( Music recommendation )
Mahluk Adam ini dengan lembut menyisir surai hitam kemerahan, kepemilikan wanita yang sangat dicintainya. Pria itu mengepang sebagian kecil rambut wanita itu, untuk mempercantik tunangannya. Sudah tiga tahun berlalu, namun wanita itu belum juga bangun. Mata biru itu sudah tidak memancarkan kecantikkannya lagi. Selepas pria itu selesai menyisir rambut calon istrinya, diambil Shakuhachi miliknya dan memainkan sebuah lagu yang sudah menjadi kesukaan wanitanya. Mata emasnya terlihat amat kesepian. Hatinya merindukan sosok yang selalu menjadi mentarinya.
Bunyi yang dikeluarkan, dan tiap nada yang terdengar terasa begitu hampa. Era Sengoku ini terasa amat sepi, tidak ada tawa canda yang kembali terdengar. Pria itu terus memainkan Shakuhachi seakan jika dia terus memainkannya, dia akan terbangun. Tetapi ia tahu itu tidak akan terjadi. Air mata yang tak pernah lolos sekarang meluncur dengan sangat lancar melewati pipinya.
Pria itu tak berhenti memainkan lagu yang sama setiap hari. Irama yang sama terus terdengar, dan rasanya sangat berbeda dengan biasa yang ia mainkan. Suara yang biasa terdengar dari lagu itu sungguh indah dan cantik bak bunga sakura yang terus memancarkan auranya. Namun, semenjak wanita itu tertidur lelap, lagunya jadi terdengar tenang dan menyayat hati seiring pria itu meninggalkan jejak di setiap nadanya, berharap agar ia terbangun.
Doa demi doa setiap saat ia panjatkan kepada engkau. Wahai Kami-sama, mengapa engkau membuatnya terpuruk ? Lihatlah dia. Senyuman pria itu tak pernah tersungging lagi. Yang selalu terlihat semenjak hari itu, hanyalah wajah yang menggelap dengan mata yang tak bersinar lagi. Apa kau sekejam itu dan sangat membencinya ? Kini, rumah itu di penuhi dengan tangisan orang yang tak berdosa, dengan penuh harapan agar wanitanya membuka mata indahnya.
Pria ini tak berhenti menangis, mata sembab itu terus menunjukan kesedihannya. Air terus turun dari mata kirinya. Tangan pria itu dengan gemetar mengelus dan mengecup tangan dingin wanita kesayangannya. Disaat ia terus menangis, istri dari pemilik kedai ramen yang hendak menjenguknya terkejut melihat pria itu terus menangis bak orang gila. Tanpa basa-basi bibi itu langsung masuk dan menenangkannya.
" Sadamune Miyoshi ! Tenangkan dirimu !! "
Lantas yang tersengut-sengut hanya diam. Ia tak bisa terus begini. Bibi pun yang melihat kekacauan ini hanya menghela nafas pelan. Ikut sedu menyaksikan rasa sakit yang dipikul pria yang bernama Miyoshi itu sendiri. Kemudian si bibi yang sudah tua itu memeluk Miyoshi dan mengelus punggungnya.
" Kanako.. Kapan matamu itu kembali terbuka ?? "
( Azami in Sengoku era version )
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN THE SUN AND MOON - Kimetsu no Yaiba x OC -
FanfictionSeorang wanita bermanik biru itu terbangun setelah sekian lama tertidur. . . . " Yoriichi - kun, Michi - kun, kalian dimana ??? " . . . Kematian salah satu adiknya membuat wanita ini melewati waktu berabad - abad untuk menyelesaikan ambisinya...