25. 🥐 Strong Sabine

6.3K 605 6
                                    

Hubungan Niko dan Bira di kantor baik-baik saja. Sejak Bira menikahi Evi, dia tampak bahagia. Walaubagaimanapun, kata maaf dari Bira sepertinya tak terhitung lagi terucap di tiap-tiap harinya jika bertemu Niko. Niko tetap santai menanggapinya. Semua sudah selesai. Semua pihak pun lega. Niko pun tidak lagi mengungkit-ungkit masa lalunya.

Tapi masalah mereka cukup mempengaruhi keadaan di kantor. Mata-mata aneh tentu saja tertuju ke arah mereka berdua. Para staff ternyata sudah mengetahui masalah Niko yang 'mandul', dan Bira yang merebut istrinya.

Dan Niko selalu menunjukkan sikap yang sewajarnya dengan tidak menanggapi mata-mata aneh itu.

Tapi kini, mereka berdua malah diundang Akhyar makan siang di sebuah hotel mewah di daerah BSD. Sepertinya, Akhyar dengan serius membahas persoalan di antara keduanya.

"Maaf, jika terkesan mencampuri ranah pribadi kalian," mulai Akhyar.

"Apa kalian merasa nyaman bekerja di tempat yang sama?," tanyanya kemudian, Ternyata Akhyar juga mengetahui isu yang beredar di kantornya.

"Kalo ada yang merasa tidak nyaman, bisa saya urus kepindahan ke kantor lain," ungkapnya.

"Saya ok. Nggak jadi masalah," ucap Niko tegas.

Akhyar melirik Bira.

"Saya juga, Pak," ujar Bira.

Akhyar menatap keduanya secara bergantian. Keduanya adalah staff terbaiknya. Niko yang sangat teliti dan Bira yang pekerja keras.

Akhyar menghela napas. Entah kenapa dia merasa tidak nyaman dengan persoalan mereka. Apalagi di setiap saat memulai rapat di kantor. Kedatangan Niko dan Bira secara bersamaan ke ruang rapat selalu mengundang wajah sinis plus kegaduhan.

"Saya mau pindah, Pak," ucap Niko akhirnya. Dia tahu betul, Akhyar sangat tidak nyaman.

"Nik..., lo. Ampun, Shhh," Bira hampir mengumpat. Dia yang sekarang tidak nyaman.

"Okay. Kamu saya pindahkan ke kantor Kashawn group. Kamu tahu Igor Kashawn, konsultan keuangan yang basenya di Singapore kan?,"

Niko mengangguk.

"Kamu akan bekerja di kantor papanya di sini. Saya akan hubungi Anwar Naufal, salah satu rekan saya, dia HRD di sana. Mungkin awal-awal kamu akan syok bekerja di sana, Niko. Mereka gila kerja,"

Niko tersenyum.

"Saya yakin kamu bisa,"

Niko mengangguk mantap.

_____

Niko merasa keputusannya tepat kali ini. Pindah tentu lebih baik, apalagi difasilitasi. Dia tidak peduli lagi dengan jumlah bayaran yang akan dia terima di kantornya yang baru nanti. Paling tidak, bayang-bayang Evi bisa dengan perlahan dia tepis. Bila perlu, hilang sama sekali.

***

Sabine heran. Beberapa hari ini ini dia mendapat panggilan misterius. Ketika diangkat, tidak ada yang bersuara. Dan dia mendapatkan panggilan tersebut di waktu yang sama. Pukul sembilan malam. Bahkan pernah dia mendapatkan panggilan tersebut saat dirinya bersama Akhyar. Sabine tidak langsung mengungkapkan kegelisahannya ke Akhyar. Dia tidak ingin menambah kegelisahan Akhyar.

Dan keheranan Sabine sepertinya terjawab. Asni, anak dari Bu Syahril, salah satu tetangga jauhnya yang berbeda gang, bertamu ke rumahnya sore ini. Asni adalah seorang gadis korban gosip Bu Teti yang mengatakan bahwa dirinya adalah piaraan Om-Om senang.

"Kamu kan anaknya Bu Syahril," tegur Bude Rita saat Asni bertamu ke rumahnya. Asni tampak sangat sopan. Dengan penuh senyum dia mengangguk mantap.

"Asni mau ketemu Sabine, Bude,"

Sabine (The Unforgettable Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang