37. Soal

2.4K 452 63
                                    

"Sakit, lo?" tanya Naura pada Selvi yang sejak tadi senyam-senyum sendiri.

"Enggak," balas Selvi dengan pipi merona.

Tatapan dua gadis itu tertuju pada seseorang yang baru memasuki kelas, Rehan. Disusul oleh Gilang yang berjalan sambil bermain ponsel.

"Lo suka, sama Rehan!?" tanya Naura hingga Selvi membulatkan matanya. Ia langsung menutup mulut Naura rapat-rapat.

"Ih! Kok mikir kesitu sih?" tanya gadis itu saat Rehan sudah duduk dikursinya begitu pun Gilang.

"Lagian, pas ngeliat dia. Kayak senang banget," kekeh Naura setelah tangan Selvi menjauh dari mulutnya.

"Biasa aja, hehehe." Selvi mengeluarkan alat tulisnya saat seorang guru memasuki kelas dan pelajaran pun berlangsung.

"Arkan!"

Arkan terkejut saat namanya disebut, sedari tadi pikirannya melayang kemana-mana bahkan tak sadar kalau guru menuliskan soal dipapan tulis.

"Ngelamun! Tumben!" ucap guru wanita bernama Bu Jessi.

"Kenapa, Bu? Kangen sama kejahilan saya?" tanya Arkan polos hingga mengundang tawa beberapa siswa.

"Kerjakan soal di depan!" perintah Bu Jessi hingga tatapan Arkan tertuju pada papan tulis.

"Jawabannya apa?" bisik Arkan pada Rehan dan Gilang yang sok sibuk menulis sesuatu dibuku.

"Sttt! Heh! Jawabannya!" ucap Arkan lagi pada dua sahabatnya itu.

"Arkana Putra Samdrick! Kerjakan! Sekarang!" Bu Jessi bangkit dari duduknya dengan penggaris besi ditangan.

Arkan melangkah kedepan dengan ragu, bibirnya komat-kamit membaca soal fisika yang sama sekali tidak mampu dipaham oleh kepalanya.

"Nomer berapa, Bu?" tanya Arkan setelah mengambil spidol.

"Kamu nggak liat!? Yang belum ada jawabannya cuma nomer lima! Cepat kerjakan!"

Gilang cekikikan menahan tawa dan masih fokus pada buku tulis dihadapannya. Rehan pun sama, pemuda itu hanya mencoret-coret kertas dengan lirik lagu barat.

"Nomer lima ya, hehe..." Arkan mendekat ke papan tulis dengan spidol yang sudah terbuka.

"Ayo kerjakan!" perintah Bu Jessi mulai kesal.

"Em..." Arkan menuliskan sesuatu.

"Kok soalnya kamu tulis lagi!?" tanya Bu Jessi kesal, tawa dari seisi kelas tak dapat terhindari.

"Ya, biar aesthetic." Arkan menjawab ngasal membuat Bu Jessi geram lalu memukulkan penggaris pada lengannya dengan pelan.

"Giliran soal Naura aja, kamu gercep! Jawab soal Fisika nggak bisa!"

Arkan menggaruk kepalanya dengan tatapan tertuju pada Naura yang tengah menahan malu.

"Kalau kamu bukan seorang Samdrick, sudah pasti kamu nggak keterima sekolah disini, IQ dibawah rata-rata."

Kepala Rehan dan Gilang terangkat menatap Bu Jessi yang nampaknya sengaja mengucapkan kalimat tersebut.

"Saat siswa-siswi yang lain belajar buat naik kelas, kamu cuma ketawa-ketiwi pacaran sama Nau--"

"Jangan bawa-bawa nama Naura!" ucap Arkan memotong ucapan Bu Jessi.

"Jangan bawa-bawa nama Samdrick juga," tambah Rehan bangkit dari duduknya.

"Ibu, guru baru ya?" tanya Gilang menatap Bu Jessi yang nampaknya sangat kesal.

"Bu, kita emang seorang Samdrick! Tapi kita nggak pernah nyogok sekolah buat kenaikan kelas atau pun yang lain-lain. Semua siswa juga tau." Rehan menjelaskan dengan tangan terkepal.

"Bener, Bu!" tambah Selvi membela Rehan diikuti beberapa siswa lainnya.

Arkan menuliskan jawaban dipapan tulis saat yang lain tengah berargumen untuk Bu Jessi.

"Ini jawabannya, nomer satu dan tiga keliru jadi saya benerin!" Arkan menaruh spidol dihadapan Bu Jessi kemudian kembali duduk dikursinya dengan tatapan setajam elang.

Suasana kelas menjadi senyap tanpa suara, Bu Jessi memeriksa jawaban di papan tulis dan seketika terdiam tak berani menatap Arkan yang masih melayangkan tatapan tajam padanya.

Kring!!!

Tanpa sepatah kata, Bu Jessi langsung meninggalkan kelas saat mendengar bel tanda istirahat berbunyi. Beberapa siswa langsung keluar dari kelas lain halnya dengan Arkan dan dua sahabatnya.

"Siapa sih namanya!?" tanya Arkan melonggarkan dasinya.

"Guru baru kali," jawab Gilang yang juga tak mengetahui nama guru yang baru saja mengajar mereka.

"Argh!"

Arkan menendang mejanya dengan kuat hingga menimbulkan suara yang sangat keras. Naura sampai bergidik kaget, begitu pun Selvi dan beberapa siswa yang masih berada dikelas.

"Udah, santai aja." Rehan menghampiri Arkan diikuti oleh Gilang.

"Gue nggak suka kalau ada orang yang nyinyirin marga kita! Emang dia siapa!? Dia kira gampang apa jadi seorang Samdrick!" keluh Arkan enggan menatap teman-temannya.

"Makanya, lo harus buktiin kalau yang dipikirin guru tadi salah." Naura mendekat membuat Arkan menoleh masih dengan ekspresi kesal.

"Gue salah ngomong?" tanya Naura canggung seketika.

"Lo pinter ya, bisa ngerjain tugas didepan," ucap Selvi menimpali.

Arkan menatap papan tulis kemudian menarik napas panjang.

"Bukan gue yang ngerjain," ucap Arkan membuat yang lain kaget.

"Maksud lo?" tanya Rehan bingung.

"Gue nggak tau, kayak ada yang ngomong dikepala gue dan gue bisa jawab soal itu," ucap Arkan menatap Naura sendu.

"Bisa gitu ya?" tanya Gilang polos.

"Udah ah, nggak usah dipikirin. Kita ngantin aja, Selvi laper tuh. Kasian, ekhem!" rayu Naura menatap Rehan dan Selvi bergantian.

Gilang yang mengerti langsung mendorong Rehan agar berdekatan dengan Selvi.

"Apaan sih!" ucap keduanya lalu pergi dari kelas. Gilang tertawa lalu menyusul menyisakan Arkan dan Naura yang masih diam ditempat.

"Ayo, ngantin?" ajak Naura mengulurkan tangannya. Arkan menghadap Naura kemudian memeluk gadis itu dengan posisi masih duduk dikursi.

"Maaf ya. Karena aku, nama kamu jadi dipandang buruk sama guru tadi. Mungkin guru lain juga." Arkan mendongakkan kepalanya pada Naura yang juga tengah menatapnya.

"Arkan... Harusnya gue yang bilang maaf sama lo karena semua orang pun tau kalau derajat gue jauh dibawah elo."

Naura berucap dalam hati kemudian meminta pemuda itu untuk bangkit dari duduk. Dengan telaten ia membenarkan dasi Arkan juga tatanan rambutnya.

"Udah ganteng! Yuk kekantin, nyusul yang lain." Naura tersenyum membuat Arkan juga ikut tersenyum. Mereka pun melangkah meninggalkan kelas menghampiri teman-temannya yang sudah berada dikantin.








TBC
Yah pas nggak di minta komennya sedikit🌻

Arkan X NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang