Jerome Samuelson menghentikan mobilnya di pelataran kediaman Goncalve. Ia keluar dan menutup pintu mobil sport-nya sembari melihat ke mobil sport di sebelahnya. Dengan segera Jerome berjalan setengah berlari masuk ke mansion. Kebetulan ia bertemu Pius. Kepala pelayan itu berjalan menunduk dengan erus mengusap matanya dengan lengan.
Jerome menahan dengan memegang pundaknya. "Pius, kau menangis?" tanyanya.
Jerome mengangkat kepalanya dan menekuk bibirnya ke bawah. "Tuan Jerome ..." rengeknya.
"Ada apa? Altherr sudah pulang?"
"Itu masalahnya."
"Masalah apa maksudmu?"
"Tuan Altherr bertengkar dengan Dellza. Aku sedih sekali melihat Dellza menangis seperti itu. Tuan telah menyakitinya."
"Menyakiti bagaimana?" Jerome terlihat khawatir, "dimana mereka?!"
Pius menunjuk ke arah dapur. Jerome segera pergi ke sana. Di sana ada Anne dan Daniel, mereka memperhatikan pasangan suami istri itu. Ekspresi Anne terlihat sedih, sementara Daniel terlihat datar.
"Kenapa kau bisa menyalahkan aku, Altherr? Bagaimana bisa?" Dellza mengusap matanya.
Altherr tidak menjawab, ia pergi dari hadapan Dellza. Berlalu menjauh dari wanita itu. Jerome menahan Altherr dengan mencekal pundaknya. Altherr meliriknya dengan tajam.
"Kau menyalahkan Dellza atas apa?" tanya Jerome.
"Seharusnya kau memberitahunya. Kau membuatnya terlihat bodoh karena bertingkah masih hamil, dan itu menyakitiku," ucap Altherr dengan dingin.
"Arghh!!"
PRANGG!!!
Dellza berteriak dan membanting piring, ia menangis histeris. Anne berjalan cepat ke arah wanita itu.
"Kau akan pergi sementara Dellza hancur seperti itu? Dimana Altherr yang lembut pada Dellza?" kata Jerome.
Altherr diam. Dellza menepis tangan Anne yang hendak memeluknya, matanya tertuju pada sosok Altherr. Dia marah dan sedih.
Dellza melangkahkan kakinya. "Aku yang mengandung dan kau berpikir aku senang kehilangan anak itu? You blame me! Aku tidak bisa menerimanya! Altherr!!!"
Altherr melenggang pergi. Jerome tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Setega itu Altherr? Dellza ingin mengejarnya, namun Jarome tahan. Dellza marah dan mendorongnya. Wanita itu berjalan cepat untuk mengejar Altherr. Dellza terus memanggilnya, namun tidak digubris. Altherr membuka pintu utama dengan kasar dan keluar tanpa menutupnya lagi. Altherr menuruni anak tangga teras, hampir sampai ke pelataran mansion, namun tertahan begitu Dellza berhasil mencekal lengannya.
"Kau tidak bisa menghilang, muncul dan pergi lagi! Kau menyalahkanku dan semarah ini padaku," gumam Dellza dan air matanya terjatuh.
"Daniel!" panggil Altherr dengan lantang.
Daniel muncul. "Ya, Tuan."
"Bawa dia masuk!" perintah Altherr.
Dellza menggelengkan kepala dan semakin mempererat tangan Altherr, ia tidak izinkan Altherr pergi bersama kemarahan untuknya. Dellza beralih berada di depan Altherr. Menghalangi jalannya.
"Apa kau sungguh akan pergi? Membiarkan aku sedih?" tanya Dellza.
Altherr diam dan lewat di samping wanita itu, ia membuka pintu mobilnya. Dellza melihat sesuatu di tangannya, ia membawa pecahan kaca. Dellza mengarahkan tangannya ke dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The MAFIA Lord's Desires
Romansa"I'm selfish, I just want you to be only MINE." Altherr Goncalve, mafia Don yang paling ditakuti. Mysterious, abusive, powerful and dominant. Ia tak lepas dengan tindakan ilegal. Kriminalitas sangat melekat dihidupnya. Sibuk berbisnis dan berperang...