7. 👈👉

107 35 86
                                    

Tuhan, kenapa orang baik Engkau lenyapkan? Apakah dunia sekejam itu untuk aku diami?

_Ya! Dia kejam, karena bumi adalah tempat paling bahaya untuk berlindung.

***

Saat ini, Jesi sedang menyusuri keramaian jalanan kota. Rasa takut yang tak pernah sirna, semakin membuat Jesi merasa tidak aman dengan dirinya sendiri.

Ditambah lagi ia takut jika ada orang yang mengenalinya, bisa-bisa Jesi diadili dengan sadis oleh manusia-manusia tanpa norma. Kini, Jesi hanya menatap kosong jalanan yang basah, Jesi terlihat lelah dan lesu.

"Jangankan berniat untuk menyayangi ku, menjemput ku saja mereka sudah tak mau. Apa dosaku pada mereka, Tuhan?" Ucap Jesi meneteskan air mata sambil duduk dan menundukkan kepalanya di kursi seberang jalan.

Jesi menghentikan aktivitas menunduk. Tangannya memegang sebuah liontin, dia membukanya sambil melihat dua sosok dalam foto itu.

"Hai kamu, aku rindu! Kenapa secepat itu kamu pergi?" Jesi mengelus liontin itu, dan ia juga masih ingat untuk mengusap air mata kelemahan yang telah menetes sejak tadi.

"Kalo Tuhan mau memberi kesempatan untuk mati, Jesi bakalan bahagia kok. Lebih baik Jesi kembali kepada Tuhan, dan saat itu pula Jesi pasti bisa ketemu lagi dengan sinar sang fajar."

"Jesi pengan mati aja. Tuhan, jemput Jesi!" Ucap Jesi sambil memasukan kepalanya ke dalam tangan.

Jesi membuka ponselnya dan menangis tersedu-sedu. Kenapa kehidupan Jesi terasa sunyi dan sepi? Kapan keceriaan itu datang? Kapan sosok pelindung Jesi akan tetap bernafas?

Jesi memainkan ponselnya, melihat beberapa nomor yang masih ia simpan. Bahkan, akan selamanya ia simpan sebagai pajangan di ponselnya.

"Kapan blokirannya kalian buka? Jesi kangen pengen ngobrol."

Jesi menutup ponselnya kembali. Pandangannya beralih ke arah sebuah kotak yang selalu ia bawa, namun belum pernah dibuka. Kali ini, Jesi memberanikan dirinya untuk membuka kotak itu.

Jesi masih ingat jelas dengan orang yang memberikannya kotak itu. Dia sangat rindu akan sosok penulis tampan yang pernah singgah dihatinya.

Tangannya membuka kertas itu dan mulai penasaran dengan isinya. Selama ini, Jesi memang tahu bahwa lelaki itu adalah penulis dan sangat doyan berkumpul dengan geng motor GADEVIL.

Aku mencintaimu, Jesi Atlana Khen!

Kamu tahu, kenapa fajar tidak pernah marah ketika harus digantikan oleh senja?

Tolong, rahasiakan ini ya! Kata-kata ini hanya aku ucapkan untukmu, anggap saja bahwa kita sedang menyimpan rahasia negara. Kamu tahu kan, rahasia negara tidak boleh dibocorkan? Ehe.

Baiklah, aku akan memberitahukannya padamu. Fajar bercahaya, namun hanya sementara. Senja juga begitu. Tapi entah kenapa aku merasakan hal ini. Semakin hari aku takut, aku merasa bahwa sinar fajar yang pernah saya kilaukan tidak akan pernah bisa menerangi hidupmu selamanya.

Aku takut, jika nanti kamu kecewa. Itu sebabnya aku menulis surat ini.

Kamu mau berjanji untuk ku?

SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang