( 24 ) - Sepasang Insan dan festival -

2.4K 319 7
                                    







   Pria tinggi bersurai panjang berlari dengan sangat gesit. Jalananya cukup berbatu, tetapi itu tidak akan menghentikannya. Dengan nafas yang menderu seperti kuda, ia sampai di tujuannya. Jantungnya berdegup tak karuan. Kini bediri didepannya, seorang lelaki tua yang sedang merapihkan gudang kuil.


" Um, Konnbawa, Honjo-kun. Ada apa ? Wajahmu pucat pasi "

Suara tua itu menyapa Honjo yang sedang tersengal-sengal seperti orang kesetanan.


" Tuan ! Apakah anda melihat Azami ?! "

Yang di tanya hanya menggeleng kepalanya. Lalu Guji itu pergi mendekati Honjo.


" Ada apa Honjo-kun ? Ayo kita masuk, dan ceritakan padaku masalah yang mengganggumu "


   Honjo masih terdiam walau sudah diajak Guji itu untuk masuk kedalam. Dengan ragu ia masuk. Saat kaki itu melangkah, kakinya berhenti didepan kotak kaca sejarah itu. Mata emas itu dengan serius memperhatikan barang yang terpajang tersebut. Lalu, ia pun memberanikan diri.


" Tuan, aku tidak akan berlama-lama lagi "

Guji itu menoleh ke arah Honjo.


" Malam ini, orang itu sudah mulai untuk menggali kuburannya sendiri.. "


   Dengan gemetar Guji itu membulatkan matanya, menutup mulutnya yang tercengang. Terperanja, seperti kau bertemu dengan orang yang paling bersejarah didalam mimpimu.


" Jangan - jangan- ?!! "


Honjo menundukkan kepalanya.



















???











***********----------***********----------


( music recommendation)


   Angin berdesir dengan halus, mengembara seantero jepang. Matahari menyinari ladang padi bak di dunia dongeng. Orang tani dengan tekun saling membantu satu sama lain, untuk mempersiapkan pangan yang akan digunakan pada saat festival di Kuil desa mereka yang harmonis. Sedangkan di kuil itu sendiri, repot dengan dekorasi panggung yang akan dipakai pada acara minggu depan. Tujuannya untuk memuliakan dewa mereka, karena hasil pertanian dan perternakan mereka sangat berlimpah pada tahun ini.


" Uhh.. berat sekali "

   Ucap seorang gadis cilik yang kesulitan untuk membawa sekarung beras. Padahal seorang petani bilang kepadanya agar membiarkan saja karung tersebut namun ia dengan keras kepala membawanya. Seketika bebannya meringan dan gadis cilik itu mellirik ke sosok pria tinggi dengan ikat kepala di dahinya. Pria ini cukup terkenal sebagai pandai besi yang handal.


" Ah ! Terima kasih banyak !! "

   Pria itu hanya tersenyum lembut. Ditaruh karung beras itu di pundaknya, dan bisa dilihat pria itu dengan ringan membawa empat karung beras sekaligus. Tanpa merasa ada bobot dipundak ia berlari menuju tempat karung-karung itu di tempatkan.





   Saat Pria itu sampai, ia langsung meletakkan beras tersebut di gudang. Begitu ia keluar dari gudang, berdirilah seorang gadis cantik yang telah menunggunya. Menggunakan pakaian pendeta, tampak jelas ia adalah seorang Miko di kuil yang tadi riuh dengan hiasan panggung.


BETWEEN THE SUN AND MOON - Kimetsu no Yaiba x OC -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang