Sisi Lain Elle

573 58 368
                                    


Selamat membaca kisah ini dengan tenang. Tahan emosinya, ya. WkwK.

Jangan lupa untuk vote sebelum membaca ya sayangku 🤍

Aku ragu, Axel. Sifatmu yang seperti ini membuat
keraguan itu semakin tumbuh di dalam hatiku.
-The Secret Of Silentkiller-



Ryeon menarik selimutnya yang tiba-tiba melorot turun, namun lagi-lagi dia merasakan selimutnya di tarik oleh seseorang. Ryeon membuka matanya, tersentak kaget saat melihat seseorang berdiri di depannya. Suasana kamar yang redup seperti ini, manusia mana yang tidak kaget.

Ryeon langsung menyalakan lampu, mengelus dadanya. Ternyata bukan hantu, atau mahluk lain. Orang itu adalah Anna.

"Bikin kaget saja, lagipula ada apa dengan penampilanmu yang seperti nenek sihir kesetrum?" Sindir Ryeon menatap adiknya heran. Tidak biasanya Anna membiarkan rambutnya berantakan seperti habis kesetrum.

"Siapa Zen?"

Dapat Anna lihat, wajah Ryeon sedikit menegang mendengar pertanyaannya. Memangnya kenapa? Ada apa dengan Zen?

"Siapa Zen?" Ryeon memasang wajah sok bingung.

"Jangan berbohong, aku mengingat kejadian saat kecelakaan itu, dan aku menyebut nama Zen. Siapa dia, dan apa hubungannya denganku?"

Ryeon menggaruk pangkal hidungnya, sepertinya dia sedang merancang suatu kebohongan di otaknya. Hello, Anna sudah mengenal Ryeon sejak lama dan Anna tau gerak gerik Ryeon jika sedang berbohong.

Anna mendekat, duduk di tepi kasur Ryeon."Jangan mencoba berbohong, atau aku akan mengatakan pada Shey kalau kamu menyukainya,"ancam Anna.

Ryeon berdecak."Ancamanmu murahan sekali!"

"Karena itulah kamu harus jujur, lagipula aku berhak tau masa lalu aku kan, Rye?" Anna menatap Ryeon dalam, membuat yang di tatap langsung menghela napas. Jika seperti ini bagiamana Anna tidak penasaran dengan sosok Zen.

Di lihat dari raut wajah Ryeon saja sudah tertulis jelas, kalau Ryeon tidak ingin memberikan jawaban.

"Anna, ini sudah malam. Tidak bisa di tunda sampai besok?"

Anna menggeleng."Jika di tunda, aku tidak akan bisa tidur. Kepalaku sakit."

"Berbaringlah disini." Ryeon menepuk-nepuk pahanya, Anna tidak menolak. Dia sudah terbiasa, jika tidak bisa tidur maka tempat yang paling dia butuhkan adalah tidur di pangkuan Ryeon.

Anna berbaring di kasur empuk Ryeon, menjadikan paha Ryeon sebagai bantal. Tangan Ryeon bergerak memijat kepala Anna lembut."Sudah minum obat?"

Anna menggeleng."Ini karena aku berusaha untuk mengingat, tapi sekarang sudah lebih baik."

"Aww!" Pekik Anna saat Ryeon menyentil dahinya."Sakit , Rye!"

"Sudah ku katakan, jangan berusaha mengingat. Nanti ingatanmu akan kembali dengan sendirinya,"omel Ryeon.

The Secret Of Silentkiller End✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang