25. Permintaan Maaf
"Lain kali, dengarkan penjelasan orang lain dulu baru mengambil kesimpulan,"-Dara Renata Fransiska.
***
Angkasa melempar bola basket yang dia pegang ke sembarang arah hingga bola tersebut jatuh ke kolam renang. Tak sampai di situ saja, samsak yang ada di dekatnya juga menjadi sasaran amukannya.
Tangannya terus memukul samsak tersebut dengan penuh tenaga. Erangan kesal ia keluarkan bersama dengan luapan amarahnya yang kian memuncak.
"Sialan!" maki Angkasa pada dirinya sendiri.
Angkasa kesal karena merasa gagal menjaga Dara seperti yang Arya amanah-kan kepada dirinya. Untung saja Arya maupun Mario sedang tidak berada di sini, jika kedua pria itu di sini Angkasa tidak tahu bagaimana nasibnya nanti.
Bisa-bisa kedua pria itu marah besar kepadanya.
"Ah, sialan!" Angkasa malah memukul dirinya sendiri untuk melampiaskan amarahnya.
"Lo bego, udah gitu tolol!" maki Angkasa kepada dirinya sendiri.
Suasana malam yang sunyi membuat Angkasa bebas berbuat sesukanya. Apalagi dia hanya sendirian di rumah saat ini.
Angkasa menyudahi aksinya karena dia harus ke rumah sakit untuk mengecek keadaan Dara.
***
Angkasa tersenyum lega saat melihat bahwa kini Dara sudah siuman. Bahkan kini cewek itu sedang bercanda gurau bersama Raja dan Kenzo.
Dengan langkah pelan, Angkasa menghampiri ketiga anak manusia itu. Lewat isyarat mata, Angkasa menyuruh kedua cowok itu untuk pergi meninggalkannya berdua bersama Dara.
"Ogah," kata Raja saat paham maksud kode yang Angkasa berikan.
Angkasa melototi Raja yang di balas pelototan juga oleh Raja. "Keluar," usir Angkasa tanpa suara.
"Idih, maksa!" ucap Raja.
"Gus sama Raja di luar, kalau Angkasa jahatin lo, panggil kita." Ucap Kenzo kepada Dara sebelum menyeret Raja keluar dari ruangan itu.
"Awas lo," Raja memperagakan seolah memotong leher kepada Angkasa.
Setelah kedua cowok itu keluar, Angkasa duduk di kursi yang semula di duduki oleh Raja. Keheningan tercipta di antara keduanya.
"Iqbal sama Dania pulang?" tanya Angkasa memulai obrolan.
"Iya."
"Udah makan?"
"Udah."
"Obatnya udah di minum?"
"Iya."
Angkasa bukanlah orang yang pandai dalam memulai topik pembicaraan, apalagi akhir-akhir ini hubungannya dengan Dara tidak baik-baik saja, jadi dia bingung harus bagaimana.
"Aku minta maaf," ucap Angkasa seraya memainkan cincin pertunangan di jari manis Dara.
"Aku tau aku salah, aku minta maaf karena enggak percaya sama kamu. Maafin aku," sesal Angkasa lalu memeluk tangan gadisnya itu.
"Maaf," ucap Angkasa seperti anak kecil.
Dara merentangkan tangannya sehingga Angkasa masuk ke dalam dekapannya. Percaya atau tidak, sekarang cowok itu menangis.
"Maafin aku, kamu boleh pukul aku karena ucapan aku waktu itu-"
"Sttt." Dara mengusap kepala kekasihnya itu dengan sayang lalu mencium puncak kepala cowok itu.
"Aku ngerti, tapi aku mohon sama kamu. Semarah apapun, tolong jangan pernah bilang kayak waktu itu, ya? Aku sakit banget dengernya," ucap Dara dengan lirih.
"Maaf, aku minta maaf," ucap Angkasa.
"Aku juga minta maaf karena gak ngasih tau kamu soal Langit," ujar Dara.
"Sekarang mau ceritain soal Langit ke aku, kan?" tanya Angkasa yang di balas anggukkan antusias oleh Dara.
"Jadi, Langit itu ...."
***
Malam harinya, gang depan kawasan SMA Garuda sedang ramai sebab ada anak-anak Flaster yang nongkrong di sana.
"Ya ampon! Gini amat nasib kang jomblo," ucap Ragil mengipas-ngipasi wajahnya menggunakan buku catatan hutang milik Kenzo.
"Lah, udah putus sama si Lani, Gil?" tanya Raja yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Si Lani selingkuh sama Rogi, njir! And gue baru tau kalau si Lani itu pacarnya Tayo sama Gani!" ucap Ragil sedikit terbawa emosi karena mantan pacarnya itu ternyata playgirl.
"Nama-namanya kayak di film, anjir!" komentar Bima.
"Eh, lo pada tau nggak kalau café biasa kita datengin itu punya pegawai yang cantik sekarang?" tanya Arya mengalihkan topik.
"Namanya Ayrin, kan?" tanya Bagas yang di angguki oleh Arya.
"Jadi, gaes... sebenernya dia tuh-"
"Mon maap, mon maap! Kawasan ini di larang ghibah!" ucap Dewa menepuk-nepuk meja.
"Astaga! Si Wawa gombel ganggu aja acara ghibah gue!" ucap Arya frustasi. "Ayo gaes, kita pindah ke pojok biar ghibahnya makin asik!" ajak Arya kepada sohib-sohibnya yang ingin mendengar ghibahnya.
"Kalau cinta sudah membara!"
"Aha-aha!"
"Rindu jadi menggebu-gebu!"
"Uhu uhu!"
"Janji janji seribu janji!"
"Ihi ihi!"
"Janji apel di malam mingguuu!"
Kenzo dan beberapa anggota inti Flaster lainnya mengadakan konser dadakan di jalan raya.
"Suka-sukaa! Duduk di pinggir jalan!"
"Senang-senang..."
Mereka kompak terdiam karena lupa lirik selanjutnya. Anak-anak kecil yang sejak tadi mendengarkan mereka menyanyi langsung tertawa melihat beberapa cowok itu diam.
"Makanya kalau gak hafal lirik, gak usah sok mau nyanyi!" ucap anak-anak itu lalu pergi sebelum Kenzo mencopot sepatunya.
"Ya, Allah. Pada ngacir padahal gue gue cuman mau garuk telapak kaki," gumam Kenzo seraya menggaruk telapak kakinya.
----------------------------to be continued, baby KaRa❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASADARA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[SEKUEL BISA DIBACA TERPISAH] [NEW VERSION] Kisahnya singkat, sesingkat pertemuan mereka. Kisahnya juga telah usai, sebelum waktunya. Sesungguhnya, kebahagiaan hanyalah pemanis dalam cerita ini karena sebenarnya kesedihan lah yang menjadi dasar a...