PART 39 - Her Protector

11.2K 1K 131
                                    

Di dalam air, Altherr berada diambang kesadaran. Ia menguatkan diri untuk tetap sadar. Mengingatkan diri bila ada wanita yang membutuhkannya. Di balik air yang menghalangi mata, ia lihat bagaimana mereka memperlakukan Dellza. Sangat kasar. Memaksanya untuk menaiki boat yang datang. Mereka ingin menculiknya.

"Lepas! Lepas!!! Altherr!!!" Dellza meronta-ronta.

Ia memukul wajah salah satu dari mereka dan menendang yang lain. Hingga ia berada di sisi lain dan berhadapan dengan mereka. Mereka mengancamnya untuk menyerahkan diri atau peluru akan mengakhiri hidupnya. Altherr dengan sisa kekuatan berenang ke atas, ia menyerang mereka dari belakang. Menarik salah satu kaki mereka hingga jatuh ke dalam air. Lalu Altherr naik ke atas boat. Merebut pistol mereka. Dellza melihat pistol di laci boat, ia mengambilnya dan bergabung bersama Altherr. Mereka bersama melawan hingga suara tembakan terdengar nyaring. Dellza menembak salah satu dari mereka yang memukuli Altherr. Dua yang lainnya melompat ke boat lain dan kabur. Namun berhasil dihadang oleh boat-boat pengawal Goncalve yang datang.

Altherr berjalan lemas ke arah Dellza. Dellza menjatuhkan pistolnya dan berjalan menuju Altherr. Mereka berpelukan. Altherr mengecup-ngecup Dellza, merasa lega wanitanya masih bersamanya. Dellza menangis, ia ketakutan. Tapi yang paling membuatnya takut adalah kehilangan Altherr. Dellza menahan tubuh Altherr yang lemah. Pengawal Goncalve datang dan mengevakuasi mereka.

Dari jarak yang jauh sekali. Di tepi pulau. Seorang wanita tua berambut pirang menurunkan teropong dari matanya. Ekspresinya geram sekali. Dia tidak sendiri, ada seorang pria berpakaian formal dan casual di belakangnya.

"Brengsek, que suerte tiene esa mujer! Selalu lolos dari maut!" ucapnya.

▪︎(Spanish | betapa beruntungnya wanita itu)

"Setelah ini giliranmu," sambar Ben Samuelson.

Blodeyn berbalik, menatap kesal pemuda itu. Ben mengingatkan Blodeyn akan orang-orang suruhannya yang tertangkap pengawal Goncalve. Blodeyn memegang tongkatnya dengan kuat.

"Kita berdua, Ben! Kita yang merencanakan ini. Why are you so relaxed?!" kata Blodeyn.

Ben membalas, "kau Nyonya besar Goncalve, seharusnya kau bisa mengatasi ini."

"Kau tahu bagaimana Altherr! Kau tahu siapa dia! Dia lebih berkuasa. Ulrich mungkin masih di sebut the lord of Goncalve, tapi cucunya itu ... the big Lord! Ulrich sudah menyerahkan Goncalve pada Altherr." Blodeyn mendengus, "Altherr bisa menendangku dari keluarga ini. Apalagi aku bukan keturunan Goncalve."

"Bisa kau tidak panik?" kata Ben. "Aku bilang, kau nyonya besar Goncalve. Kedudukan kakek lebih tinggi daripada cucu. Aku yakin Ulrich tidak sepenuhnya menyerahkan Goncalve pada Altherr. Altherr memang dapat posisi pemimpin G7 mafia. Tapi tidak mungkin semua warisan Goncalve jatuh di tangannya selama Ulrich masih hidup. Kau istrinya Ulrich, dan dia mencintaimu ... dia takkan membiarkanmu keluar dari Goncalve."

Kata-kata Ben cukup bagus, namun tidak meruntuhkan keyakinan Blodeyn bila dirinya akan dalam bencana. Altherr is so powerful. Dia punya segalanya lebih dari yang dimiliki Ulrich. Bisa dikatakan Altherr tidak butuh warisan Goncalve, dia sendiri punya kekayaan dan kekuatan melebihi yang diturun temurunkan generasi Goncalve. Altherr bisa saja menyerang Ulrich bila menentangnya.

Pandangan mata Blodeyn kosong. "Dellza sangat berpengaruh untuk Altherr. Wanita itu seperti harta terbesarnya. Kau tidak bisa bayangkan apa yang akan terjadi bila ada orang yang menargetkannya."

"Kau ... baru bisa berpikir begini setelah kegagalan terjadi, Blodeyn. Impressive." Ben tersenyum kecut.

"Selama ini yang ku pikirkan hanya menyingkirkan Dellza dari Goncalve. Aku tidak memikirkan yang lain."

The MAFIA Lord's DesiresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang