29. Gara-Gara Susu Kucing

2.6K 479 103
                                    

Di pagi yang cerah, Arkan sarapan bersama sang ibu sedangkan Alan pergi kekantor lebih awal karena ada urusan.

"Bunda... udah dong. Arkan jangan dibedakin lagi, cukup kucing!" Arkan merengek kesal, sang ibu terus-terusan menyapukan bedak pada kedua pipinya dan si kucing bergantian.

"Anak-anak bunda udah cantik! Yeay!" girang Alin menatap Arkan dan kucing bernama kucing itu. Arkan dan si kucing saling tatap dengan tatapan jengahnya.

"Pak Aryo. Mobil udah siap!?" tanya Arkan sedikit berteriak.

"Siap!" jawab Pak Aryo dari halaman.

"Yaudah, Arkan berangkat dulu." Arkan bangkit dari duduknya kemudian menghabiskan segelas susu buatan Alin.

"Bunda? Kok rasa susunya aneh?" tanya Arkan bingung.

Alin melongo. "Arkan! Itu susu buat kucing! Ih! Kok diminum!?" Alin mengambil gelas ditangan Arkan secara paksa kemudian menuangkan lagi air susu dari kaleng yang memang menjadi santapan sehari-hari untuk kucing.

Arkan meneguk salivanya kasar sambil mengusap sudut bibirnya. "Arkan nggak bakal keracunan 'kan?" tanya Arkan pada sang ibu.

"Meow!"

"Aden! Ayo. Udah jam tujuh!" Pak Aryo berteriak, terpaksa Arkan pergi tanpa mendapat jawaban dari Alin yang tengah sibuk sendiri.

"Nah! Kucing pasti bisa minum!" Alin menyerahkan gelas susu itu pada kucing. "Ah lupa! Sedotan! Dulu, Arkan juga ngasih sedotan ke ikan di akuarium! Ayo kucing! Minum..." Alin tersenyum senang.

Stress.

Arkan tiba disekolah. Ia turun dari mobil kemudian menatap wajahnya lewat kaca spion.

"Kenapa, Den?" tanya Pak Aryo bingung.

"Enggak, Arkan sekolah dulu ya." Arkan berpamitan dengan Pak Aryo sambil memegang perutnya. Kerutan terlihat jelas diwajahnya.

"ARKAN!" panggil Selvi mengageti.

"HUEKKK!" Arkan muntah didepan kelas. Selvi melotot kaget begitu pun beberapa siswa yang sudah berada dikelas.

"Huek!!!"

"Iwww!" Gilang yang baru datang bergidik jijik.

"Gara-gara! Susu kucing yang dibuatin Bunda!" ucap Arkan lalu bersender pada tembok.

"Huek!"

"Arkan hamil!" teriak Gilang spontan mengundang gelak tawa seisi kelas.

"Ya ampun!" Naura datang bersama Rehan. Ia langsung mendekati Arkan lalu membersihkan mulut pemuda itu dengan sapu tangannya.

"Minum!" titah Naura panik menyerahkan botol minumnya pada Arkan.

"Lo naik angkot?" tanya Rehan berkacak pinggang.

"Huft..." Arkan menyerahkan kembali botol minum milik Naura sambil mengatur napasnya.

"Bunda... Gue... Gue nggak sengaja minum susu kucing... Huek!"

Naura menutup matanya saat muntahan Arkan mengenai seragamnya.

"Susu kucing!? Lo nenen sama kucing?" tanya Selvi yang langsung mendapat cubitan dari Rehan.

"Selvi!" Naura juga dibuat kesal atas pertanyaan temannya itu.

"Rehan, telpon supirnya Arkan. Kita bawa kerumah sakit aja takutnya kenapa-napa." Naura berucap pada Rehan yang hanya dibalas anggukan dari pemuda itu.

"Loh? Arkan, lo kenapa?" tanya Salman yang baru datang bersama teman-temannya.

"Hamil!" jawab Gilang cepat.

Arkan X NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang