PART 26 - Overthinking

14.2K 1.2K 74
                                    

Before that day ...

Beverly Hills, LA.

Crap!
Perasaan bergemeretak dalam diri Dellza Goncalve. Momen di perpustakaan mansion siang ini membuatnya merasa telah hilang akal. Amarah dan penyesalan terselip di dalam hati setelah membiarkan dirinya berhubungan intim dengan bos mafia itu, seseorang yang dia benci.

Wanita dengan rambut panjang yang indah itu berdiri di dekat jendela yang terbuka. Matanya menatap langit keunguan, diujung senja ia memikirkan kejadian panas itu. Masih tidak percaya atas apa yang ia lakukan sendiri. Tangannya memegang bibir, bayangan ketika Altherr menciumnya merasuki pikiran. Kemudian tangannya turun ke leher, ia terbayang ketika Altherr juga menciumnya di sana dan memegang lehernya ketika menidurinya.

Dellza terus menggerakan tangannya ke beberapa titik yang Altherr sentuh. Kejadian itu sudah berlalu sejak beberapa jam yang lalu, namun rasanya sentuhan Altherr masih tertinggal. Tanpa sadar ia mendesah pelan sembari memegang jendela dengan kuat. Kupu-kupu seakan terbang diperutnya, menimbulkan sensasi menggelitik.

"Shit!" Rutuk Dellza dan memejamkan mata, kemudian membukanya lagi. "Apa yang kau pikirkan, Dellza? Hentikan!"

Ia berdebat dengan dirinya sendiri. Tiap kali ia membayangkan momen intim itu dan hanyut di dalamnya, ia akan merutuki dirinya sendiri.

"Why the hell is this fucking moment still in my head?!" Dellza memukuli kepalanya sendiri.

Tiba-tiba tangan seseorang mencekalnya. "Kenapa kau begitu frustasi karena keputusanmu sendiri, my love?"

Dellza menoleh dan menurunkan tangannya dari cekalan Altherr. Dellza merasa dirinya benar-benar di luar kendali, ia sampai tidak sadar Altherr sudah kembali ke kamar. Dellza ingin pergi dari hadapannya, namun pria itu menahannya dan mendorongnya ke jendela. Tangan Altherr memegang pinggang Dellza, berseringai menatap wajah wanita di depannya yang tampak malu.

"Don't be shy, love. Kita suami istri. Melakukan seks itu hal yang normal," gumam Altherr. "Jika kau menolak disentuh suamimu, kau abnormal. Apa aku salah meminta hakku?"

"Apa kau tidak mengerti rasanya tidak mau?" Dellza balik bertanya.

Altherr tertawa pelan. "Pikiranmu mengatakan tidak, tapi hatimu mengatakan ya. I can feel that."

"Kau salah."

"Baiklah, katakan kenapa kau membiarkan aku menyentuhmu?"

"Stop talking this shit!" Dellza mendorong Altherr dan berpaling dari hadapannya.

Altherr tersenyum. "Kau begitu menikmatinya, my wife. Suara desahanmu masih terngiang-ngiang di telingaku. I like your moaning more than music."

Dellza menghentikan langkah kakinya. Posisinya membelakangi Altherr. Altherr berbalik dan bersandar di jendela, melipat tangannya di depan dada.

"Menolak sentuhanku memang hal yang sulit," katanya dengan nada arogan.

Dellza berbalik dan berteriak, "Aku sudah mencoba menghentikanmu! Tapi kau memaksaku. Aku ingin melawanmu, tapi aku takut kau akan melukaiku untuk yang kesekian kalinya! Aku juga memikirkan anakmu ini. Aku tidak mau bila aku terluka, dia juga akan terluka!"

"Oh oh ... calm down, love." Altherr menurunkan tangannya, "jadi benar kalau wanita yang sedang hamil itu sensitif sekali. Ah nope, kau memang sensitif sejak awal."

"Berhenti menggodaku, bloody mafia!"

"Sshhh!" Altherr berjalan mendekat. "Perhatikan kata-katamu saat bicara, sayang. Ingat kau sedang mengandung."

The MAFIA Lord's DesiresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang