2. 🥐 Malam Pertama

14.2K 966 10
                                    

"Gimana?"

"Apanya yang gimana?"

Terdengar tawa renyah dari laptop yang ada di hadapan Niko. Dia sedang menerima video call dari kekasihnya, Evi.

"Yaaa..., baru aja selesai beres-beres kamar nih,"

"Kamarnya mewah banget, Niko. Jauh banget dari kamar kosanmu yang dulu. Jorok...,"

"Namanya juga orang kaya. Doain kerjaan aku lancar ya, Sayang,"

"Iya. Anaknya mana?"

"Masih di kamar. Ntar jam 7 mulai kerja. Belajar. Aku belum susun jadwal. Belum ngerti juga gimana. Paling nanti didiskusikan sama Sabine,"

"Yang aku liatin di facebook betul kan? Edith Sabine Mahfouz? Itu ya, Niko? Wajahnya yang itu kan?"

"Iyaaa...,"

"Ih. Aku hanya mastiin. Khawatir bukan yang itu anaknya. Maklum, banyak penipuan, Niko. Apalagi gaji yang ditawarkan belasan juta. Takut-takutnya malah lain yang dikerjain...,"

"Ya nggaklah. Kalo macem-macem kan tinggal kabur...,"

Niko senang dihubungi pacarnya. Pacar yang sangat pengertian, juga baik hati. Hubungan Niko dan Evi sudah berjalan lima tahun. Tidak ada lika liku. Mulus, tanpa pertengkaran. Cinta mereka sangat kuat, begitu ada yang ganggu, mereka cepat mengatasinya. Misal, ada yang naksir Niko nih, Niko dengan mantap bersikap elegan dengan tidak menanggapi. Begitu juga dengan Evi. Saling terus terang dan jujur adalah kunci sukses hubungan mereka yang lumayan membuat iri teman-teman di kampus.

Tak lama terdengar bunyi pintu kamar Niko diketuk pelan.

"Eh, ada yang nyamperin aku, Evi. Ntar malam aku kenalin kamu si Sabine... Bye, Sayang. Mmuach."

Niko beranjak menuju pintu kamarnya.

"Mas Niko..., makan malam udah siap...," ujar Erni sopan. Dia tampak kikuk berhadapan dengan Niko.

"Ini masih pukul 5.30, Erni. Belum malam, masih sore," tanggap Niko tersenyum.

"Iya. Kalo di sini makan malamnya jam segitu..., kan nanti jam 7 Mas kerja."

Niko berpikir sejenak. Sebenarnya dia belum lapar.

"Nggak papa, Mas Niko. Kalo belum lapar. Ini saya cuma ngasih tau kalo jam segini makan malam udah siap,"

Pintu kamar Sabine terbuka. Tampak Sabine dengan santai ke luar dari kamarnya.

"Eh, Sabine. Mau makan kan?" tanya Erni.

"Iya..., Om Niko nggak sekalian makan? Yuk? Sama aku,"

Erni melirik Niko.

Niko sedikit kaget mendengar ajakan Sabine.

"Ok," ucapnya akhirnya.

______
Erni langsung sibuk melayani Sabine dan Niko yang sudah duduk rapi di depan meja makan. Dia sangat cekatan sekali. Sepertinya dia sudah lama bekerja di rumah keluarga Sabine. Terlihat dari sikapnya terhadap Sabine yang sangat akrab, juga tatapan Erni yang hangat ke Sabine.

"Malam ini mau belajar apa, Bin?" tanya Niko mencoba mengakrabkan diri, sambil mengambil lauk pauk yang terhidang.

"Bin? Emang aku tong sampah?"

Duh, perasaan Niko langsung anyep. Diliriknya wajah Sabine sekilas. Sabine sedikit cemberut.

"Maaf..., Sabine."

"Jangan sampe Om manggil aku Sabun kayak teman-teman aku di sekolah."

Niko tertawa lepas kali ini. Baru kali ini dia merasa terhibur oleh celoteh anak perempuan.

Sabine (The Unforgettable Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang