37. 👈👉

52 9 28
                                    

Kamu tidak dibuang, tapi sedang dititipkan.

_Dititipkan lebih jauh lagi? 👣

***

Seluruh keluarga Glen beserta jajarannya berkumpul di koridor rumah sakit, termasuk Jesi yang kini menjadi topik perbincangan. Sementara Glen bertemu dengan dokter Rangga di suatu ruangan untuk membicarakan sesuatu mengenai hasil tes dna yang telah dilaksanakan kemarin.

"Sebenarnya, apa yang sedang papa lakukan?" tanya Ando memulai pembicaraan.

"Tanyakan saja pada gadis disebelahmu," jawab Riana ketus, jika saja yang meminta untuk menunggu hasil tes ini bukanlah suaminya, sudah bisa dipastikan Riana enggan datang. Karena alhasil Riana sudah mengetahui semuanya tentang Jesi, anak yang nantinya akan menjadi benalu dalam keluarganya.

Riana menatap takut kedua orang yang keluar dari ruangan. Seluruh anggota tubuhnya bergetar hebat tanpa alasan. Mulutnya juga menjadi pucat pasi.

Glen melihat semua orang dengan senyuman lebar, terutama untuk gadis remaja yang kini sedang ada dihadapannya. Dokter Rangga juga ikut tersenyum sambil membuka amplob yang berisi selembaran kertas, mungkin hasil tes dna yang selama ini ditunggu-tunggu.

"Bagaimana hasilnya? Tidak mungkin kan gadis menyedihkan ini adalah anak suamiku?" sentak Riana dengan pertanyaan yang cenderung meremehkan Jesi.

Dokter Rangga tersenyum saat melihat wajah Riana yang ketakutan, ia menatap kertas di tangannya dengan hati-hati takut wanita jahat itu akan merampasnya. Namun, Riana tetap bersikeras jika Jesi tidak mungkin menjadi bagian dari keluarga Glen.

"Sepertinya anda kelihatan sangat takut? Apa anda sedang menyembunyikan sesuatu?" tanya dokter Rangga.

Saat Riana menatapnya tajam, dokter Rangga malah tersenyum santai seolah tak ada ketakutan di raut wajahnya.

"Kenapa aku harus takut? Lagipula gadis itu hanya wanita menjijikkan yang tidak akan pernah sederajat denganku." Riana menatap tajam Jesi.

Jesi menunduk diam sambil mengepal kedua tangannya. Sedangkan Ando yang berada disampingnya hanya mematung dan bingung.

Ando menoleh menatap Riana. "Mama, apa yang terjadi? Jesi bukan saudara Ando, kan? Kalo pun iya, plis bilang kalau gadis yang sangat Ando cintai ini bukanlah adik ku." ujarnya.

"Hasil tes DNA ini yang akan menjawab semuanya," jelas dokter Rangga.

Glen menatap semua orang, hingga Riana pun tak dapat berkutik sementara Yanti dan Rian sejak tadi terus berdiam diri.

"Ya benar. Cepatlah dokter bacakan hasilnya, saya sudah tidak sabar untuk mengetahui kebenarannya. Sudah begitu lama saya mencari keberadaan putri saya yang hilang, dan saya sangat berharap jika gadis baik itu adalah putri kandung saya yang menghilang lima belas tahun yang lalu."

Dokter Rangga mangut-mangut dan ia pun mulai berbicara, mengatakan apa yang seharusnya terungkap sejak awal.

Jesi menghela nafas pelan, apakah ini adalah jawaban dari doa-doanya? Menemukan orang tua asli? Mungkinkah Tuhan ingin menebus penderitaannya dengan cara seperti ini? Jika itu benar maka Jesi akan sangat bersyukur, mungkin inilah awal kebahagiaan.

Selesai menatap surat itu dan membacanya cermat dokter Rangga memasangkan wajah datar. Dan ternyata..... Jesi?

"Hasilnya cocok, dan Jesi adalah putri kandung dari pak Glen." Perkataan dokter Rangga membuat semua orang menatap heran termasuk Ando.

SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang