34. Hubungan

2.6K 487 187
                                    

Naura tiba dikelas disusul oleh Arkan dengan mulut mengunyah permen karet. Naura duduk dikursinya begitu pun Arkan. Sesekali Arkan mengedipkan matanya dengan senyum jahil dan hal itu membuat Naura menjadi salah tingkah antara malu dan kesal.

"Nau!" Selvi memanggil membuat Naura kaget saja.

"Kenapa lo? Sakit?" tanya Selvi menempelkan tangannya pada kening Naura.

"Enggak, ih!" Naura pun mengalihkan pandangannya dari titik dimana Arkan terus menatapnya dengan senyum kecil.

"Temen lo, nggak waras kayaknya," bisik Gilang pada Rehan. Rehan menoleh pada Arkan. Ia hanya tersenyum dan tak lama kemudian seorang guru memasuki kelas dan pelajaran pun dimulai.

Beberapa hari berlalu, hubungan Arkan dan Naura semakin membaik. Bahkan secara terang-terangan Naura menunjukkan ketertarikannya pada Arkan meskipun hanya sekedar mendapat candaan dan permen karet dari pemuda itu.

"Nih ya! Kata Bunda, pas Arkan masih kecil pantatnya pernah kecebur ditoilet! Hahaha! Sumpah lucu banget!" Gilang tertawa membuat Rehan juga tertawa.

Guru yang mengajar kelas mereka tak hadir sehingga kelas sudah seperti pasar malam kegaduhannya. Para gadis berkumpul membicarakan hal-hal aneh sedangkan para pemuda duduk dipojokan kelas sambil bermain game online bersama.

Arkan dan teman-temannya memilih duduk ditempat dengan kursi yang didekatkan sambil bercanda seperti sekarang ini.

"Mana ada! Ah ngarang lo!" wajah Arkan memerah menahan malu.

"Gue inget ya, dulu kata Mami. Lo pernah nyasar di pasar malam sampai nangis terus ditemuin sama supir pribadi yang lo kira penculik!" balas Arkan tak mau kalah membuat Gilang terdiam.

"Itu gara-gara gue takut masuk rumah hantu! Eh si Rehan yang emang titisan hantu berani! Gue ditinggalin diluar! Mana lama banget, gue nyari es krim. Eh nyasar! Anjir sumpah gue trauma banget!" jelas Gilang membenarkan cerita Arkan.

"Yah! Lo pada 'kan emang nggak waras. Gue doang anak yang paling baik!" Rehan memuji dirinya sendiri dengan ekspresi tampan yang dibuat-buat.

"Baik apaan! Huh!" Selvi melipat tangannya didada membuat Naura tertawa.

"Alah, gue yakin. 9/10 cewek dikelas naksir sama gue--"

Gilang berdiri diatas meja. "WOY! CEWEK-CEWEK CANTIK NAN BAHENOL! Rehan buka pendaftaran nih! Buat cewek yang mau jadi pacarnya Rehan! Bisa baris ya!"

Kelas menjadi heboh bukan kepayang. Para gadis langsung mendekati meja mereka dengan berdesakan mencoba mendekati Rehan dengan gaya centilnya. Gilang tertawa terbahak-bahak begitu pun Arkan. Selvi sampai terjungkal kebelakang dan hal itu juga membuat Naura tertawa.

Saat para gadis berdesakan mendekati Rehan. Arkan menarik tangan Naura masih dengan tawa kecil meninggalkan kelas yang sudah sangat berisik.

"Arkan! Arkan! Hahaha! Mau kemana sih!?"

Arkan tak menjawab masih berlari membawa Naura menuju tempat yang tiada lain adalah taman belakang sekolah.

"Disini aja, sepi." Arkan tersenyum lalu mengajak Naura duduk disalah satu kursi. Taman yang dipenuhi bunga dan rumput hijau itu sangat nyaman dipandang. Baru saja Naura duduk, Arkan langsung merebahkan kepalanya dipangkuan Naura.

"Heh! Nanti ada yang ngeliat! Kena hukum!" panik Naura meminta Arkan untuk bangkit.

Arkan menarik tangan Naura kemudian menggenggamnya lembut. Sesekali ia mengecupnya hingga membuat Naura diam dengan senyum kecil sambil mengusap kepala Arkan.

"Lo seneng 'kan?" tanya Arkan tersenyum menatap Naura dari bawah.

"Menurut lo?" tanya Naura balik.

Arkan berdecak lalu bangkit kemudian duduk masih dengan tangan menggenggam tangan Naura.

"Ih, jawab seneng. Kok malah nanya balik," gerutu Arkan dengan wajah imutnya.

🤮

Naura tertawa kemudian mengangguk.

"Nah gitu dong!" Arkan kembali merebahkan kepalanya seperti semula sambil memejamkan mata menikmati hembusan angin pagi.

"Lo lucu tau nggak," kekeh Naura.

"Ganteng juga," tambah Arkan enggan membuka mata.

"Gimana kabar bunda?" tanya Naura membuat mata Arkan terbuka dengan cepat.

"Nanti, mampir kerumah gue ya. Liat sendiri keadaan bunda," jawab Arkan membuat Naura menyerngit.

"Emang nggak bisa diceritain gimana keadaan bunda?" tanya Naura kesal.

"Bisa sih, tapi gue modus pengen elo ada dirumah! Hahaha!" Arkan tertawa yang langsung mendapat pukulan pelan dari Naura diwajah.

"Bokap lo masih kerja di perusahaan, ayah?" tanya Arkan. Naura mengangguk.

Hening, tak ada lagi pembicaraan diantara mereka.

Arkan bangkit secara tiba-tiba kemudian memegang kedua bahu Naura. Matanya menatap fokus pada manik mata gadis itu dan begitu pun sebaliknya.

"Aku, sayang kamu."

Naura mencoba menahan tawanya namun tak bisa.

"Ih kok ketawa! Yaudah pakai gue-elo aja. Tau ah kesel gue!" Arkan mengalihkan pandangannya dan menjauhkan sedikit posisi duduknya.

"Arkan..." panggil Naura.

"Ah gue nggak bisa diginiin! Apa? Apa?" tanya Arkan antusias kembali mendekatkan jaraknya dengan Naura.

"Aku, juga sayang kamu." Naura tersenyum manis hingga matanya menyempit.

"Nih! Sebagai bukti cinta!" Arkan menyerahkan sebiji permen karet pada Naura dengan berlulut dihadapannya. Naura kembali tertawa.

"Yaudah, kekelas yuk. Udah ganti jam pejaran nih," jawab Naura setelah menerima permen karet tersebut.

"Kenapa lo? Diam aja, tumben." Rehan melirik Selvi yang sedari tadi diam menatap meja Arkan dan Naura yang berada dipojok kantin.

"Heh!" panggil Rehan.

Selvi menoleh. "Apaan sih?" tanya gadis itu sinis.

"PMS lo?" tanya Rehan bingung. Gilang pergi memesan makanan meninggalkan Selvi dan Rehan yang nampaknya kurang bersahabat.

"Enggak," balas Selvi mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Yaelah, lo iri liat Arkan sama Naura?" tanya Rehan mengerti dengan apa yang dipikirkan gadis itu.

"Udah tau, nanya!" sinis Selvi hendak pergi namun Rehan menahan tangannya hingga ia terpaksa kembali duduk.

"Nanti malam lo sibuk?" tanya Rehan menatap Gilang yang masih berada dikasir.

"Enggak," jawab Selvi jujur.

"Ada karnaval ntar malam sampai lusa, lo nggak mau pergi?" tanya Rehan dingin.

Selvi menatap Rehan berbinar. "Lo mau ngajak gue pergi!? Kesana!? Serius? Oke!" ucap Selvi antusias.

"Ck, jangan lebay ah!" Rehan berdecak. "Jangan kasih tau yang lain, kita aja." Tambah pemuda itu yang langsung mendapat dua acunga jempol dari Selvi.

Dasar, Rehantu.











TBC
Tuh kan... Aku tepat janji
Next?
150 vote
150 komen

🤪💓🖤😲🤙🏻🤲🏻👋🏻🤛🏻

Arkan X NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang