25. Sadar

2.8K 462 42
                                    

Hari sudah siang, Arkan terbangun masih berada dikamar mandi. Ia bergegas membersihkan diri kemudian keluar dari kamar dengan pakaian santainya. Arkan menuruni tangga dengan cepat matanya menatap beberapa pelayan yang tengah bekerja.

"Pak, Bapak punya nomor telepon temen ayah yang kemaren? Pak Irham, ada nggak?" tanya Arkan pada seorang pria yang tengah membersihkan mobil, siapa lagi kalau bukan Pak Aryo.

"Duh, nggak ada. Emang kenapa, Den?" tanya Pak Aryo menghentikan aktivitasnya.

Arkan menggeleng. "Bapak siapin mobil ya, kita ke kantor Ayah sekarang. Arkan ambil jaket dulu! Oke Pak? Sip..." Arkan bergegas  masuk kerumah. Pak Aryo mengangguk saja atas permintaan anak majikannya itu.

Beberapa menit diperjalanan, mobil tiba didepan gedung besar 'Samdrick Company'. Arkan langsung masuk dengan berlari dan tak sengaja menabrak salah satu OB yang tengah mengepel lantai.

"Mas, maaf ya! Nggak sengaja!" ucap Arkan lalu melanjutkan larinya menuju lift guna menemui sang ayah yang berada diruangannya.

Ting!

Arkan masuk keruangan Alan tanpa mengetuk pintu dan seperti biasa, sang ayah sedang berbincang bersama para karyawan.

"Ayah! Ini aneh banget!

"Arkan--"

"Stt... Ayah lagi sibuk. Kamu duduk dulu," potong Alan hingga Arkan berdecak dan memilih duduk disofa menunggu pembicaraan sang ayah selesai. Kantuk melanda namun Arkan terus berusaha terjaga.

"Oke, kalian bisa pergi," ucap Alan berhasil membuat Arkan bergegas menghampiri sang ayah.

"Ayah! Ayah tau nggak kalau--"

"Kamu bolos?" potong Alan malas.

"Ayah! Ini serius! Arkan ngerasa aneh sama diri Arkan sendiri, coba Ayah panggil Pak Irham yang kemarin kerumah." Cerocos Arkan tanpa jeda.

"Arkan ngerasa ada yang ngomong dikepala Arkan. Coba Ayah denger sendiri!" Arkan mendekatkan kepalanya pada sang ayah dan hal itu membuat Alan  kebingungan.

"Arkan nggak gila 'kan? Ayah! Jawab! Arkan nggak mungkin gila!"

Alan menarik napas panjang lalu menuntun sang anak untuk duduk disofa. Ia memberikan segelas air putih dan Arkan langsung meminumnya.

"Yang kamu butuhin sekarang itu cuma istirahat yang cukup, ngerti Arkan?"

Arkan mencoba tenang namun tak bisa. Ia terus mengatakan kalau ia tidak gila karena mendengar suara-suara aneh yang mungkin hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

Jam pulang sekolah tiba, Selvi berjalan bersama Naura menuju parkiran sekolah. Mereka sudah berencana mengajak Arkan berjalan-jalan malam ini sesuai ucapan Rehan.

"Nau? Lo ngelamuin apa sih?" tanya Selvi kesal karena sahabatnya itu nampa tak mendengarkan ucapannya.

"Soal Arkan, apalagi." Naura duduk disalah satu kursi dan Selvi mengikuti.

"Lo mulai suka ya sama Arkan?" rayu Selvi menaik turunkan alisnya dengan senyum jahil.

"Ih! Apaan sih!" Naura berdecak. "Kalau bukan karena permintaan bokapnya, gue nggak bakal mau deket-deket sama tuh anak!" tukas Naura to the point.

"Tapi gue liat-liat. Lo mulai baper alias bawa perasaan sama Arkan. Lo mikirin dia, sering ngelamunin dia. Ah pokoknya gue yakin kalau lo naksir sama Arkan!" ucap Selvi girang.

"Enggak!" jawab Naura lalu bangkit dari duduknya.

"Gue nggak bakal naksir sama Arkan!" ucap Naura lagi.

"Lah! Emang kenapa?" tanya Selvi menyusul Naura yang sudah melanjutkan langkahnya.

"Selvi... Gue sadar diri! Udah ah! Jangan bikin gue bad mood!"

Naura mengakhiri kalimatnya saat mereka sudah tiba diparkiran dan Selvi terlihat mengambil motornya yang terparkir.

"Yaudah, gue duluan ya. Ingat! Nanti malam jangan lupa jemput gue! Bye Naura!!!" Selvi pergi yang dibalas anggukan dan senyuman oleh Naura.

Naura berdiri di halte sekolah menunggu angkutan umum yang akan menjadi alat transportasinya untuk pulang.

Kurang dari satu jam, Naura tiba dirumah. Ia melangkah masuk dan keadaan rumah nampak sepi. Mungkin sang ayah masih bekerja dan ibunya, entahlah. Setidaknya Naura tidak mendapat kekerasan jika sang ibu jarang berada dirumah.

Arkan tertidur selama di perjalanan pulang kerumah bersama sang ayah yang menjadi supirnya. Alan melirik sekilas pada Arkan yang nampak nyaman dalam tidurnya. Pemuda itu selalu saja tertidur saat berada dimobil.

"Arkan, bangun. Udah sampai nih," tegur Alan saat mesin mobil sudah mati.

Tak butuh waktu lama seperti biasanya. Arkan terbangun seraya mengusap kedua matanya. Ia turun dari mobil tanpa sepatah kata dan ternyata di ruang tamu sudah ada teman-temannya. Rehan, Gilang, Naura dan juga Selvi.

"Hai Arkan!?" sapa Selvi melambai.

Arkan menghampiri mereka disusul oleh Alan yang baru memasuki rumah.

"Ngapain sih?" tanya Arkan sinis.

"Yaelah, duduk dulu." Titah Rehan dan Arkan menurut. Ekspresinya menandakan kalau ia sedang merasa jenuh.

"Ikut kita yuk, jalan-jalan ke mall atau cafe. Santai gitu 'lah pokoknya!" ucap Gilang antusias.

"Nggak ah, gue capek." Arkan bangkit dari duduknya, namun saat matanya menatap Naura yang juga tengah menatapnya. Tiba-tiba ia kembali duduk dengan senyum kecil pada Naura.

"Jadi gimana? Ikut aja lah!" ajak Gilang lagi.

"Oke," singkat padat dan jelas. "Gue siap-siap dulu." Arkan pergi meninggalkan teman-temannya guna berganti pakaian.

Baberapa menit menunggu akhirnya Arkan muncul. Ia membawa kunci mobil ditangan kanannya.

"Eh, satu mobil aja. Gue yang bawa," ucap Rehan melihat tingkah pemuda itu.

"Gue sama Naura, kalian--"

"Gue sama Rehan, sama yang lain juga." Potong Naura atas ucapan Arkan. Rehan mengangguk saja.

"Yaudah gue sendiri." Arkan tetap dengan pendiriannya.

"Arkan! Woy!" panggil Rehan namun tak dihiraukan. Mereka pun segera menyusul Arkan yang sudah pergi meninggalkan rumah. Saat Arkan hendak masuk kemobil, Naura menahan tangannya.

"Sama kita aja, biar nggak capek." Ucap Naura.

"Bener tuh!" tambah Selvi menegaskan yang sudah siap masuk kemobil Rehan.

"Lo aja yang sama gue," ucap Arkan meminta Naura masuk kemobilnya.

Naura menatap yang lain sekilas, saat Rehan mengangguk. Ia pun masuk kemobil Arkan. Para remaja itu berangkat meninggalkan kediaman megah Arkan tanpa pamit, mungkin hanya Pak Aryo dan beberapa bodyguard yang melihat kepergian mobil mereka.











Tbc...
Vote komen jangan lupa.
Kepo ya?🤔
Arkan kenapa masih belum ada penjelasan. Makanya komen sebanyak-banyaknya atuh🥳

Arkan X NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang