik menikmati satu porsi kebab kambing.
"Lu iya iya aja dari tadi. Gerogi lu? Ama Akhyar mah biasa aja. Asal lu turuti aja maunya apa,"
Niko tersenyum simpul. Diliriknya takut-takut Akhyar yang kebetulan menatapnya tajam. Niko jadi kikuk.
"Aku dapat kabar bagus, Niko. Gamal sudah menyesuaikan data-data Sabine. Sudah aku usulkan. Jadi kamu nggak perlu khawatir mengurus segala yang berkaitan dengan hak-hak istrimu,"
Niko terperangah. Dia sama sekali tidak menyangka sejauh itu perlakuan Akhyar.
"Terima kasih, Pak,"
"Pa. Kamu menantuku sekarang,"
Niko menarik napasnya dalam-dalam.
"Terima kasih, Pa," ulangnya. Pandangannya tertunduk. Niko memang selalu segan terhadap Akhyar. Meski dulu hubungannya dengan Akhyar terbilang sangat dekat, akan tetapi tetap saja dia merasa harus menjaga jarak. Niko sangat professional. Namun, mungkin ke depan pasti suasana akan berbeda. Dan Niko belum berani berangan-angan. Yang terpenting baginya Sabine harus berada di dalam dekapannya.
______
Setelah makan-makan, mereka menyempatkan diri berjalan-jalan menyusuri CBD di malam hari sebelum memutuskan untuk kembali ke Roxburgh Park. Sabine adalah orang yang paling bahagia saat itu. Berkali-kali dia memuji indah kota Melbourne. Dirinya seakan-akan yakin akan menghabiskan waktu yang cukup lama di kota yang indah itu. Dia yang manja berulang kali meminta Niko menemaninya tinggal di sana. Niko hanya menanggapinya dengan gaya santainya. Dia memaklumi tingkah istrinya yang masih takjub dengan segala keindahan yang ada di hadapannya. Sabine seakan lupa dengan masalah beratnya yang dia hadapi sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabine (The Unforgettable Girl)
RomanceKisah Sabine yang akhirnya bertemu kembali dengan cinta pertamanya. Meski harus melewati masa-masa sulit. Selamat membaca kisah ini. Terima kasih... 18+ #1 in agegap (26 January 2021) #1 in sabine(26 January 2021) #5 in apartemen (26 January 2021) #...