Prologue

4.4K 360 15
                                    

Angin berembus kencang. Daun-daun kering berguguran. Tubuh di balik piama itu menggigil kedinginan. Namun, angin tetap tidak sedikit pun mampu merontokkan nyeri di hatinya.

Kedua kakinya terasa kebas, ia berhenti melangkah dan bersandar pada pagar beton. Terdengar germecak deras dari bawah trotoar yang ia pijak. Rupanya, ia sedang berdiri di atas jembatan.

Seperti ada bisikan yang bercampur dalam angin malam, pikiran buruk menghampiri benaknya. Ia memanjat pagar dan berdiri di atas permukaan datar. Entah bagaimana ia bisa, padahal beton itu licin dan dingin. Mungkin datang bantuan dari alam semesta untuk keputusan mendadak ini, pikirnya.

Ia berpegangan pada tiang lampu jalan dan menatap ke bawah. Kegelapan menjanjikan penawar bagi segala kepahitannya. Mungkin ini bukan masalah terberat dalam hidup, tetapi ia merasa sudah tidak sanggup.

Ibunya pergi ketika ia masih kecil. Ayahnya meninggal ketika ia sibuk menata masa depan. Dan hari ini, masa depan yang ingin ia raih hancur begitu saja. Ia tidak lolos ujian masuk universitas yang selama ini menjadi tujuan. Tempat di mana jurusan impiannya berada.

Tidak ada gunanya lagi ia hidup.

Seketika itu juga tubuhnya tersentak. Ia jatuh. Namun, bukan air dingin yang menyambutnya melainkan trotoar yang keras dan berdebu. Ia mengaduh karena perih di siku juga sakit pada bahu dan pinggulnya.

Seseorang menggagalkan rencananya.

Touch Your Heart ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang