Downtown LA, California.
Pertemuan bisnis di Goncalve Co. telah rampung, berjalan baik. Terlihat Altherr Goncalve puas dengan meeting yang berjalan selama setengah jam. Ia berdiri dari kursi, diikuti para staff dan rekan bisnisnya. Kemudian meninggalkan meja meeting bersama seorang pria yang merupakan rekan bisnisnya. Selepas Altherr pergi, para staff baru bisa membereskan barang-barang mereka dan meninggalkan ruangan.
"Baik, Tn. Goncalve. Aku akan pergi. Sampai bertemu di Pembrook nanti," ucap pria itu pada Altherr. Mereka berada di hallway.
Altherr hanya diam tak berekspresi dan menatap rekannya yang melenggang pergi. Kemudian CEO itu menuju ruang kerjanya. Ruangan yang luas dan begitu maskulin juga mewah. Kaca selebar dinding memperlihatkan pemandangan kota dari atas. Moses datang, menghampiri Altherr yang sedang meneguk botol air mineral.
Moses bilang, "Tuan, Ben datang ke mansion."
Dahi Altherr langsung mengernyit. Ia menurunkan tangannya yang memegang botol dari mulutnya, menatap Moses dengan ekspresi heran. Ben beberapa hari ini enggan bicara dengannya, tapi sahabatnya itu datang ke mansion. Altherr membuang botol ke tempat sampah dan memeriksa ponselnya, tidak ada pesan atau panggilan dari Ben Samuelson. Biasanya Ben selalu memberi kabar jika dia memang ingin datang ke mansion.
"It's weird," ucap Altherr.
"Dia datang menemui Dellza dan membawanya pergi," kata Moses.
Altherr tersenyum hambar. Ia memasukan kembali ponsel ke saku celananya dan mendekat ke sebuah meja. "Kau sudah mengurusnya?" tanyanya.
"Ya, Tuan. Daniel melakukan apa yang Tuan intruksikan," jawab Moses.
Altherr membuka laci, ada lebih dari lima pistol di dalam sana. Ia mengambil salah satunya, menyelipkannya di belakang tubuh dan melenggang pergi. Moses mengekorinya. Sebuah mobil mewah sudah siap di pelataran depan pintu utama gedung. Pengawal membukakan pintunya untuk Altherr Goncalve.
Setelah Altherr dan Moses berada di dalam mobil, supir yang juga bersetelan formal melajukan mobilnya. Altherr dan Moses duduk saling berhadapan. Moses menyiapkan meja dan meletakan laptop. Altherr mengenakan earpiece-nya. Moses menjalankan laptopnya sampai memunculkan rekaman CCTV yang berada di Goncalve's mansion. Terlihat kedatangan Ben, pria itu bicara dengan Pius dan Pius mengantar Ben ke kamar Dellza. Dengan sorot mata dingin Altherr melihat Ben yang membawa pergi Dellza.
Bos Mafia itu tidak terkejut bila ini akan terjadi. Ia sudah memprediksinya sejak Caroline Marooe menemui Dellza kemarin. Altherr berpikir Caroline akan berbuat sesuatu, ia mengenal bagaimana wanita itu. Terlebih Caroline menentang dirinya bersama Dellza. Sehingga Altherr mengatur strategi. Ia bicara dengan Moses dan para pengawalnya, bila Caroline atau siapapun datang dan menemui Dellza, biarkan itu terjadi. Bahkan jika orang itu membawanya. Altherr minta mereka mengikuti permainan orang tersebut. Melihat Ben yang justru melakukan itu, tak menepis prediksi Altherr bila Caroline ada dibalik ini. Selain memang kerena Ben tidak suka Altherr bersama Dellza, pasti Caroline juga menjadi alasan. Ben selalu menuruti kemauan badgirl itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The MAFIA Lord's Desires
Romance"I'm selfish, I just want you to be only MINE." Altherr Goncalve, mafia Don yang paling ditakuti. Mysterious, abusive, powerful and dominant. Ia tak lepas dengan tindakan ilegal. Kriminalitas sangat melekat dihidupnya. Sibuk berbisnis dan berperang...