Met libur .... 🥰🥰🥰
Sedang asyik-asyik menghisap rokok di warkop Bu Ida, Sabine dikejutkan dengan kedatangan dua sahabat kentalnya, Bella dan Katie.
"Heh! Mentang lo udah ketemu Om Niko. Nggak ada kontak-kontak gue. Nggak tahu terima kasih lo," bentak Bella sambil menggebrak meja di hadapan Sabine.
"Gimana gue bisa kontak lo. Ponsel aja baru punya," sanggah Sabine sambil menunjukkan ponsel pemberian Niko beberapa hari lalu.
"Lo pake otak! Udah tau Om Niko punya kontak gue, at least lo kontak gue dari sana. Lo tanya dia,"
Sabine cengar cengir.
"Rokok!," palak Bella sambil meletakkan pantatnya ke atas kursi di hadapan Sabine.
Sabine menggeser kotak rokoknya ke hadapan Bella.
"Kat! Bilang Bu Ida. Semua dia yang bayar!," sergah Bella ke Katie.
Sabine tersenyum simpul melihat sahabatnya yang satu ini. Bella memang agak sadis. Tapi dia adalah sahabat yang sesungguhnya.
"Terusss..., gimana?," Bella melunak. Karena kopi dan rokok sudah lengkap di depannya.
"Gue mau kawin." Akhirnya Sabine memberitahu dua sahabatnya tentang rencana pernikahannya dengan Niko.
Mulut dan dua pasang mata Bella dan Katie membulat tak percaya.
"Secepat itu?,"
Sabine mengangguk sambil memainkan alis matanya.
"When?,"
"Soon,"
"Be clear, when?,"
"Minggu ini,"
Bella sinis memandang Sabine.
"Lo niat nggak sih ngundang kita kalo lo benar-benar mo kawin," sela Katie.
"Jangankan lo lo. Pakde Bude gue nggak gue kasih tau. Bonyok Om Niko aja nggak kita undang. Ngaca lo!,"
"Sial lo, Sab. Sinting!,"
"Lo baru tau?,"
Bella menggelengkan kepalanya.
"Mo datang nggak?," tanya Sabine.
"Di mana?,"
"KUA,"
"Yaah..., nggak makan-makan dong. Ogah gue mah. Nggak ada yang bisa dilirik jadi incaran gue," Katie ikut menggerutu.
"Serah lo dah,"
Bella lagi-lagi memandang Sabine tak percaya. Sabine yang dulunya kalem, kini lumayan berubah. Mungkin jalan hidupnya yang membuat gadis itu menjadi lebih tangguh.
"Lo apa nggak niat ngerayain pernikahan lo, Sab. Ya..., pesta. Jadi ratu semalam. Sekali seumur hidup...," ujar Bella.
"Pesta? Ngundang orang? Siapa gue? Gue bukan sinderela yang baik hati di mata orang-orang. Bagi gue yang penting kawin. Sehidup semati sama orang yang gue cinta. Setelahnya..., life must go on,"
Bella mencibir mendengar alasan Sabine.
"Om Niko sudah ingin ngenalin gue ke keluarganya. Mereka berat nerima gue. Lo liat gue..., lo saksi hidup gue kan?,"
Bella dan Katie mengamati Sabine.
"Fitting, Sab," usul Katie.
***
Semalam...
————-
•••Only it wasn't to the village he was born where he set his sail. It was to the land of the girl who had stayed with him at the island. You can imagine how surprised she was, to see him enter her father's garden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabine (The Unforgettable Girl)
RomanceKisah Sabine yang akhirnya bertemu kembali dengan cinta pertamanya. Meski harus melewati masa-masa sulit. Selamat membaca kisah ini. Terima kasih... 18+ #1 in agegap (26 January 2021) #1 in sabine(26 January 2021) #5 in apartemen (26 January 2021) #...