( 17 ) - Pelukan lembut yang hangat -

3.5K 458 32
                                    






' Huft.. Huft.. '

Hashira baru saja selesai latihan dengan Azami. Benar-benar Melelahkan. Ini sudah hari kelima, namun mereka belum bisa memunculkan tanda. Matahari sudah terbenam dan Azami memperbolehkan Hashira untuk berisitrahat.

Azami membatasi pelatihannya sampai dengan hari ketujuh. Karna dalam unsur pelatihannya kali ini, ia ingin Hashira untuk meningkatkan stabilitas emosional dan bisa memunculkan tanda itu dengan mudah, jadi mereka tidak akan bingung untuk memunculkannya.

Di saat ia akan sedang membersihkan kediamannya di sore hari, ada seseorang datang menemuinya. Nyatanya orang ini kembali datang setelah empat hari semenjak kejadian disaat rapat itu.


" Ah! Giyuu ! "

Azami menyapa.


" Azami-san.. gomenasai "

Azami memiringkan kepalanya.


" Mengapa kau harus minta maaf ?? aku tahu perasaan mu. Kemari, dan juga apakah kau sudah bertemu dengan Tanjiro ? "

Azami mengajaknya duduk di pelataran terasnya. Giyuu hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan wanita ini.





" Jadi bisakah kau bercerita apa yang membuatmu seperti itu ?? "

Giyuu awalnya ragu untuk menceritakannya pada Azami, namun karna ia sudah menaruh kepercayaan padanya dan ia mulai berbicara perlahan.

Ia menceritakan seluruhnya. Siapa itu Sabito, dan seberapa kuat Sabito, Sabito yang senasib dengannya dan bagaimana ia mati. Ada rasa penyesalan juga saat ia bercerita tentangnya. Namun Azami menggubris pemikiran itu.


" Kau pasti sudah di ingatkan oleh Tanjiro tentang seberapa pentingnya untuk tidak selalu berharap jika kau saja yang mati. Namun satu hal dariku "


Azami merangkul pundak Giyuu. Mata birunya menatap langit sore yang begitu indah.


" Kau harus belajar menghormati orang yang sudah berkorban untukmu. Mereka yang berkorban demi orang lain, berharap agar orang yang dia selamatkan bisa melanjutkan hidupnya Giyuu. Mereka yang berkorban sudah sangat bahagia bisa menyelamatkan orang tersebut, sama halnya dengan Sabito dan kakakmu "

Giyuu membulatkan matanya.


" Jangan sekali-kali berbicara seperti itu. Sama saja kau mengejek orang yang telah mengorbankan nyawanya demi dirimu "


Tanpa Giyuu sadari, air mata sudah mengalir melintasi pipinya. Tadi bayangan kakaknya muncul di hadapannya ?? Namun sedetik kemudian bayangan itu sudah di gantikan dengan Azami yang mendekatinya.

" Giyuu ?? "

Seperti anak kecil, Giyuu menghapus jejak air matanya. Dan Giyuu menggeleng menandakan ia baik-baik saja. Tetap saja, Azami ya Azami. Ia memeluk Giyuu kedalam pelukannya. Giyuu kembali mengeluarkan air matanya.

' Hangat. Pelukannya sangat hangat, mirip seperti pelukan Tsutako Nee-san.. '


Giyuu tidak bisa menahan kesedihannya. Akhirnya, ia bisa merasakan pelukan hangat yang sama dengan pelukan kakak tercinta. Siapapun yang pernah memeluknya, hanya pelukan Azami yang terasa amat hangat. Seakan Azami sesosok ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya.


" Ayo kita makan malam bersama. Apa kau mau jika kita mengundang Tanjiro juga ?? "

Tentu saja Giyuu mengangguk. Kebetulan sesi latihan pillar belum di mulai, dan Tanjiro sudah bisa berjalan walau dengan bantuan tongkat.











BETWEEN THE SUN AND MOON - Kimetsu no Yaiba x OC -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang