29. 🥐 Pertemuan

6.9K 771 4
                                    

Selama perjalanan menuju pasar Ciputat, Niko terus memikirkan Sabine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama perjalanan menuju pasar Ciputat, Niko terus memikirkan Sabine. Ada kekecewaan yang sangat mendalam yang dia rasakan. Apalagi begitu mengetahui bahwa Sabine menjalin hubungan yang sangat dekat dengan Akhyar, atasannya. Dia sangat tahu Akhyar sangat piawai memanjakan para gadis-gadis.

Tapi kekecewaan itu tidak ingin dia rasakan terus menerus. Yang terpenting baginya, dia harus segera bertemu dengan Sabine. Apapun kondisinya.

Cerita mengenai Sabine dari mulut Bella sangat menyentuh Niko. Tidak menyangka gadis kecil yang sangat manja itu mampu melewati masa-masa sulit. Niko kembali mengingat masa-masa mengasuh Sabine, terutama saat memandikan tubuh kecil Sabine. Sabine memang suka dimandikan.

Kini yang menjadi pertanyaan besar di benak Niko adalah kenapa Sabine tidak pernah menghubunginya saat musibah terjadi pada keluarganya? Apa mungkin karena dirinya sudah menikah? Rasanya aneh saja. Berulang kali dia mengecek sosmed dan kontak di ponselnya di saat mengetahui peristiwa naas yang menimpa orang tua Sabine, tidak ada kabar dari Sabine. Hingga akhirnya Niko berkesimpulan bahwa Sabine sudah pergi jauh dan melupakan dirinya. Dirinya pun sempat melupakan Sabine karena kesibukan di kantor yang tidak dapat dia hindari.

Niko memarkirkan mobil besarnya di pinggiran pasar tradisional. Awalnya dia kesulitan mencari parkiran yang pas, karena parkiran sudah penuh. Untungnya ada petugas parkir yang mengizinkannya memarkirkan mobilnya di pinggirian pasar tersebut.

"Pak, lapak jual ikan di mana ya?," tanya Niko sopan.

"Oh. Mas masuk aja lewat sini. Lurus ke depan, mentok belok kanan. Tapi kalo udah siang begini mah ikan yang segar udah habis, Mas. Harus pagi-pagi kalo mau dapat yang segar mah. Paling sisa-sisa doang sekarang..., sama yang bekuan,"

Niko tersenyum simpul mendengar penjelasan si tukang parkir. Dia pun berlalu dari bapak itu setelah tidak lupa mengucapkan terima kasih.

_____

Meski sudah siang, pasar masih tetap saja ramai. Mungkin karena awal bulan, para pembeli masih banyak yang lalu lalang. Niko yang terlihat tidak terbiasa menyusuri jalanan hitam berair di tengah pasar, berulang kali menghentikan langkahnya berusaha menghindari jalanan yang becek. Dia juga berulang kali mengusap-usap hidungnya karena bau sampah sayur-sayur yang masih tergeletak di sisi-sisi lapak para penjual.

Niko kini sudah berada di tepi lapak ikan. Ternyata ada banyak lapak ikan di sana.

"Cari ikan apa, Mas ganteng?," tanya ibu-ibu pedagang ikan sungai yang melihat Niko tengah mengedarkan pandangannya ke lapak-lapak ikan lainnya.

"Maaf, Bu. Ibu kenal penjual ikan yang bernama Sabine?," tanya Niko ramah.

Ibu itu langsung tanggap.

"Ooo, anak buahnya Ridwan. Bukan di sini, Mas. Dia di bagian ikan laut. Noh..., Mas jalan ke sonoan lagi, ada lapak yang paling rame. Itu dia lapaknya."

Sabine (The Unforgettable Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang