"Cari tahu lebih banyak tentang gadis itu, dan atur beberapa Black Gonca untuk mengawasinya." Altherr berbalik, menatap Moses Elwood.
Dellza kembali lagi ke pusat rehabilitasi, untuk Theo Burckhalter. Dia salah satu manusia yang cukup berarti baginya. Begitu sebaliknya bagi Theo, di usianya 27 tahun ia harus merasakan kehidupan rehabilitasi pasca kecanduan dengan narkoba dan Dellza selalu mendukungnya untuk bisa sembuh. Dellza menerima segala kekurangannya dan mencintainya dengan tulus, membuat Theo setia menaruh hatinya untuk gadis itu. Di ruang makan, Dellza dengan telaten menyuapi Theo yang tak melepas pandangan darinya sama sekali.
Aku menikmati setiap detik bersamamu di hari ini. Karena mungkin ini yang terakhir kita bertemu, ucap Dellza dalam hati.
"Ini sangat lezat!" kata Theo.
Dellza tersenyum. "Setelah ini, kau minum obatmu."
"Dari tanganmu lagi."
Gadis itu turuti apapun yang dia inginkan. Selesai Theo meminum obatnya. Dellza membereskan peralatan makannya dan melirik arlojinya. Dia melontarkan keinginannya untuk pulang, dengan alasan Manka menunggunya. Dellza berdiri dari kursi dan bersiap untuk pergi. Sebelum itu, Theo menangkup wajah Dellza dan mendekatkan wajahnya ke wajah gadis berusia 23 tahun itu. Kali ini tak ada penolakan dari Dellza ketika Theo mengecup bibirnya. Ciuman itu semakin dalam dan tubuh mereka saling berhimpitan. Bayangan Jarvis Goncalve kembali melesat di kepala Dellza, ia langsung melepas pagutannya dan tersenyum sambil mengelus rahang Theo.
"Aku akan pergi sekarang. Jaga dirimu, okay?" ucap Dellza.
Theo mengecup dahi Dellza. "Kau juga. I love you. Aku mohon, kembalilah lagi."
Sesak sekali rasanya di dada Dellza. Theo tidak tahu bila ini hari terakhir kekasihnya menemuinya. Dellza tidak bisa berkata jujur atau mengucap perpisahan, ia khawatir itu akan mempengaruhi pengobatan Theo. Dia sangat tahu bagaimana Theo terhadap dirinya, pria itu tak bisa mendengar hal buruk yang menyangkut tentang Dellza Leuzinger. Bila Theo tahu Dellza sudah menikah dengan pria lain, keadaan akan memburuk.
Dellza pun melenggang pergi. Air matanya melolos. Theo di belakang yang tidak tahu kebenarannya, memperhatikan Dellza dengan senyum. Perasaannya bahagia, sementara Dellza begitu patah.
⚔▫️👑▫️⚔
Dalam kurun waktu beberapa hari mungkin Dellza harus bermalam di hotel. Ya, dia memilih hotel yang berada di pinggir jalan dan berseberangan dengan toko-toko. Pagi ini ia seperti Dellza pada biasanya, bangun pagi dan sarapan. Setelah itu mencoret-coret buku catatannya di meja dengan poin-poin yang muncul di kepalanya. Apa yang akan dia lakukan hari ini. Hal pertama yang ada dalam daftar ialah ia akan mencari pekerjaan.
Well, Dellza berpikir ia harus memulai hidupnya yang baru. Secara mandiri. Meskipun uang dalam ATM yang dia simpan begitu bengkak, ia harus bekerja. Dellza menutup buku catatannya dan berdiri di depan cermin. Mematut diri sembari mengikat rambut panjangnya, kemudian mengenakan jaket berwarna cokelat. Dalam pantulan cermin, Dellza tertuju pada jari manis tangan kirinya. Cincin pernikahannya dengan Jarvis melingkar di sana.
Wanita yang sudah menikah seharusnya bersama suaminya sekarang. Namun nampaknya Jarvis tidak berbuat apa-apa lagi sekarang. Apakah dia melepasnya? Ada baiknya juga, dengan begitu Dellza bebas. Tapi akan lebih baik lagi bila Jarvis menceraikannya. Dellza sangat inginkan itu. Daripada terbelenggu dalam hubungan tak jelas ini. Dellza menghela napas pelan dan meninggalkan kamar hotelnya. Gadis itu keluar gedung hotel.
Langkah kakinya berhenti dan perasaannya langsung aneh tatkala mendapati seorang berpenampilan formal dan serba hitam membukakan pintu mobil. Mobil mewah itu beberapa meter di depannya. Pria lain yang juga berada di dekat mobil berjalan mendekat ke arah Dellza Leuzinger.
KAMU SEDANG MEMBACA
The MAFIA Lord's Desires
Romance"I'm selfish, I just want you to be only MINE." Altherr Goncalve, mafia Don yang paling ditakuti. Mysterious, abusive, powerful and dominant. Ia tak lepas dengan tindakan ilegal. Kriminalitas sangat melekat dihidupnya. Sibuk berbisnis dan berperang...