( 15 ) - Kisah penari yang dikutuk -

3.6K 479 73
                                    




Tanjiro mengedipkan kedua matanya, cahaya alami matahari menyilaukan menyapa. Tanjiro sudah sampai di desa penempa. Tanjiro bangun dari kondisi terburuknya seminggu yang lalu. Maka dari itu tubuhnya belum sepenuhnya pulih, namun ia harus bertemu dengan penempa pedang miliknya, Haganezuka.


Semenjak Tanjiro memenangkan pertarungan dengan iblis bulan atas enam Gyutaro dan Daki, pedang Nichirin hitam itu sudah tidak bisa dikatakan dalam kondisi normal. Selama perjalanan, Tanjiro selalu berterima kasih kepada Kakushi yang mengantarkannya sampai ke desa penempa. Energi positif yang Tanjiro tular membuat para Kakushi begitu senang dengan nya dan menaikkan kinerja mereka.


Kali ini Tanjiro menuju ke rumah besar di saat ia berjalan dan belok kiri. Rumah besar ini sepertinya kepemilikan kepala desa. Tanjiro masuk kedalam rumah dan di sambut langsung tuan rumah. Mungkin ia yang terpendek di desa, namun pedang buatannya yang terbaik. Namanya Tecchikawahara Tecchin.


" Tunduklah kepadaku sampai dahi mu menyentuh lantai. Walau aku orang terpendek di desa ini, namun pedang buatanku adalah yang terbaik "

Dengan arogan dia mengatakan itu. Tanjiro yang lugu hanya menurutinya.


" Kamado Tanjiro !! Sebuah kehormatan bertemu dengan anda !! "

" Anak yang baik. Kemari dan ambilah beberapa kue "

" Baik, terima kasih banyak !! "


Mereka membicarakan Haganezuka yang hilang. Tanjiro begitu khawatir dengan keadaan Haganezuka. Namun, itu semua berawal dari pedang Tanjiro yang terkikis. Haganezuka kesal karna karyanya yang terus-menerus rusak.



Belum lagi Haganezuka yang sampai di bilang sebagai penempa pedang payah oleh Tecchin. Tanjiro bersikeras bahwasannya Haganezuka adalah penempa terbaik. Tanjiro sangat khawatir dan tidak sadar ia sudah memakan banyak sekali kue.


" Sumimasen !! Aku malah menghabiskan kue ini !! "

Tecchin tertawa.


" Tidak apa, kue ini banyak di produksi disini. Ini salah satu kue legendaris "

Tanjiro memiringkan kepalanya.



" Legendaris ??? "

Tecchin mengambil satu buah kue itu. Di perlihatkan kue itu ke tanjiro.

   " Dahulu sekali, di era Sengoku. Desa penempa pernah di serang "

   Tanjiro terus mendengarkan Tecchin dengan seksama.

   " Salah satu penempa terbaik di desa ini di saat zaman itu, mati-matian melawan iblis dan memancingnya ke kuil agar warga tidak terkena serangan burtal itu "

   Tecchin mengembalikan kue itu ke tempatnya.


   " Kakekku dulu pernah bercerita jika penempa pedang ini adalah penempa terbaik yang pernah ada di sejarah penempa "

   " Namun kisah cinta yang ia miliki begitu tragis dan menyentuh. Karna mereka yang menciptakan resep ini pertama kali, dan menyebarkan nya ke warga desa karna kami suka dengan rasa dan tak lupa kue ini mengandung banyak manfaat "






   Tanjiro berhenti mengunyah dan menatap Tecchin. Tatapannya yang lugu menampilkan ekspresi penasaran.

   " Apa aku boleh tau cerita itu ?? "
Tecchin terkekeh.

   " Tentu saja Nak Kamado ! Ini cerita yang cukup umum di kalangan warga desa ini "

Ditemani dengan Ocha, Tanjiro mulai menyiapkan kupingnya, dan Tecchin kembali bercerita.




BETWEEN THE SUN AND MOON - Kimetsu no Yaiba x OC -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang