Makasih yang masih ngikutin kisah Sabine....🥴😝
——————-
Haru dan terima kasih tersirat dari wajah-wajah Selita, Silvi, dan Olive ketika Sabine pamit."Nggak sabar kamu kuliah di sini, Sabine. Kakak akan bantu kamu carikan yang terbaik buat kamu...," ucap Silvi yang memeluk Sabine kuat-kuat.
"Iya, Kak," balas Sabine senang.
"Maafin Kakak, Sabine...," ucap Silvi lirih. Diusap-usapnya kepala adik bungsunya itu penuh kasih.
Lalu diikuti Olive dan Selita, hingga mereka berempat saling berpelukan, berangkulan, diiringi isak tangis haru dan bahagia.
***
Akhyar menghela lega saat melihat hasil tes DNA yang dikirim lewat email yang dia baca melalui layar ponselnya. Sabine memang darah dagingnya. Perasaan haru langsung menerpa dirinya. Disekanya keringat yang mengucur dari dahinya. Dia memang menunggu hasil itu dengan perasaan bercampur aduk, cemas sekaligus khawatir.
"Ya, Uzma...,"
"Ya Allah, Kaaaak. Masya Allaaaaah. Mana anak itu?"
Akhyar terisak. Ketika menerima panggilan dari Uzma, adiknya. Akhyar memang langsung menceritakan semua yang terjadi selama di Melbourne ke Uzma. Uzma pun juga ikut cemas mendengarnya. Uzma langsung menegaskan bahwa dia akan menerima Sabine sebagai keponakannya jika hasil tes DNA memang sesuai.
"Allaaah yaghfirka, Akhiiii. Allaaah yahdika, Akhiii...," raung Uzma berulang-ulang penuh doa dan harapan.
"La tahzan. Huwa ya'lam maa fii qalbik. Forget everything in the past. You're blessed. Tidak salah keputusan kamu, Kak."
Akhyar menelan ludahnya. Dia merasa mendapat dukungan dari orang terdekatnya, adiknya, yang sangat mengerti perasaan dan keadaannya. Sudah terbayang di benaknya dirinya dan Sabine akan disambut nanti. Begitu nikmat rasanya ketika memohon ampun atas segala kesalahan. Akhyar merasa terampuni.
______
Sementara itu di kamar,
Niko langsung mengunci kamar begitu mereka tiba di rumah Patty. Dia memang terlihat sangat resah selama perjalanan pulang. Apalagi Akhyar berkali-kali menyinggung bahwa jati diri Sabine akan diperbaiki.
"Kenapa, Om, kok gelisah gitu?" tanya Sabine khawatir. Dia merasa aneh melihat gelagat Niko.
"Sini...," ujar Niko ke Sabine. Lalu mendekap Sabine.
"Om cuma khawatir, Akhyar berubah pikiran. Kamu jadi anaknya, dia ntar nunda-nunda nikah ulang lagi."
"Maksudnya?"
"Kamu bakal jadi Sabine yang lain, formally...,"
Sabine tertawa kecil.
"Trus, kenapa Om dekap aku begini?"
"Yuk..., sebelum ada yang mulai ngelarang-ngelarang kamu..., kan Akhyar masih nunggu hasil tes DNA."
Sabine tak sanggup menahan tawa melihat raut cemas Niko.
"Om Nikooo. Hihi..., ampun deh."
Niko menatap Sabine lamat-lamat. Hingga Sabine tersipu dibuatnya. Lalu, sambil memejamkan matanya, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Sabine. Dilumatnya lembut bibir Sabine, menghisap penuh bibir Sabine dengan penuh perasaan cinta yang amat mendalam.
"Love you, my precious..., my love is only for you," bisiknya perlahan sambil memainkan hidungnya di telinga Sabine.
Berdesir jantung Sabine mendengar Niko berucap cinta. Deru napas mulai tidak beraturan dirasanya. Napas Niko begitu hangat seakan menerpa sekujur tubuhnya. Apalagi saat Niko mulai meraba-raba punggungnya mencari-cari celah untuk membuka pakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabine (The Unforgettable Girl)
RomansaKisah Sabine yang akhirnya bertemu kembali dengan cinta pertamanya. Meski harus melewati masa-masa sulit. Selamat membaca kisah ini. Terima kasih... 18+ #1 in agegap (26 January 2021) #1 in sabine(26 January 2021) #5 in apartemen (26 January 2021) #...