11. 🥐 Duka Sabine

6.5K 694 9
                                    

Beberapa  bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa  bulan kemudian......

Sabine sudah mandiri sekarang. Hampir semua dia bisa lakukan dengan tangannya sendiri. Bahkan dia bisa menjahit bajunya yang sedikit robek. Kalau yang ini, Erni yang mengajarinya.

Sabine juga tidak kesepian lagi. Sejak duduk di bangku SMP, Sabine memiliki dua sahabat yang dia sering ajak ke rumahnya, Bella dan Katie. Dua sahabatnya tidak jauh berbeda nasibnya dengan Sabine. Bella yang sedari kecil ditinggal pergi papanya selama-lamanya, dan Katie yang ditinggal mamanya yang menikah dengan lelaki selingkuhannya. What an irony. Dan mereka bersahabat baik, kadang kerap saling curhat. Tapi kali ini, sepertinya yang mereka bahas bukan kesedihan di keluarga mereka masing-masing, tapi membahas seorang laki-laki ganteng yang tengah mendekati Sabine. Wira namanya.

"Sab. Lo geblek. Terima aja cintanya si Wira. Biar bisa samaan kita-kita, ngerasain cinta pertama dan ciuman pertama. Hmmmm...," desak Bella yang sedang tiduran di atas tempat tidur Sabine. Katie juga tiduran di sisinya.

Sabine tersenyum. Sekilas dia mengingat kecupan hangat dari Niko dulu. Dan dia tidak ingin bercerita tentang kisah itu. Biar dia sendiri saja yang mengenangnya dan menikmatinya di tiap-tiap malam menjelang tidur.

"Eh, ini foto siapa, Sab? Ganteng loh." Tiba-tiba Katie yang sedang memainkan ponselnya membuka-buka laman IG Sabine.

"Oh..., guru private gue. Niko namanya,"

"Kapan aja ngajarnya, kenalin dong?,"

"Nggak ngajar lagi. Orangnya udah nikah,"

"Oh..., ganteng lo, Bel. Mirip Luke Hemmings, versi pake kacamata,"

Bella ikut mengamati. Dia langsung bangkit dari rebahnya.

"Eh, iya. Udah kewong ya, Sab?,"

Sabine tertawa melihat sikap dua sahabatnya.

"Ampuuun. Ganteng beeetttt. Gila. Lo apa nggak basah-basah gitu deket-deket dia?,"

Sabine tertawa terpingkal-pingkal.

"Apaan sih. Biasa aja kali," balasnya. Sabine mengakui Niko memang sangat tampan. Masih saja dia merasakan sentuhan tangan Niko ketika memandikannya dulu. Juga tatapan teduh Niko jika sedang membujuknya. Juga pelukan hangat Niko. Kini hanya tinggal kenangan.

"Wah..., lo tiap hari diajarnya apa gimana? Kalo dia guru gue, udah gue buang Daryl pacar gue,"

"Savage! Sakit jiwa lo, Bel...,"

"Idih, kalian. Orangnya udah nikah, ngapain diharep-harep," tukas Sabine sambil melempar bantal kecil ke arah dua temannya yang masih terus memandang foto dirinya yang mendampingi Niko wisuda dulu.

"Eh, Sab. Lo makanya piknik yang jauhan dong. Mau pacar orang, laki orang, sambit aja kalo misal lo mau," balas Katie.

"Lo punya jiwa pelakor juga ya?," cecar Bella sambil menepuk punggung Katie.

Sabine (The Unforgettable Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang