Happy reading
"akhh, ancur semuanya ancur, Muka gue ancur. Akhhh.. Hiks semuanya ancur hiks.. ini semua gara gara Erik, kurang ajar banget dia hiks... Gue jadinya gak jadi ngerjain si Lani akhh, pasti sekarang dia lagi tampil. Awas aja lo Lani, gue bakal buat hidup lo menderita" ujar Jessica.
Jessica membuka keran air ditoilet lalu mencuci mukanya yang tadi terkena crim kue oleh Erik. Setelah itu ia lap mukanya dengan tisu yang ia bawa, ia juga tidak lupa memoleskan makeup pada wajahnya karena luntur terkena air. Saat ia sedang memoleskan lipstik dibibirnya, terlintas sebuah ide dikepalanya. Ia mengeluarkan hpnya yang berada didalam tas lalu dengan segera ia mencari kontak no handphone seseorang. "halo"
'... '
"cari tau keberadaan orang yang kemarin gue ceritain, secepatnya "
Tutt
Jessica memutuskan sambungan telponnya secara sepihak." Sebentar lagi, lo bakal kalah Lani".
*****
Acara sekolah sudah berakhir, kini Riko sedang menunggu Lani keluar dari sekolah karena sedaritadi Riko menunggu Lani dihalte depan sekolah. Mata Riko berbinar kala melihat istrinya itu sudah berjalan menuju kearahnya sambil melambaikan tangannya, untungnya tidak ada siapa siapa jadi mereka tidak ketahuan.
Hari ini Riko memakai mobil, karena ia bosan memakai motornya. Lani masuk kedalam mobil, lalu ia menggunakan sabuk pengaman. "kita mampir dulu ya ke supermarket, aku mau beli bahan bahan masak, soalnya dirumah bahan bahannya udah abis" ujar Lani.
"iya sayang" ucap Riko sambil mengusap puncak kepala Lani. Lani tersenyum semanis mungkin, lalu Riko menjalankan mobilnya.
Tanpa sepengetahuan, ada seseorang yang sedaritadi memperlihatkan mereka, seseorang itu menggertakan giginy sambil mengepalkan tangannya.
Didalam mobil, Lani terus terusan menutupi wajahnya, karena sedari tadi Riko terus terusan melontarkan kata kata gombalnya yang membuat Lani rasanya ingin melayang. "kamu tau gak apa yang membuat aku bahagia?"
"apa? " sahut Lani.
" kehadiran kamu" ujar Riko.
"emangnya kenapa? " tanya Lani.
" karena kamu adalah segalanya bagiku. Mendengar kentut kamu aja aku udah bahagia" ujar Riko yang membuat Lani tertawa ngakak mendengar perkataan Riko.
"wuahahahh emangnya kapan aku kentut? Kamu pernah denger aku kentut? " tanya Lani lagi.
" pernah"
"kapan? "
" waktu kamu lagi tidur, untungnya kentut kamu gak bau" ucap Riko. Lani mencubit perut Riko, Riko meringis kesakitan karena cubitan pedas Lani. "e-enggak kok sayang, aku cuman becanda. Lagian aku belum pernah denger kamu kentut"
Lani melepaskan cubitannya. Riko menghentikan mobilnya saat sudah berada didepan supermarket.
Lani melepaskan sabuk pengamannya, belum sempat ia membuka pintu mobil, Riko menariknya dan cup sebuah benda kenyal menempel dibibir Lani. Sudah dipastikan, sepertinya kini pipi Lani sudah merah merona karena Riko menciumnya. Riko melepaskan nya. "aku ikut kedalem"
Tidak ada respon dari Lani karena Lani sudah terburu buru pergi meninggalkannya. Riko gemas dengan tingkah Lani barusan.
Lani sedang memilih milih bahan makanan yang akan ia masak nanti, dan stok untuk 1 minggu. Mata Lani memincing kala melihat Riko membawa keranjang dengan begitu banyak makanan ringan. Lani berdecak kesal lalu menghampiri Riko. Lani merebut keranjang yang Riko bawa dan meletakan kembali semua makanan ringan itu. Riko menatap Lani heran, kenapa semua makanannya dikembalikan semua? Riko berdecak kesal dan mengambil lagi makanan ringan yang sudah diletakan kembali oleh Lani.
"ck. Kenapa diambil lagi? " ujar Lani sambil berdecak.
" karena aku mau ini" sahut Riko. Lani menghela nafasnya dengan agak kasar.
"oke tapi cuman 2"
"tapi-"
"gak ada tapi tapian" ucapan Riko terpotong karena Lani menyelanya. Riko hanya bisa pasrah dari pada harus berdebat dengan Lani.
Lani dan Riko sudah selesai berbelanja, lalu mereka pergi kekasir untuk membayar belanjaannya. Ingin sekali Lani menyolok mata mba kasir itu, karena sedari tadi dia tidak fokus dengan menghitung belanjaannya. Dia malah terus terusan melirik Riko yang sedang memainkan ponselnya sambil agak menggoda. "mba mau saya colok matanya? Bukannya ngitung belanjaan, malah ngeliatin terus tunangan saya" ujar Lani sebal pada mba kasir. Riko refleks menatap mereka berdua. Tunangan? Lani menyebut dirinya hanya tunangan? Tapi, memang benar. Identitas mereka diluar dikenal hanya sebagai tunangan. Tidak seperti disekolah identitas mereka hanya sekedar teman biasa.
"maaf mba. Lagian si masnya godain saya terus" jawab kasir itu berbohong. Lani membayar belanjaannya. Sebelum ia melenggang pergi, Lani mengucapkan seseatu pada mba kasir itu.
"bukannya mba ya, yang dari tadi godain tunangan saya yang lagi main hp" ujarnya lalu melenggang pergi diikuti oleh Riko dibelakangnya.
Mba kasir itu membeku menatap kepergian mereka. "ketahuan" ujarnya.
*****
Setelah mereka sampai dihalaman rumah, mereka heran melihat ada sebuah mobil terparkir dihalaman rumahnya.
Mereka masuk kedalam rumah dan mendapati seorang perempuan tengah duduk diatas sofa ruang tamu. Perempuan itu adalah..
"kak Maira? Kakak ngapain disini? " tanya Lani saat melihat perempuan itu adalah Maira. Lani duduk disamping Maira.
" ngapain lo Mai dateng kerumah orang tanpa izin? Ganggu gue sama bini gue aja. Ngerepotin tau gak lo" ujar Riko.
"ck. Dasar sepupu laknat lo. Udah sana lo pergi, gue mau ngomong berdua sama calon ade gue" sahut Maira dengan suara lantang bin cemprengnya itu.
"siapa juga yang mau terus terusan disini denger suara lo yang jelek bin cempreng itu" ujar Riko sambil menjulurkan lidahnya dan langsung berlari kala melihat Maira melemparkan sebuah bantal sofa. Lani hanya bisa tertawa melihat kedua orang itu.
Maira menghela nafasnya dengan agak kasar lalu duduk dengan tangan dilipat didada sambil menggerutu. Lani yang melihatnya hanya geleng geleng kepala. "oh ya kak, ada apa kakak datang kesini?" ujar Lani berusaha menghilangkan rasa jengkel yang menerpa Maira.
"ohh iya, kakak kesini mau bilang kalo sebentar lagi kakak sama Erik mau tunangan" kata Maira dengan begitu heboh.
"oya? Tapi kakak kapan dibawa Kak Erik kerumah? Terus kak Erik, mami sama papi kapan ngelamar kakak? Kok aku gak tau sih" ujar Lani dengan beribu pertanyaan membuat Maira mendengus kesal.
"sebenarnya sih, saat setelah kamu sama makhluk astral itu menikah, Erik mulai berani bawa kakak kerumah. Dan ternyata kedua orang tua kita udah kenal baik dan dulu mereka pernah berjanjin buat jodohin kita berdua. Emm ternyata jodoh nggak kemana ya? " jelas Maira. Tiba tiba Riko datang dan mengangkat tubuh Maira berjalan keluar pintu rumah. Riko menurunkan Maira. Riko mengunci pintu rumah sambil mengucapkan sesuatu." ada lo seisi rumah berisik" ujarnya.
"woy, Riko laknat. Awas aja lo, gue gak bakal undang lo diacara kawin gue lo. Ralat maksudnya nikah gue! " teriak Maira yang membuat gendang telinga Riko rasanya mau ancur. Lani yang melihat hanya geleng geleng kepala.
Saat sudah tak terdengar suara Maira dan mobil yang tadi terparkir sudah hilang, Riko berjalan kearah sofa lalu duduk disamping Lani. Tiba tiba saja Lani memeluk Riko sambil menangis. Riko bingung, kenapa Lani menangis seperti ini tanpa sebab. Riko membalas pelukannya. "kamu kenapa nangis?"
"kak Riko, ini aku, Lala".
Deg.
*****
Gimana?...
Lanjut gak?...
Kalo lanjut jangan lupa untuk vote and coment ya😊👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is My Ketos [END]
Teen FictionBudayakan sebelum membaca follow dulu oke👌 Lani Cristya Maurer baru menginjak sma, ia orang yang terbilang cantik, ceria dan murah senyum. Jangan heran jika ia banyak disukai laki - laki disekolahnya. *** Riko Stephano Fernando, terkenal akan ke...