43. EMPAT PULUH TIGA

3.4K 103 4
                                    

Sedari tadi Lani dan Riko memasuki kamar, tidak ada percakapan apapun dari mereka. Mereka bingung harus bicara apa. Mereka masih sama sama canggung karena kejadian akhir - akhir ini yang menimpa mereka.

Lani menundukan kepalanya, sedangkan Riko tengah berpikir bagaimana ia harus berbicara agar kecanggungan mereka berakhir.

Riko menghela nafas, ia memberanikan diri untuk berbicara.

"kamu gakpapa?.. " tanya Riko basa basi.

Lani hanya menggeleng pelan membuat Riko tidak tahu apa yang harus ia katakan lagi. Riko menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia berusaha untuk berbicara lagi.

" maaf " satu kata yang terlontar dari mulut Riko mampu membuat Lani mendongak kepadanya.

" untuk? " tanya Lani singkat.

" untuk.. Untuk semuanya " ujar Riko bertele tele.

Lani menundukkan kepalanya lagi.

" buat apa kamu minta maaf" ucap Lani.

Riko menundukan kepalanya. Ia sangat merasa bersalah kepada Lani. Ucapan ucapan yang terlontar di mulutnya pada saat itu, pasti membuat hati Lani sangat sakit. Dari mulai kata 'Jal*ng' hingga 'anak haram'. Riko benar benar kejam. Kini ia benar benar malu, ia telah menghina istrinya sekaligus calon anaknya sendiri. Riko benar benar bodoh. Sangat bodoh.

Riko menopang kedua lututnya dilantai mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Lani yang sedang duduk di ranjang.

Riko mengambil salah satu tangan Lani lalu ia genggam dengan erat.

"kamu pasti sakit hati banget sama kata kata aku saat itu.. "

Lani masih terdiam mendengarkan perkataan Riko.

" tolong maafin aku Lani. Aku bener bener nyesel karena aku udah gak percaya sama istri aku sendiri" ujar Riko.

Lani tidak menyahut ucapan Riko. Rasanya Riko benar benar kecewa pada dirinya sendiri. Ia telah membuat Lani sakit hati hingga membuat Lani tidak mau berbicara kepadanya.

"Lani tolong maafin aku. "

Lani masih tidak mau bicara. Ia menarik tangannya dari genggaman Riko.

Lani tidak tahu harus apa. Memaafkan Riko atau hanya mendiamkannya? Lani tidak tau. Ia sangat kecewa, benar benar kecewa kepada Riko. Riko tidak percaya kepada istrinya sendiri dan malah percaya kepada orang lain yang baru masuk kedalam kehidupannya.

Riko berdiri lalu melepas ikat pinggang yang melingkar di pinggangnya. Lalu ia membuka baju yang menghiasi punggung dan dada bidang atletisnya. Lani yang menyadarinya langsung mendongak menatap Riko dengan wajah panik.

"kalo kamu gak mau maafin aku, aku akan melakukan sesuatu yang akan membuat kamu bisa memaafkan aku" ujar Riko.

Wajah Lani semakin panik ketika melihat Riko yang sedang mencabuk dirinya sendiri dengan ikat pinggang yang tadi ia lepas. Air matanya mengalir saat melihat sekujur punggung Riko memerah akibat cambukannya. Riko benar benar melakukannya demi dimaafkan oleh Lani? Benar benar keras kepala.

"kak Riko berhenti! Jangan lakuin ini!" teriak Lani berusaha menghentikan Riko.

Riko tidak mendengarkannya dan terus mencabuk dirinya semakin keras. Sebelum Lani belum memaafkannya, Riko tidak akan berhenti mencabuk dirinya sendiri. Mau sampai sekarat pun, Riko tidak akan berhenti.

"kak Riko tolong berhenti! Jangan sakitin diri kamu kayak gini! Akh.. " Riko terus mencabuknya semakin keras dan semakin keras membuat Lani menjerit tidak tega melihatnya.

My Husband Is My Ketos [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang