Maaf, Aku Kembali Ragu

495 63 163
                                    

Hmm dari judulnya udah tau kan isi bab ini apa😌

Jangan lupa vote ya, klik tanda bintang di pojok kiri bawah❤️

Jangan lupa vote ya, klik tanda bintang di pojok kiri bawah❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terlalu banyak kejutan di dalam dirimu, yang tidak pernah aku temukan sebelumnya. Aku merasa semakin mengenalmu, aku semakin menemukan sosok yang baru.
-The Secret Of Silentkiller-



Mencium punggung tangan itu beberapa kali, berharap pria yang sedang terbaring di kasur membuka matanya. Anna menyeka air matanya, sudah setengah jam dan Elle belum sadar juga.

Mengingat perilaku Elle padanya, Anna masih kecewa. Bahkan sangat kecewa pada Elle namun dengan kondisi yang seperti ini. Anna bahkan tidak bisa marah, rasa sayangnya pada Elle sudah terlalu besar sehingga sulit untuk Anna kendalikan.

"Kenapa Axel, kenapa aku tidak bisa marah padaku bahkan setelah apa yang terjadi. Bangunlah, jangan membuatku takut." Isak Anna masih menggenggam erat tangan Elle yang terasa dingin.

Perhatiannya teralih saat ponsel Elle berdering, dan nama Mama terpampang jelas di layar ponselnya. Anna bingung, haruskah Anna memberitahu Helena.

Tentu saja, Helena berhak tau kondisi anaknya.

Anna meraih ponsel berwarna hitam itu, menggeser tombol hijau lalu menempelkan benda pipih itu di telinganya.

"Zen, kenapa tidak memberi kabar?"

Anna terpaku, dia bodoh. Kenapa dia bisa melupakan kalau nama lain Elle adalah Zen.

Ya, Steve Zennith Axelle.

"Zen? Apa Axel adalah Zen yang sama?" Batin Anna.

"Zen?"

Anna tersentak."Ahh, Mom. Ini Anna." Jawab Anna gugup.

"Anna? Zen dimana Anna?"

"Axe-

Ucapannya terhenti kala merasakan tangannya di genggam seseorang, Anna menoleh. Tampak Elle menggelengkan kepalanya, tanda Anna tidak boleh memberitahu kondisinya pada Helena.

"Axel sedang mandi, Mom."

Sialan!

Dari beribu alasan kenapa Anna harus mengucapkan kalimat itu, apa yang akan Helena pikirkan.

"Ahh, begitu. Baiklah katakan padanya kalau Mom ingin bicara."

"Iya, Mom."

Setelah itu Helena memutuskan sambungan telepon, Anna kembali duduk di tepi kasur.

"Anna, maaf," lirih Elle lemah.

"Jangan di bahas, aku ingin melupakannya,"sahut Anna menatap ke arah lain.

The Secret Of Silentkiller End✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang