20. Kabar Buruk

2.7K 461 68
                                    

Pukul tiga pagi Alan terbangun saat ketokan pintu kamar terdengar jelas. Ia menoleh kesamping dan mendapati sang isteri tengah tidur dengan memeluk boneka beruang besar.

"Iya... Iya..." jawab Alan melangkah menuju pintu.

"Tuan! Aden ditangkap polisi! Kasus narkoba!" Pak Aryo bicara tergesa-gesa dengan panik lain halnya dengan Alan yang masih mengusap matanya.

"Hah???" tanya Alan lugu.

"Aden ditangkap polisi... Ayo Tuan! Kita datangin Aden sekarang!" ucap Pak Aryo lagi.

"Aden? Aden siapa? Bintang film?" tanya Alan lagi.

"Tuan!!! Den Arkan ditangkap polisi! Aden ikut komplotan pengedar narkoba!!!" ucap Pak Aryo kesal.

Alan masih diam lalu menatap jam dinding. "Hah! Arkan ditangkap polisi!? Astaga! Ayo Pak ke rumah sakit! Eh maksud saya ke mana! Aduh!!!" Alan panik bukan main lalu Pak Aryo menarik tangannya untuk menjauh dari kamar.

"Tuan... Nanti Nyonya bangun, ribet urusannya. Saya tunggu dimobil," ucap Pak Aryo agak tenang, akhirnya Tuannya mengerti.

"Bawa semua bodyguard." Perintah Alan sebelum kembali ke kamar.

Beberapa menit kemudian mobil tancap gas menuju kantor polisi terdekat setelah mendapat panggilan dari kepolisian yang diangkat oleh Pak Aryo. Iring-iringan mobil Alan tiba di depan kantor kepolisian.

Alan berjalan didampingi pengawalnya, nampak mempesona dan menawan. Salah satu pengawal berbicara dengan polisi yang berjaga. Polisi tersebut mengangguk lalu menuntun mereka ke sel dimana terdapat Arkan, Bima dan yang lain.

"Arkan!" panggil Alan hingga tatapan beberapa pemuda itu tertuju padanya. Arkan yang tengah tertidur sontak terkejut dan langsung menghampiri sang ayah hingga kepalanya tak sengaja terbentur dengan besi.

"Hah? Apa? Apa?" tanya Arkan.

Alan menggelengkan kepalanya tak percaya. "Pak, saya mau bicara sama dia!" pinta Alan dan seorang penjaga pun membuka pintu sel kemudian menyeret Arkan keluar dari sana.

"Pak... Hati-hati jangan kasar sama Aden..." ucap Pak Aryo tak tega.

"Nggak papa, Pak. Seret dia, kalau perlu jedukin lagi kepalanya kebesi," ucap Alan dingin. Pak Aryo pun pasrah dan memilih menepi.

Alan duduk berhadapan dengan Arkan. Arkan nampak santai dengan senyum ramah pada beberapa polisi yang berlalu lalang.

Brak!

"Arkan!" bentak Alan menggebrak meja hingga suasana menjadi tegang.

"Iya... Ayah?" tanya Arkan mendudukkan wajahnya.

"Kamu ini. Liat seragam yang kamu pakai!    SMA SARANAYA! Kamu malu-maluin sekolah sekaligus malu-maluin keluarga! Arkan... Astaga... Kamu..."

"Ayah nggak bakal bantu kamu dalam masalah ini! Hadapi sendiri! Biar kamu jera! Setelah ini, Ayah bakal urus kepindahan kamu keluar negeri!"

"Eh, kok! Arkan nggak mau keluar negeri. Di dalam negeri aja Arkan goblok apalagi diluar, Arkan cuma nolongin Bima yang tadi lari terus tiba-tiba polisi datang nembak ban motornya Rehan terus Arkan ketangkap, Bima juga, terus--"

"DIAM ARKANA!"

Semua orang tersentak kaget termasuk Bima dan teman-temannya.

"Pak... Tenang dulu, anak Bapak masih dalam penyelidikan, nanti mereka akan di tes urine apakah juga menggunakan atau hanya sekedar pengedar. Bapak tenangkan diri, biar jadi urusan kami," ucap salah satu polisi mendekati Alan.

"Urusin aja, dia buka urusan saya lagi," ucap Alan dingin lalu bangkit dari duduknya.

"Ayah... Arkan bakal aduin ke Bund--"

"Ayah udah berusaha rahasiain hal ini dari Bunda! Kalau kamu ngadu, terima sendiri akibatnya! Ngerti Arkana!?"

Arkan diam larut dalam pikirannya. "Bener juga, kalau Bunda tau bakalan lebih repot."

"Eh... Nggak jadi deh Arkan aduin ke Bunda, suer!" Arkan mengangkat jarinya membentuk peace. Alan menghembuskan napas gusar menyangkut tingkah laku anaknya itu.

"Ayah! Ayah! Jangan pergi dulu! Arkan laper!"

"Ya ampun Aden, Aden laper? Bentar ya Den, Bapak beliin makanan di depan!" Pak Aryo langsung pergi setelah mendapatkan acungan jempol dari Arkan.

"Pak, mari bicara di ruangan," ucap salah satu polisi pada Alan dan Alan pun mengangguk lalu ikut pergi dengan polisi tersebut.

"Ayo kembali ke sel," perintah dua orang polisi pada Arkan. Arkan dituntun masuk kembali kedalam sel menemui Bima dan yang lain.

"Maaf..." ucap Bima dengan rasa bersalah luar biasa.

"Santai," jawab Arkan melempar senyum.

"Astaga!" pekik Arkan secara tiba-tiba. Beberapa polisi menghampirinya dengan cepat.

"Pak! Cewek saya masih di Taman! Bapak bisa cek dia? Udah pulang atau belum! Ya ampun... HP saya dong, Pak! Buat nelpon cewek saya!"

Bima berdecak kesal.

"Dasar!" gerutu polisi tadi lalu kembali ke tempat seperti semula.

"Yah... Pak Salim!" panggil Arkan membaca nama pada seragam salah satu polisi.

"Pak Salim pernah muda 'kan. Pasti pernah mabuk asmara dong? Iya dong... Saya mau nelpon cewek saya, nanyain dia udah pulang apa belum, dia udah tidur apa belum," cerocos Arkan menggenggam besi sel dengan dua tangannya.

"Maaf, saya masih single." Ucap polisi bernama Salim. Arkan menampilkan tatapan datarnya dan memilih pasrah.

Naura tiba dirumah. Nampak sunyi, mungkin karena ayahnya sudah tidur dan ibunya, entah lah. Ia masuk kekamar kemudian merebahkan tubuhnya menghadap pintu balkon. Tiba-tiba ia teringat Arkan, ada hubungan apa Arkan dengan gadis bernama Lara yang belum ia ketahui asal usulnya.

Naura meraih ponselnya guna menghubungi Arkan namun tak ada jawaban.

"Apaan sih gue!" rutuknya pada diri sendiri. Gadis itu memilih kembali merebahkan tubuhnya dan berharap bisa segera tidur namun nyatanya ia selalu terbayang Arkan, mengapa perasaannya menjadi tidak enak.

"Arkan... Angkat dong!"

"Jangan bikin gue khawatir lagi."

Naura terus menghubungi Arkan dan masih tak ada jawaban sama sekali. Naura memberanikan diri menghubungi Rehan, untung saja ia berhasil mendapatkan nomer pemuda itu lewat grup kelas.

"Gue Naura. Arkan gimana sekarang?"

Hening, tak ada jawaban. Naura menatap layar ponselnya dan panggilan masih terhubung.

"Gue sama Gilang ada di kantor polisi, Arkan kena kasus. Ya, gitu deh. Nggak usah sok peduli."

Tut!

Rehan mematikan panggilan secara sepihak. Hal itu berhasil membuat Naura terjaga sepanjang malam menuju fajar. Apakah Naura mulai menerima Arkan?

•••











TBC!!!
Makin kepo ya?
Ayo komen dan vote sebanyak-banyaknya!!!🤣🙏🏻

Arkan X NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang