Rasanya menyakitkan jika tiap kali pulang harus menyaksikan sebuah pertengkaran.
***
Kini Ando sudah berada di rumahnya setelah pulang dari rumah Jesi. Dia merasa begitu kesal dengan kejadian Christof yang mencium Jesi. Baginya, Christof adalah saingan terberat yang harus segera disingkirkan.
Ando berjalan memasuki rumahnya lalu melempar kunci motornya sembarang. Ando berjalan menuju kamarnya, tapi langkah kakinya terhenti saat melalui satu kamar yang begitu familiar dalam ingatannya.
"Sudah cukup. Aku tidak kuat lagi dengan sikapmu," lirih Riana sambil menangis sesenggukan.
"Bukannya ini adalah kemauanmu? Bukankah kamu yang merencanakan semua kehidupan ini? Jadi, jika sikap saya seperti ini padamu, jangan heran apalagi menuntut lebih dari saya." jawab Glen dengan mantap sekaligus kasar.
Ando tak berani masuk ke dalam kamar itu. Ando hanya menatap miris keadaan kedua orang tuanya yang kini semakin tak akur.
Perbantahan itu makin berlanjut, telinga Ando terasa panas dan akan semakin memanas saat bentakan kasar selalu papanya tujukan kepada wanita itu.
Riana memijit keningnya, ia sedikit pusing. Sementara Glen, suaminya malah sibuk meluncurkan ribuan kata-kata kebenciannya.
"Capek? Lelah? Silahkan saja! Kalau sudah tidak tahan dengan aturan di rumah saya, kamu boleh meminta surat cerai hari ini juga. Dengan senang hati, saya akan mencari pengacara terbaik untuk mengalahkan mu di pengadilan." bentak Glen terkesan mengancam.
Riana menatap Glen lalu berlutut di hadapan pria itu.
"Aku minta maaf mas. Tolong jangan ceraikan aku! Mulai hari ini, aku berjanji tidak akan mengatur kehidupan mu lagi. Aku tahu, kita menikah tanpa rasa cinta." pinta Riana dengan suaranya yang terkesan mengecil.
Glen tidak menatap istrinya, dia menatap ke arah lain. Glen merasa jijik ketika melihat wanita itu, jika Tuhan mengijinkan Glen sangat ingin berhenti melihat atau bahkan mendengar semua tentang Riana. Entah kenapa? Glen tidak pernah menginginkan istrinya ini.
"Mas, jawab aku. Apa sampai sekarang kamu juga belum bisa mencintaiku? Apa aku sehina itu sampai-sampai kamu tidak pernah berencana untuk memberikan kasih sayang mu pada Ando dan juga aku? Apa a-ku....." perkataan Riana terhenti dan wanita itu balik menatap suaminya dari bawah sampai ke atas.
"Seumur hidupku tidak akan pernah ada yang namanya cinta di antara kita. Ingat, aku hanya menikahimu karena....."
"Cukup mas!" potong Riana dengan cepat.
"Dasar istri tidak tahu diri!" bentak Glen dan kini tangannya sudah ia kepal kuat-kuat.
Glen mengangkat sebelah tangannya, mengarahkannya ke suatu objek yang ingin ia tuju.
"Saya tidak sudi memiliki istri seperti kamu, Riana Andriana yang licik," kata Glen.
Satu tamparan mengenai pipi Riana, Glen begitu marah melihat sang istri yang berpura-pura baik, padahal aslinya begitu jahat.
Glen sudah sangat mengenal siapa itu Riana Andriana? Seorang wanita yang ia nikahi tanpa rasa cinta, tanpa sedikit pun niat dan tidak ada yang namanya sedikit saja kepeduliannya untuk Riana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)
Romance[Fanfiction/Romance] [Follow akun author, karena seorang penulis bijak akan tahu bagaimana caranya menghargai sebuah karya!] Senja akan selalu siap siaga, ketika harus menggantikan Fajar. "AKU BUKAN PEMBUNUH YANG KALIAN MAKSUD!" teriak gadis remaja...