06. Jajan

3.2K 530 36
                                    

Naura sudah menyelesaikan pekerjaannya, gadis itu melangkah santai menuju ruang tamu tapi dimana sosok pemuda menyebalkan yang sudah mengusik ketenangan hidupnya itu?

"Hai..." sapa Arkan yang ternyata berada di lantai dua kediamannya.

"Arkan! Nggak sopan banget sih! Turun nggak lo!" omel Naura berkacak pinggang, Arkan turun sesuai perintah Naura dengan meluncur lewat pegangan anak tangga.

"Loh!? Lo dapat--"

"Gue bawa hoodie di mobil, lo ganti baju sana. Ikut gue," perintah Arkan sekaligus memotong ucapan Naura saat melihatnya sudah memakai hoodie berwarna hitam.

"Enggak! Pergi lo, lagian semuanya juga udah beres," ketus Naura memalingkan wajahnya.

"Beres apaan, kamar lo berantakan tau nggak, buruan sana ganti baju abis itu ikut gue! Buruan..." perintah Arkan lagi.

"Ish!" decak Naura mendengar ucapan pemuda itu. Ia pun bergegas menaiki tangga menuju kamarnya meninggalkan Arkan yang kembali nangkring di sofa ruang tamu.

Naura membuka pintu kamarnya dan betapa terkejutnya ia saat mendapati kamarnya terlihat begitu rapi. Novel yang biasanya acak-acakan tertata rapi begitupun meja belajar dan sprei di ranjangnya.  Naura bergegas membuka lemari pakaiannya dan untung saja masih terlihat berantakan, dasar Arkan. 

Beberapa menit kemudian, Naura menuruni anak tangga dengan pakaian santainya dan menjumpai Arkan yang tengah bermain ponsel.

"Kemana sih?" tanya Naura dingin.

Arkan mendongakkan kepalanya menatap penampilan gadis itu, baju hitam lengan panjangnya kelihatan terlalu ketat.

"Ganti," ucap Arkan kembali fokus pada layar ponselnya.

"Hah? Ganti baju maksud lo?" tanya Naura sinis.

"Iya," jawab Arkan singkat.

"Tap--"

"Buruan ganti, pakai hoodie aja. Apaan ketat gitu, kalo ada yang ngelirik gimana?" koreksi Arkan hingga Naura benar-benar kesal dibuatnya. Gadis itu beranjak kembali menaiki anak tangga dengan langkah berat.

"Nah!" ucap Arkan lalu menyimpan ponselnya saat Naura sudah kembali dengan pakaian yang sesuai dengan keinginannya tadi.

"Emang mau kemana sih? Awas aja kalo elo sampai macam-macam!" ancam Naura mengangkan kepalan tangannya.

"Udah ikut aja, yuk." Arkan berjalan lebih dulu keluar dari rumah diikuti Naura. Anak-anak yang tadi bermain didekat mobilnya sudah tidak ada.

"Masuk," ucap Arkan setelah membukakan pintu. Naura pun ikut saja dan mobil itu pergi melesat meninggalkan kawasan komplek perumahan Naura.

"Lo bisa nyetir?"

Arkan mengalihkan pandangannya dari jalanan di hadapannya kepada gadis yang tengah bertanya itu.

"Ya bisa lah! Sekate-kate lo ngira gue nggak bisa nyetir," jawab Arkan menggerutu.

"Kan tiap hari, elo sekolah diantar sama supir," balas Naura tak mau kalah. "Enak ya," tambah gadis itu dengan nada pelan namun Arkan masih bisa mendengarnya.

"Wih! Dalam artian elo selalu merhatiin gue dong? Cie! Udah lah Nau, ketebak kok kalau elo itu juga cinta sama gue, hahaha!" Arkan tertawa lain halnya dengan Naura yang terlihat biasa-biasa saja.

"Sampai..." ucap Arkan setelah mobilnya terparkir di depan gang, eh maksudnya supermarket di tepi jalan raya.

"Ngapain?" tanya Naura bingung.

Arkan X NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang