PART 01 - Meet Goncalve

34.7K 2.3K 312
                                    

Suaranya seakan-akan menghipnotis gadis itu sampai ia menunggu suara pria itu yang kedua kalinya.

"Kenapa kau bersantai di sana? This is not a beach, silly girl. Minggir!" ucap Altherr Goncalve yang jengkel.

Gadis itu mencoba bangun. Meyakinkan diri bila ia bisa. Menahan sakitnya sekuat tenaga dan berhasil berdiri, namun ia akan segera jatuh lagi. Tiba-tiba seseorang meraih tangannya dan menahannya agar gadis itu tidak jatuh. Gadis itu mendongak dan mata abu-abunya menembus sorot mata Altherr yang sekali lagi mampu menghipnotis dirinya. Tajam, tetapi mengandung sihir. Gadis itu menatap setiap inci wajah Altherr yang lantas muncul pertanyaan, dia dewa atau manusia?

"I'm so sorry," ucap gadis itu dan melihat ke kakinya. "Kakiku sakit jadi aku--"

Belum selesai bicara. Altherr menariknya, gadis itu mengikuti kemana pria itu menariknya. Altherr membukakan pintu mobil sport untuknya, memintanya untuk masuk. Gadis itu sempat ragu, takut mengotori bangkunya. Altherr dengan kasar mendorongnya hingga gadis itu duduk. Setelahnya Altherr kembali ke dalam mobil dan masuk ke gerbang di depannya. Gadis itu jadi tahu kenapa Altherr memintanya minggir tadi, karena di depannya adalah rumahnya. Ralat, gadis itu menyesal menyebutnya rumah. Itu bukan sembarangan rumah, melainkan mansion. Seperti istana megah bak di negeri dongeng. Ia baru tahu ada mansion semegah ini di LA. Gadis itu melirik Altherr bertampang dingin dan mobil sport-nya, lalu ke arah mansion jauh di sana. Pertama kali ia bertemu pria kaya seperti dia.

Altherr menopang gadis itu dan membawanya ke dalam mansion. Melihat Altherr pulang bersama seorang gadis yang tampak kacau membuat Pius penasaran dan lebih cepat melangkah.

"Tn. Altherr, apa yang terjadi?" tanya Pius.

"Pegang gadis ini atau dia akan jatuh," ucap Altherr dengan dingin.

Pius segera mendekat untuk memegang tangannya, namun gadis itu menolak secara halus. Ia juga meminta Altherr melepas tangannya. Ia yakin bisa menahan kakinya sekarang. Altherr melepasnya dan segera mengelap tangannya ke jaketnya. Gadis itu melipat tangannya, dingin sekali. Kebetulan Ulrich muncul, dia bersama Moses.

"Oho, siapa gadis manis ini?" tanya Ulrich dengan nada menggoda ke arah Altherr.

Altherr membalas, "Hanya orang asing yang butuh bantuan. Seharusnya tadi aku panggil 911 saja. Jangan menggodaku, Ulrich!"

Ulrich terkekeh dan menatap gadis itu. "Godness! Dia badah kuyup dan kedinginan. Kenapa kalian.... Ssh, dimana Anne?"

Kemudian Ulrich dengan lantang memanggil Anne, kepala pelayan kedua di mansion ini. Anne datang dan segera menuruti perintah Ulrich yang menyuruhnya mengambil handuk. Ulrich menyuruh Pius membuka jasnya dan memberikannya pada gadis yang belum diketahui namanya itu.

"Pius, urus gadis ini. Aku mau istirahat," ucap Altherr dan melangkah pergi. "Moses ikut aku!"

Moses segera meluncur. Kemudian Ulrich mengajak gadis itu ke ruang tengah. Gadis itu diminta duduk di sofa yang berhadapan dengan perapian.

"Lututmu terluka, nak. Pius akan mengobatinya," ucap Ulrich.

Gadis itu hanya tersenyum, ia merasa tidak enak sekali. Anne datang dan menggantikan jas Pius dengan handuk tebal nan lembut ke tubuh gadis itu. Ulrich menyuruh pelayan lain untuk membawa kotak obat.

The MAFIA Lord's DesiresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang