28. DUA PULUH DELAPAN

2.5K 104 8
                                    

"sebenarnya gue..."

"Lani istri gue" ucap seseorang dari ambang pintu.

Rika langsung berdiri lalu menunduk ketika tau yang datang adalah Riko. Rika sedikit terkejut dengan yang diucapkan oleh Riko barusan.

"maksud lo apa ngomong kayak gitu sama 'majikan lo'? " ucap Riko dengan menekan kata' majikan' nya.

" ma-majikan? " Rika bingung. Ia melirik Riko lalu beralih melirik Lani. Lani hanya membalasnya dengan wajah yang khawatir." ja-jadi, sebenarnya Lani sama kak Riko udah.."

" iya, kita udah nikah. Jadi, lo jangan ngarep bisa deketin gue. Dan lo jangan kurang ajar, lo disini cuman anak pembantu, jangan seenaknya! Ngerti! " ujar Riko.

" kak Riko! " sentak Lani.

Riko melirik Lani lalu pergi meninggalkan Lani dan Rika berdua. Lani hanya geleng geleng kepala sambil menatap kepergian Riko. Lani menghampiri Rika yang sedang menunduk sambil menangis. Ia memeluknya. "Lani hiks... Maksud saya, non hiks... Tolong maafin saya hiks... Saya fi-"

"sttt...jangan panggil gue non. Panggil aja Lani, kita kan teman" ucap Lani memotong perkataan Rika.

"... Gue minta maaf banget Lan. Gue fikir hiks... Lo sama kak Riko cuman temen biasa aja ternyata hiks... Gue gak tau kalo lo istrinya, karena semenjak gue sama ibu dateng ke sini lo gak ada hiks.." ujar Rika.

Lani mengusap air mata yang membasahi pipi Rika. Lalu ia menggenggam tangan Rika dengan sangat lembut. "gue tau ini pasti berat bagi lo.. Tapi, mau gimana lagi, ini udah jadi kenyataan. Terus soal gue gak ada di rumah, sebenernya gue nginep di apartemen kak Syeira, karena kak Syeira lagi sakit. Maafin gue juga ya. Ngomong ngomong, emangnya kak Riko belum cerita sama lo?" tanya Lani. Rika menggeleng tanda tidak.

____________

Didalam kamar, Lani dan Riko tidak bicara sepatah katapun. Lani masih kesal karena Riko tidak menjemputnya dan malah menjemput cewek lain. Sebaliknya dengan Riko, ia masih kesal dengan Lani yang tadi disekolah bermain kejar kejaran dengan Sandi.

Suasana sangat hening, hingga tiba tiba suara ketukan pintu membuyarkan keheningan. Lani membuka pintu kamarnya dan disana terlihat Rika yang membawa nampan berisi segelas teh hangat. "Rika"

"Lani, ini gue bawain teh anget buat lo. Ini tanda permintaan maaf gue ke lo" ucap Rika.

Dengan senang hati Lani menerimanya. "makasih ya Rik, pas banget dingin dingin gini minum yang anget anget" ujar Lani.

"iya, yaudah kalo gitu, gue permisi dulu ya" pamit Rika. Lani menganggukan kepalanya setelah itu Rika menutup pintunya.

Lani berjalan kearah kasurnya, lalu menyimpan tehnya dinakas. Namun saat ia hendak menyimpan teh, Lani dengan ceroboh menumpahkan air teh yang panas dan mengenai tangannya. Lani meringis kepanasan. Riko yang sedang berada di meja belajar refleks bangkit dan menghampiri Lani yang tiba tiba meringis. Ia meraih tangan Lani lalu meniupnya. "makannya hati hati, ini airnya panas. Gimana kalo kulit kamu melepuh" ujar Riko menasehati Lani.

Lani menepis tangan Riko. "ekhem.. Maaf" ucap Lani.

Riko menatap tangan Lani dengan penuh khawatir karena melihat kulitnya yang berubah warna menjadi merah akibat tumpahan air panas. Lalu tiba tiba Riko menarik tangan Lani kesofa dan menyuruhnya duduk. Lalu ia pergi kekamar mandi untuk membawa sesuatu. Riko kembali setelah barang yang ia cari sudah ditemukan. Ia duduk disamping Lani.

Lani sedikit merasa heran dengan Riko, mengapa ia membawa pasta gigi?. "ini buat apa?" tanya Lani penasaran.

Riko mengoleskan pasta giginya ketangan Lani yang memerah. "waktu kecil, tangan aku pernah ketumpahan air panas. Terus tangan aku memerah dan perih. Terus mami datang sambil bawa pasta gigi, mami ngolesin pasta giginya ketangan aku yang kena tumpahan air panas. Dia bilang pasta gigi bisa ngilangin perih akibat panas api atau air. Dan ternyata bener, perihnya langsung ilang walaupun kulitnya masih merah" ujar Riko menjelaskan sambil mengoleskan pasta gigi ke tangan Lani.

My Husband Is My Ketos [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang