57. Lawan

1.9K 343 43
                                    

"Naura," sapa seorang pemuda menghampiri Naura dan Selvi yang tengah makan bersama.

"Iya?" Naura melempar senyum pada Salman, begitu pun sebaliknya.

"Gue boleh duduk?" tanya Salman hendak duduk disamping Naura namun tiba-tiba Lara datang dan dengan cepat duduk disamping gadis itu.

Salman sempat berdecak dan kemudian duduk disamping Selvi.

"Loh, yang lain mana?" tanya Lara pada menatap Naura dan Selvi bergantian.

"Mereka nongkrong dibelakang," jawab Selvi diangguki Naura. Lara hanya mengiyakan dan memilih bermain ponsel menunggu makanan yang dipesannya tiba.

"Lara, nama lo?" tanya Salman.

Tiga gadis itu pun menatap Salman dengan ekspresi datar.

"Gue denger-denger, kakak lo keciduk polisi gara-gara narkoba," ejek Salman dengan senyum sinis.

"Mulut lo bisa diam nggak!?" Naura mengangkat tangan menunjuk Salman.

"Udah Nau, biarin aja," cegah Lara sebelum Naura emosi.

"Cowok kok mulutnya kayak cewek," cibir Selvi ikut-ikutan.

"Yang gue bilang bener 'kan?" tanya Salman dengan santainya.

"Iya, bukan urusan lo!" jawab Lara dingin.

"Pelacur aja belagu---"

Bugh!

Salman terjatuh dari kursi setelah mendapat tamparan tiba-tiba dari pemuda yang tiada lain adalah Arkan. Arkan terlihat sangat marah, kerah baju Salman sudah ia cengkram dengan kuat.

"Sekali lagi lo ngomong kayak tadi, abis lo!!" bentak Arkan penuh ancaman, berhasil membuat Salman terdiam mencoba menetralkan napasnya.

"Pergi lo!" usir Arkan.

Salman pergi setelah melayangkan tatapan penuh dendamnya pada Arkan. Tentu saja perbuatan Arkan barusan berhasil mengundang perhatian seisi kantin.

"Arkan, lo nggak papa?" tanya Lara menarik pemuda itu untuk duduk.

"Enggak, kalian?" tanya Arkan balik. Tiga gadis itu menggeleng perlahan, sementara Naura masih mengarahkan pandangannya pada punggung Salman yang terlihat meninggalkan kantin.

"Sayang," panggil Arkan hingga Naura tersadar.

"Iya?" Naura mencoba tersenyum dan kembali melanjutkan makannya.

"Kalau Salman berulah lagi, bilang aja ke gue," ucap Arkan pada Lara, berganti menatap Selvi.

"Makasih," ucap Lara diangguki Arkan.

"Hei?" panggil Arkan lagi.

"Kamu---"

"Aku nggak mau kamu ribut lagi, sama
siapa pun itu," potong Naura menatap Arkan. Sendok yang dipegang Selvi sampai jatuh kemeja, sementara Lara seolah tak ingin mendengar dengan mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Aku minta maaf, lagian dia gangguin kalian." Arkan tersenyum mengusap pucuk kepala Naura dengan lembut.

"Iya ah, nggak aku ulangin lagi." Arkan kembali berucap sehingga Naura dapat bernapas lega dan memilih diam setelah menghentikan aktivitas makannya.

"Eh lupa! Aku nyusul Rehan ya kewarung belakang, dah! Lanjutin makan kamu. Selvi, Lara, pesan aja lagi, nanti gue yang bayar. Oke!?" Arkan langsung pergi setelah meneguk minuman Naura dengan tergesa-gesa.

"Nau, lo nggak papa?" tanya Selvi setelah kepergian Arkan.

"Gue cuma takut, Arkan kayak dulu lagi, gue trauma liat dia ribut sama orang, berantem kayak tadi." Naura menjawab, menatap Selvi dan Lara bergantian.

Arkan X NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang