75. 🥐 Cemburu Sabine

6.2K 524 1
                                    




Sabine terperangah ketika dilihatnya Evi tersenyum memburunya. Evi terlihat sangat anggun dengan gamis putih dan selendang putihnya.

"Sabine. Selamat datang," ucapnya seraya membentangkan dua tangannya. Sabine lalu memeluknya erat.

"Kita jadi keluarga besar, Sabine," ucap Evi kemudian. Sabine yang masih takjub hanya diam terpaku.

Uzma lalu dengan cekatan mendampingi Sabine yang kini berada di tengah-tengah keluarga besarnya yang perempuan. Dia perkenalkan Sabine ke semua yang hadir di ruang tengah. Semua tampak senang menyambutnya.

______

"Maaf, Kak. Keluarga Gamal tidak bisa hadir malam ini. Gamal dan Nayura sedang berada di New York. Aku sudah menyampaikan undangannya ke sekretaris Gamal, Ella."

Akhyar yang sudah benar-benar tenang terlihat sedang berdiri di sudut ruang tengah bersama Uzma. Wajahnya sedikit menunjukkan kekecewaan. Ternyata Akhyar ingin menuntaskan masalah asmaranya dahulu dengan mantan kekasihnya yang bernama Nayura, istri Gamal yang tidak lain adalah atasan Niko. Dia sangat ingin bertemu dengan Nayura. Ingin menjelaskan ke Nayura tentang alasan kenapa dia tidak mau menghubunginya lagi.

"Dan. Gemma..., kata Ella juga sedang sibuk mempersiapkan pameran di Sensi. Apa Kakak ngobrol saja sama Igor, suaminya?"

Akhyar berpikir sejenak.

"Nggak perlu. Lain kali saja. Mungkin memang belum saatnya. Igor dan Gema juga sedang memperbaiki hubungan. Barusan aku juga menghubungi Radhit di Kolombo."

______

Jam menunjukkan pukul dua pagi. Satu per satu tamu yang hadir di rumah Uzma pamit pulang. Raut senang dan bahagia terpancar dari wajah-wajah mereka. Padahal sebelumnya, mereka sangat tegang menunggu kehadiran Akhyar, anak dan mantunya. Maklum, Akhyar dikenal sedikit angkuh, dan terkesan tidak peduli bertegur sapa ke keluarga besar, meski dirinya memang banyak membantu.

Akhyar sekarang sudah mulai membuka diri.

Tampak Niko dan Sabine berdiri di hadapan Bira dan Evi di sisi mobil yang dikendarai Bira. Keempatnya terlibat percakapan kecil.

"Maaf, Tante Evi. Aku pernah nggak suka sama Tante...," ucap Sabine. Dia masih mengingat pertemuannya dengan Evi terakhir kali. Evi waktu itu memang memasang tidak senang. Namun, Sabine tetap tidak melupakan masa-masa bersenang-senang dengan Evi ketika masih diasuh Niko dulu.

"Aku juga, Sabine. Aku dulu memang sayang sama kamu. Lalu berubah jengkel, karena dia yang selalu sebut-sebut nama kamu kalo lagi pacaran," rutuk Evi disambut gelak Niko dan Bira.

Sabine melirik Niko yang hanya tersenyum simpul. Tampak Niko menatap Evi cukup lama. Sabine menyadarinya. Sekejap cemburu menyelimuti dirinya, namun dia berusaha tetap tenang.

"Doakan ya..., ini aku sedang mengandung anak kedua...," ujar Evi kemudian sambil  mengelus-elus perutnya. Bira yang di sampingnya tersenyum menggeleng.

"Wow..., selamat, Tante. Ikut senang. Semoga lancar...," ucap Sabine. Dia tak kuasa menahan rasa bahagia.

Sedikit berubah wajah Niko saat mendengar ucapan Evi. Evi meliriknya penuh kemenangan.

"Oke, Nik. Gue pamit dulu. Kasihan Evi nih. Tadi sebenarnya gue nggak bolehin datang. Soalnya kan lagi hamidun. Tapi katanya dia kangen ma lo, eh, Sabine maksudnya..." Bira mengerdipkan matanya ke Niko. Dia usil sekali. Dan Evi langsung mendaratkan cubitan kecilnya ke pinggang Bira.

Niko hanya mengangguk. Dia mulai was-was, karena Sabine barusan menepis tangannya yang hendak meraih tangannya.

Dan Sabine terlihat berpura-pura senang melihat Bira dan Evi yang sudah siap-siap meluncur pergi. Dia melambaikan tangannya ke arah pasangan suami istri itu.

Sabine (The Unforgettable Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang