40. 👈👉

37 9 28
                                    

Ragaku tak sekuat yang dibayangkan, dan pada akhirnya aku juga takut seseorang akan menghilangkan kebahagiaan itu.

~Substitusi~

Seorang pria tengah berdiri di atas balkon dengan pandangan kosong. Dia memikirkan seseorang yang sudah ditinggalkannya. Apakah dia merindukan kehadirannya? Apa gadis itu sudah membencinya? Apa masih ada rasa cinta untuk dirinya, seorang pria brengsek yang telah pergi tanpa memberitahu? Apa cinta itu masih berkuasa diatas mereka?

Christof, dia masih bernafas hingga hari ini.

Dan hampir setiap hari. Christof selalu menatap kota Amerika dari atas balkon, pasti suasana itu tak seindah suasana yang ia rasakan di Indonesia. Ini sudah hampir satu tahun ia pergi meninggalkan Jesi, dia sudah tidak tau bagaimana kondisi gadis itu, apakah masih hidup atau sudah terlantar dan luntang-lantung di jalanan?

Namun, ada beberapa hal yang mengganggu di pikiran Christof. Tiap kali ia merindukan Jesi, saat itu pula kenangan pahit selalu datang di otaknya.

Flashback on.

Saat Christof memeluk sebuah nisan bertuliskan nama Kanny Just Choi binti Raka Aldebaran, pria itu menilik seluruh pengunjung. Christof berniat untuk melihat wajah pacar kakaknya meskipun itu hanya sekali, namun nihil perempuan itu tidak datang sama sekali. Christof menatap nisan kakaknya dengan emosi, buat apa kakaknya mati sia-sia dan rela dibunuh demi wanita itu, dan yang benar saja mengapa di saat ia mati tak ada penghormatan terakhir baginya.

"Christof!"

Pria itu menoleh dan.....

Plak.

Tangan yang hampir memukulnya sukses membuat pipi Christof merah lebam, wanita itu mendaratkan tamparannya tanpa berpikir.

"Gara-gara kamu, dia mati." lirih Ketrin menautkan alisnya yang marah.

"Tenanglah nak, jangan salahkan anakmu. Christof gak salah,"

Ketrin menggeleng. "Kalo dia bisa ngelindungin Kanny, gak mungkin Kanny mati, ma. Aku benci dengan anak itu, benci!!!"

Kanditia langsung menarik tangan Ketrin agar menjauh dari Christof.

"Mama benci Christof, apa salah aku?" isak Christof menatap nisan kakaknya lalu memeluknya erat. Christof merasa rapuh dan tak berguna, ia disalahkan atas kesalahan orang lain. Dan pada saatnya jika Christof dapat menemukan pembunuh itu, maka tak akan ada ampun, seorang pembunuh tak layak dikasihani karena mereka tak hanya membunuh tapi telah membuat keluarga Christof hancur berantakan.

Flashback off.

Disinilah Christof berdiri, di tempat dimana ia tidak akan pernah bisa ditemukan Jesi maupun melihat gadis itu. Jesi yang pernah membuat masa lalunya menjadi kelam terus mengirimkannya pesan, namun tak jua ia balas. Christof menatap layar ponselnya lalu menghela nafas kasar.

"Aku membencimu, Jesi Atlana Khen!" ucap Christof lalu membenturkan kakinya kuat-kuat ke dinding.

***

Jesi menurunkan ponselnya dari telinga, ia mendengar tak ada jawaban sama sekali dari si penerima. Dengan wajah kecewa Jesi menatap seisi kamarnya yang megah, namun terasa kosong di hatinya.

SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang