41. Jujur

2.2K 454 124
                                    

"Tumben lama, kesiangan bangun?" tanya Arkan pada Naura yang baru saja keluar dari pintu.

"Sengaja, biar lo ninggalin. Eh taunya masih nangkring," ketus Naura lalu masuk kemobil. Ia sempat tersenyum pada Pak Aryo.

"Tadi malam bukannya udah maafin aku?" tanya Arkan saat mobil tancap gas.

Naura menatap Arkan tiba-tiba ia tertawa membuat Arkan bergegas mencari cermin.

"Pak! Kok nggak bilang sih kalau masih ada bedak!" gerutu Arkan pada Pak Aryo yang juga ikut tertawa.

"Udah hilang?" tanya Arkan.

Naura mengangguk dan kembali mengalihkan pandangannya keluar jendela. Arkan mengajaknya bicara namun tak ia respon sama sekali.

"Nau," panggil Arkan spontan membuat Naura menoleh.

"Jangan diemin," manja Arkan menarik tangan Naura agar berada dikepalanya.

"Terus apa dong?" tanya Naura mengusap kepala Arkan hingga membuat pemuda itu tersenyum padanya.

Arkan mengalihkan pandangannya dan tak sengaja menatap seorang gadis yang berdiri ditepi jalan.

"Pak! Pak! Berhenti!" Arkan meminta Pak Aryo untuk berhenti dan saat mobil mengerem, Arkan langsung turun membuat Naura juga ikut turun.

"Lara!? Lo nunggu taksi? Sama gue aja yuk!"

Naura melototkan matanya dengan tatapan tak percaya. Saat Arkan menatapnya, ia langsung memalingkan wajah.

"Makasih deh, gue nunggu taksi aja. Kalian duluan aja," balas Lara pada tawaran Arkan.

"Bentar lagi bel, mending ikut--"

"Arkan! Kalau lo ngajak dia, gue yang pergi!" Naura hendak berjalan menjauh dari mobil namun Arkan dengan cepat memasukkan gadis itu kedalam mobil dengan menggendongnya.

Arkan memasangkan sabuk pengaman untuk Naura kemudian mengunci pintu agar tertutup secara otomatis, Pak Aryo diam saja tak berani melerai keduanya.

"Ayo, ikut gue." Arkan menarik tangan Lara namun Lara tak kunjung menggerakkan kakinya.

"Makasih, itu ada taksi."

"Taksi!" panggil Lara, sebuah taksi berwarna biru pun berhenti didekat mereka.

"Gue duluan ya, see you!" pamit Lara setelah masuk kemobil.

"Yah, padahal 'kan niat gue baik." Arkan kembali masuk kemobil dengan ekspresi santai. Arkan melirik Naura, ia langsung mengusap wajahnya dengan kasar.

"Lara lagi!" decak Naura mengalihkan pandangannya keluar jendela saat mobil sudah tancap gas lagi.

"Nau!" panggil Arkan saat gadis itu turun dari mobil padahal mobil belum sepenuhnya parkir didepan gerbang SMA SARANAYA.

"Duh, ribet lagi!" Arkan turun dari mobil kemudian mengejar gadis itu.

Arkan berhenti memanggil saat Naura sudah masuk kekelas. Ia pun mengurungkan niatnya untuk mengajak gadis itu bicara tentang kejadian barusan.

Seorang guru lelaki memasuki kelas, pelajaran berlangsung dengan tenang tanpa gaduh sedikit pun karena sedari tadi Arkan si pembuat onar hanya mengarahkan pandangannya pada Naura namun gadis itu tak kunjung balas menatapnya hingga bel istirahat berbunyi.

"Gue mau kewarung Mbak Sari, kalian ikut?" tanya Gilang pada Arkan dan Rehan.

"Boleh tuh," jawab Rehan cepat.

"Sel, ke perpus yuk?" ajak Naura menarik Selvi keluar dari kelas.

Arkan mengalihkan pandangannya saat punggung Naura sudah menghilang dibalik pintu. Decakan terdengar jelas hingga membuat Rehan dan Gilang mendekat padanya.

Arkan X NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang