Cover by pinterest
Follow sebelum membaca
•••••••••••••••••••••••••
Seseorang yang menyombongkan kecantikannya, dan merusak mental orang lain tidak pantas untuk hidup.
-The Secret Of SilentKiller.
Anna merasakan kejanggalan terhadap kasus pembunuh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku sudah berubah demi orang yang hatinya milik orang lain. Tidak peduli apapun yang terjadi, aku akan selalu melindungimu. -The Secret Of Silentkiller-
Felix berjalan mendekati Anna yang sedang duduk bersama Shey. Jika boleh jujur. Elle sangat pandai memilih wanita, semua wanita yang dia pilih selalu cantik.
"Anna." Panggilan Felix berhasil membuat Anna menoleh. "Bisa bicara sebentar?"
Anna awalnya ragu, dia menatap Shey untuk meminta pendapat. Shey menganggukkan kepalanya, itu langsung membuat Anna bangkit dari sofa."Bisa."
Anna menepis tangan Felix yang tiba-tiba ingin menggenggam tangannya."Duluan saja, aku akan mengikuti dari belakang."
Felix tersenyum, meskipun di dalam hatinya dia sangat tersinggung dengan tindakan Anna. Felix berjalan mendahului Anna, sementara Anna mengikutinya dari belakang. Anna tidak tau apa yang ingin Felix bicarakan, rasanya dia ingin menolak, tapi Anna tipe orang yang tidak enakan.
Hingga sampai akhirnya mereka berdua berhenti di area kolam berenang.
"Mau bicara soal apa?" Tanya Anna to the point.
"Silentkiller."
Jawaban Felix membuat Anna membeku di tempatnya, bagaimana bisa dia tau tentang Silentkiller.
"Silentkiller?" Beo Anna bingung.
"Kau sedang ingin mencari tau siapa silentkiller, bukan?" Felix melipat tangannya di depan dada.
"Bagaimana kau bisa tau?"
"Karena aku tau," jawabnya enteng.
"Jangan bercanda!"
Felix tertawa pelan, Anna sangat cantik. Apalagi saat sedang kesal, membuat Felix tidak bisa memalingkan tatapannya."Aku serius, aku bisa membantumu mengetahui kebenaran dari Silentkiller."
"Kau tau siapa monster itu?" Tanya Anna dengan tatapan serius.
Felix menganggukkan kepalanya." Tentu saja, dia itu-
"Anna!"
Keduanya kompak menoleh, David menghampiri Anna dengan napas yang terengah-engah. Anna menatap David bingung, sementara Felix hanya tersenyum saja.
"Kenapa kamu berlari?" Tanya Anna saat David sampai.
"Aku tidak ingin terlambat seperti dulu." David melayangkan tatapan penuh kebencian pada sosok Felix.
"Maksudnya?"
"Sepertinya kalian butuh waktu berdua." Felix membuka suara." Kita bicarakan ini nanti, aku harap kita sering bertemu." Felix tersenyum remeh pada David, lalu pergi.
