45. 👈👉

29 6 17
                                    

Aku tidak menangis karena kamu meninggalkanku tanpa peringatan. Aku hanya menangis karena sampai sekarang, aku belum bisa melarikan diri dari masalah yang seharusnya.

*Jesi


*Atlana

*Khen

****

5 tahun kemudian.

Kue ulang tahun terbesar dengan lilin angka ke-20 terpampang di hadapan seorang gadis berparas cantik. Banyak orang yang mengerumuni tempat itu, terutama sanak saudara dan rekan kerja Ayahnya. Tentu saja, hari ini adalah hari spesial bagi dia.

Setelah lima tahun berlalu, banyak hal yang berubah, terutama kesedihan semakin menyelimuti kehidupan Jesi, namun gadis itu terus menyembunyikannya.

Di balik acara ulang tahunnya, Jesi menampakan senyuman indah sambil menatap kehadiran orang-orang yang kini telah menyanyikan lagu ulang tahun untuknya.

"Happybirthday to you,"

"Happybirthday to you,"

"Happybirthday,"

"Happybirthday,"

"Happybirthday to you,"

"Berdoa dulu sayang, habis itu tiup lilinnya." ucap Glen mengingatkan Jesi.

"Oke, yah,"

Jesi mengatupkan tangannya dan setelah selesai ia pun meniup lilin tersebut.

Suara tepuk tangan berasal dari tamu undangan, sejak tadi mereka sangat kagum dengan kecantikan dan kemewahan acara yang diadakan oleh Glen.

"Anak ayah minta apa aja sama Tuhan?" tanya Glen sambil mengelus rambut Jesi membuat Riana yang menatapnya semakin menautkan wajah kesal.

Jesi tersenyum. "Jesi minta sama Tuhan agar Ayah dan Bunda selalu bahagia. Jesi juga minta supaya di sana Kak Ando bisa tenang, dan yang terakhir Jesi cuman ingin agar Jesi bisa selalu hidup bersama kalian." jelasnya dengan mata berkaca-kaca.

Glen memeluk Jesi dengan tangisan kecilnya. "Ssstt, tanpa kamu minta pun, Tuhan pasti akan mengabulkan semua doa-doa Jesi. Kamu gak akan pergi kemanapun, kita akan bersama selamanya dan suatu saat nanti kamulah yang akan menemani Ayah di masa tua."

Jesi tersenyum, "Ayah," panggilnya kecil.

Glen menyahut,"Iya sayang, Ayah gak lupa kok buat ngasih kado."

Jesi menggeleng. "Bukan itu,"

Glen melepas pelukannya sejenak. "Trus apa?"

Jesi memegang tangan Glen sesekali menatap ke arah Riana. "Jagain bunda Riana yah, apapun yang terjadi Ayah gak boleh kasar sama bunda. Ingat lho, wanita itu adalah tulang rusuknya laki-laki. Kalo gak ada bunda, hidup Ayah gak bakalan bisa sempurna."

Glen sedikit terdiam, karena tidak ingin membahas soal Riana, akhirnya ia pun mengganti topik.

"Ini kado dari Ayah. Di terima ya sayang." ucap Glen sembari memberikan sebuah kotak nan megah di hadapan Jesi.

SUBSTITUSI (Sudah Terbit✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang