XI. Momentous (1/2)

1.3K 190 3
                                    

Ruri menggantung helmnya ke spion, lalu mengeluarkan ponsel yang sejak tadi bergetar di saku jeans-nya. Pelakunya sama dengan lelaki yang menerornya selama seminggu terakhir. Seakan-akan perang dunia akan terjadi kalau Ruri tidak cepat membalas pesan atau menjawab panggilan darinya.

Siapa lagi kalau bukan Hiroaki Tóru?

[Kau di mana? Kenapa tidak menjawabku?]

"Ini, kan, sedang kujawab."

[Kau membuatku khawatir.]

"Akan lebih mengkhawatirkan kalau aku menelepon sambil menyetir."

[Kau sedang mengantar?] tanya Hiroaki yang lebih mirip seruan cemas. [Tutup saja. Ini berbahaya. Kita, kan, bisa bicara nanti.]

"Memangnya siapa yang sejak tadi terus meneleponku?" kesal Ruri. "Lagi pula, aku sudah selesai mengantar. Sekarang aku di kampus, mau menyerahkan laporan magang."

Terdengar gumaman O singkat di seberang sana. [Kapan kau senggang?]

"Aku sudah ada jadwal pengantaran sampai jam satu nanti," jawab Ruri disusul kesahan Hiroaki. "Kenapa? Memangnya kau tidak sibuk?"

[Semua pekerjaan sudah tuntas. Cuma ada beberapa yang tidak mendesak,] jawab Hiroaki. [Sekarang aku sedang berpikir untuk cuti.]

"Kau mau pergi?"

[Iya. Pergi kencan seharian denganmu.]

Ruri terkekeh. Setengah malu, setengah senang. "Jangan pernah lakukan itu."

[Kenapa?]

"Karena itu tidak mendatangkan profit apa pun untuk dirimu."
***

"Ada apa, Hiroaki-san?" tanya Jasmyn setelah menutup pintu di belakangnya. Blazer dan celana kain yang ia kenakan sewarna dengan langit yang sedang dipandangi Hiroaki.

"Jasmyn," ucap Hiroaki sambil berbalik. "Apa tidak ada sesuatu yang bisa aku kerjakan sampai jam satu nanti?"

"Ada kontrak kerja sama yang perlu Anda tanda tangani, Pak," jawab Jasmyn walau dengan glabela berlipat.

"Bawa itu ke sini."

"Tapi ini sudah waktunya makan siang."

"Aku pasti makan siang nanti. Bawakan sesuatu yang bisa kukerjakan."

Jasmyn bergerak ke meja Hiroaki. Ia menunjuk tumpukan dokumen di sana. "Bagaimana dengan yang ini?"

"Sudah beres semua." Hiroaki menangkap keraguan di wajah Jasmine. "Periksa saja sendiri."

"Wah, sepertinya Anda sangat bersemangat, ya."

"Memang aku sedang sangat bersemangat. Jadi, tambah saja pekerjaanku. Atau apa ada rapat yang bisa dimajukan sekarang?"

Jasmyn menggeleng. "Semua orang sedang makan siang."

"Ah, benar juga," angguk Hiroaki. "Apa ada tempat bagus yang bisa kukunjungi?"

"Ada banyak. Anda mau yang seperti apa?"

"Yang cocok untuk bersantai dan mudah ditemukan."

"Saya akan meminta Jasper untuk menemani Anda."

"Tidak usah," tolak Hiroaki cepat. Terlalu cepat hingga membuat Jasmine curiga. "Kaupikir berapa umurku? Aku pergi sendiri saja."
***

"Ruri, sini!"

Ruri mengangkat tangan sebagai tanda kalau ia melihat sinyal dari Neo. Dalam sekejap, ia sudah bergabung dengan teman-temannya di antara kantin yang padat.

Touch Your Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang