PART 30 - Stone Prison

12.3K 1.3K 179
                                    

Previously in Devilish Goncalve ...

Dua gelas kaca yang tersisa sedikit minuman berwarna pekat dan satu botol borboun yang berada di atas meja dipandangi Jerome Samuelson

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua gelas kaca yang tersisa sedikit minuman berwarna pekat dan satu botol borboun yang berada di atas meja dipandangi Jerome Samuelson. Kemudian melirik Altherr Goncalve yang terbaring di sofa.

"Siapa yang datang sebelum aku?" tanya Jerome.

Altherr tanpa membuka mata menjawab, "Kenneth."

Jerome mengangkat satu alisnya dan mendaratkan bokong di sofa. "Brother, you are friends with him now?"

"Nah. Perampok pengecut itu datang untuk urusan Jasmine."

"Dia akan memburu Theo?"

Altherr membuka mata dan mengambil posisi duduk. Dia katakan keputusan yang ia katakan pada Kenneth, bila Theo akan jadi urusannya. Altherr akan bertanggung jawab sebab Theo mencelakai Jasmine pasti untuk menarik perhatiannya. Kemudian Altherr mengambil dua gelas kotor tersebut dan beranjak ke dapur. Jerome mengikutinya, dia membuka kulkas untuk mencari minuman. Altherr memasukan gelas kotornya ke mesin cuci. Jerome memperhatikannya sembari meneguk minuman bersoda.

Jerome menyampaikan rasa salutnya dengan hal kecil yang Altherr lakukan, membereskan gelas kotor. Biasanya pelayan yang melakukannya. Altherr membenarkan ucapan sahabatnya itu. Sejak tinggal sendirian di rumah bernuansa nyctophile ini, membuat Altherr melakukan apapun sendirian. Altherr bisa saja memanggil pelayan dari mansion, tetapi alasannya kembali lagi pada keinginannya untuk sendirian.

"Kau sudah berduka sendirian selama beberapa hari ini. Apa kau sama sekali tidak memikirkan bagaimana Dellza?" gumam Jerome, "dia mungkin tidak bisa sepertimu. You should be with her."

Altherr menyandarkan bokongnya ke tepi table on top. Terlihat berpikir.

Jerome menghela napas pelan. "Aku mengerti perasaanmu, tapi aku juga mengerti perasaan Dellza. Well, I'm sorry ... aku tidak memberitahu soal kegugurannya. Aku sungguh tidak tega mengatakannya, sepertimu."

Altherr menatapnya.

"Kendalikan egomu. Stop and come to her. Dellza membutuhkanmu," kata Jerome.

"Aku menyesal." Altherr menjeda ucapannya selama beberapa detik, "kemarahan ini membuatku begitu brengsek. Aku tidak ingin menyakitinya. I love her."

"She is love you too."

Lontaran kata barusan membuat Altherr agak terkejut. Jerome mengangguk, ia yakin dengan ucapannya. Jerome memberitahu apa yang Dellza katakan siang tadi. Sejak Dellza hamil, Dellza ingin menerima dan mencoba menyayangi Altherr. Demi anak yang dikandungnya. Walaupun Dellza tidak secara langsung mengatakan bahwa ia mencintai Altherr, namun perasaan itu jelas terbesit di mata dan kata-kata Dellza. Jerome ingatkan Altherr saat Dellza menahannya untuk pergi dari mansion, dengan tulus Dellza ingin Altherr bersamanya.

The MAFIA Lord's DesiresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang